Bagian 20 ( Ternyata...)

12.1K 1K 59
                                    

Klik ☆ sebelum baca yaa ^^

Usia kehamilannya sudah bulan ke enam tapi Melati merasa jika Azzam tak punya rasa luar biasa untuk menyambut kelahiran anak mereka. Bahkan saat usia kandungan Melati 3 bulan, dirinya mengalami pendarahan karena stres tapi Azzam dengan tenang menyuruhnya untuk pergi ke rumah sakit sendiri.

Hati Melati sangat sakit saat itu dan belum selesai rasa itu, mereka kembali bertemu dengan Symponi, wanita yang pernah dicintai Azzam. Melati semakin tak terima karena melihat gelagat aneh pada Azzam saat memandang wajah Symponi dari jauh.

Hatinya panas karena terbakar cemburu. Azzam jelas masih mencintai Symponi. Lalu bagaimana dengan dirinya?

"Nggak... ini nggak bisa dibiarkan. Aku harus lakukan sesuatu untuk memperingatkan Symponi"
.
.
.

"Umi, ini bunganya aku taruh di pot aja ya?" Tanya Symponi saat dirinya tengah sibuk menata beberapa bunga aster yang dibelinya tadi pagi.

"Iya, nak. Kalo nggak salah di dekat kolam ikan ada beberapa pot kecil yang masih kosong" sahut Salamah yang sedang menyiram tanamannya.

"Oke. Oya, umi. Diva mau ajak aku makan malam di rumahnya. Menurut umi gimana?"

Salamah tersenyum. Sepertinya doanya mulai terjawab sekarang, "umi terserah kamu aja, nak. Kalau kamu sudah merasa siap dan yakin dengan Diva, nggak ada salahnya dicoba"

Symponi mengangkat pot kecil dan membawanya ke teras, "Symponi sudah bilang iya, mi. Tapi ko ada rasa takut ya"

Salamah menghentikan perkerjaannya dan berjalan ke arah Symponi, "takut kenapa? Diva kurang baik sama kamu?"

Symponi menggeleng, "bukan, umi. Tapi Symponi takut kalau kejadian dengan Azzam dulu kembali terulang"

Salamah mengerti, rasa itu pasti akan menghantui Symponi kembali. Anaknya tak mungkin bisa melupakan saat-saat itu dengan mudah. Hari terberat dalam hidupnya. "Umi bukan membela Diva tapi umi bisa merasakan kalau Diva tulus, nak. Perasaan ini berbeda dengan waktu ibu ketemu Azzam dulu. Diva jauh lebih baik dari laki-laki itu"

Symponi terdiam. Dia juga merasakan hal yang sama. Diva dan Azzam dua orang yang berbeda. Jika dulu dirinya lah yang begitu mencintai Azzam, kali ini berbeda. Diva lah yang begitu mencintainya. Symponi baru mengerti kenapa ada orang yang berkata kalau 'lebih nyaman dicintai daripada mencintai'.

"Iya, umi. Doakan Symponi dan Diva ya. Symponi berharap jika Diva lah yang terbaik"

Salamah tersenyum lalu memeluk Symponi erat.

"Symponi.... Symponii!"

Salamah dan Symponi terkejut mendengar suara teriakan seseorang dari pagar rumahnya.

"Loh, Melati?"

Wajah bingung menghiasi Symponi dan Salamah. Apalagi saat melihat kemarahan dari wajah Melati.

"Kamu... tolong kamu jauhin Azzam!" Ucapnya.

Alis Symponi terangkat, "jauhi? Maksud kamu apa?"

"Nak, Melati. Ayo kita duduk dulu di dalam" pinta Salamah.

"Nggak perlu! Cukup disini saja, tante. Aku cuman mau kasih peringatan untuk Symponi agar menjauhi suamiku!"

"Kamu bicara apa sih? Aku dan Azzam sudah tidak ada hubungan apa-apa!"

"Bohong! Mas Azzam sering melamun dan itu sejak bertemu lagi denganmu!" Nafas Melati mulai ngos-ngosan karena daritadi dia menahan emosinya.

"Dengarnya Melati! Aku sudah tidak ada hubungan apapun dengan Azzam dan kalau kamu lupa, kamu lah yang menghancurkan hubunganku dengan Azzam!" Jawab Symponi.

Symponi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang