Maaf jika ada typo ^^
Playlistnya boleh lah diputar dulu ^^
Sejak dua hari yang lalu, saat Diva mengungkapkan perasaannya, Symponi menjadi tak tenang dalam tidurnya. Dia terus saja mengingat semua yang dikatakan oleh Diva. Ntah, kanapa Symponi merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Diva itu benar adanya.
Dia sudah berjanji pada abi dan uminya bahwa dirinya akan melupakan Azzam dan memulai hidup yang baru tapi kenapa hanya dengan melihat senyum Azzam kamarin pertahanan hatinya hancur seketika. Dia telah mengkhianati janjinya sendiri.
Symponi tak mengerti seperti apa ikhlas itu tapi yang pasti dia masih belum bisa melupakan Azzam dengan cepat.
Setelah menghela nafasnya berkali kali, Symponi meraih ponselnya dan mendial nomer seseorang tapi kemudian mengurungkannya kembali. Dia lebih memilih untuk mengirim pesan saja pada Diva.
Symponi mengatakan bahwa dirinya ingin bertemu dengan Diva nanti sore. Permintaan dari Symponi itu langsung di amini oleh Diva. Lelaki tampan itu langsung menjawab 'iya' dan Symponi juga sudah mengirim dimana tempat untuk mereka bertemu nanti.
.
.
.15 menit lebih cepat, Diva sudah duduk manis disalah satu kursi di Kafe ini. Berkali kali Diva memeriksa kembali penampilannya sore ini, dengan memakai kemeja lengan pendek dan celana jeans, sebenarnya Diva sudah sanggup menarik perhatian para pengunjung lain yang berjenos kelamin wanita tapi tetap saja rasa percaya dirinya turun drastis ketika akan bertemu dengan Symponi.
Mereka mencuri curi pandang pada dokter muda yang tampan itu. Walau Diva terkesan cuek tapi mereka menganggap sikap Diva itu cool. Tubuhnya yang profosional dengan kulit putih, tentu saja mudah mengundang perhatian.
Di luar sana, Symponi baru saja sampai, dia juga msmeriksa kembali penampilannya. Dia ingin membicarakannya sekali lagi dengan Diva sore ini.
Begitu tangannya mendorong pintu kafe, dia sudah dapat melihat Diva yang sibuk dengan ponselnya. Pria tampan itu terlihat mengacuhkan semua pandangan yang mengarah padanya.
"Selamat sore, Diva" sapa Symponi.
Diva tersentak dan hampir menjatuhkan ponsel yang ada ditangannya, "eh, sore" sahut Diva yang berdiri kikuk di depannya.
Symponi sampai tertawa kecil melihat kegugupan Diva yang tergambar jelas di wajahnya.
"Maaf ya kalau aku mengagetkan kamu" ucap Symponi ketika dia telah duduk di hadapan Diva.
Diva tersenyum, "ga apa apa, aku terlalu fokus memandang ponsel ku tadi" Diva ikut duduk dan suasana berubah aneh seketika.
Mereka saling diam walau kadang saling mencuri pandang satu sama lain.
"Emm... maaf ya kalau aku ganggu kamu. Kamu harus ke sini padahal aku tahu kamu pasti sibuk kan di klinik?" Ucap Symponi mencoba mencairkan suasana.
Diva menggeleng, "ga apa apa. Kebetulan di bulan ini klinik tidak terlalu banyak pasien. Abah bisa mengatasi semuanya."
Mereka kembali diam.
Symponi sibuk menyusun kalimat untuk Diva. Dia bingung harus memulai dari mana. Mereka bukan sedang membicarakan tawaran pekerjaan tapi ini sebuah permintaan untuk menjalin hubungan. Symponi tak tahu bagaimana kalimat yang tepat untuk mengatakan semuannya.
"Jadi... ada apa?" Tanya Diva akhirnya.
Symponi menggigit bibir bawahnya, "emm... aku sudah memikirkan semuanya selama dua hari ini."
"Soal apa?" Pancing Diva. Dia bukan tidak mengerti kemana arah pembicaraan mereka tapi dia hanya ingin Symponi mengatakannya sendiri. Untuk masalah jawaban apa yang akan Symponi katakan, Diva telah menyiapkan hatinya. Walau jujur, tak sedikitpun hatinya siap jika Symponi menolaknya.
"Maaf Diva-"
Diva menahan nafasnya. Dia melihat jemari Symponi yang saling bertautan, itu tandanya dia sedang gelisah. Mungkin ini bukan jawaban yang Diva inginkan. Ayolah Diva, di tolak itu tidak buruk.
"Aku... aku-" Symponi memejamkan matanya dan itu tak luput dari pengawasan Diva.
"Aku tidak akan memaksa kamu Symponi. Jadi apapun keputusan kamu, tidak akan merubah pertemanan kita jika itu yang kamu khawatirkan. Kita sudah sama sama dewasa bukan, tidak lagi seperti remaja yang jika cintanya ditolak maka akan bermusuhan."
Symponi menggela nafasnya. Sepertinya dia lega mendengar penjelasan dari Diva tadi.
"Aku mau mencobanya" ucap Symponi pelan.
"Heh? Apa?"
Symponi menggigit bibirnya lagi. "Aku mau mencobanya bersama kamu" ulang Symponi.
Diva tak merespon apapun. Lelaki itu terdiam dengan mata yang memandang lurus ke arahnya.
"Diva..." panggil Symponi.
Diva kembali ke alam sadarnya.
"Ap...apa kamu bilang tadi? Menerima aku?" Tanya Diva seolah tak percaya dan Symponi mengangguk.
Hati Diva mengeluarkan kembang api seketika. Ada eforia yang tidak kasat mata. Jantungnya berpacu kencang dan senyum mengembang dari bibirnya.
"Kamu serius kan?"
Symponi kembali mengangguk, "maaf jika ini membuat kamu terkejut tapi aku sudah memikirkan semuanya. Aku mau mencoba semuanya. Aku mau kamu ikut berjuang bersamaku, memberiku dukungan dan memotivasiku dengan kasih sayang kamu, agar dia-" Symponi memegang dadanya, "agar dia cepat hilang dari sini"
Diva memegang tangan Symponi yang ada di atas meja. Tangan itu mengelus lembut permukaan tangan Symponi. Jika saja jarak mereka tidak terhalang oleh meja, mungkin Diva akan memberikan sebuah kecupan pada tangan lembut itu. Semua yang terjadi pada mereka tak luput dari perhatian para wanita yang tadi menaruh harapan pada lelaki ini.
Ada desahan kekecewaan dari mereka ketika melihat Diva mengenggam tangan Symponi. Mereka cukup mengerti jika mereka pasti memiliki hubungan yang special.
"Terimakasih untuk kesempatan ini. Aku tak berani menjanjikan apapun padamu tapi yang pasti kita jalani hubungan ini seperti air yang mengalir. Kita coba untuk saling mengenal satu sama lain. Aku berharap jika ini akan berlanjut pada tahap yang lebih serius" Diva melihat perubahan pada air muka Symponi. Mungkin Diva salah mengucapkan kata 'serius' tadi.
"Maaf, aku salah bicara"
"Tidak, aku hanya sedikit terkejut" jawab Symponi.
Diva tersenyum, "jadi apa sekarang aku sudah boleh memiliki panggilan khusus untukmu?"
Symponi terkekeh, "tentu saja"
Jawaban dari Symponi membuat kebahagiaannya membuncah. Ahh, jadi seperti ini rasanya kasmaran.
.
.
.Ada yang kangen Bang Diva ga ?
Kangen aku?
Kangen Azzam?
Atau kangen Melati?
Mereka berdua akan aku munculin lagi nanti..hohoo..Banjarbaru, 10 April 18

KAMU SEDANG MEMBACA
Symponi (SELESAI)
RomansaDitinggalkan dan dikhianati. itu yang yang dialami oleh Symponi Cahaya Dhuha. Tepat dihari pernikahannya, saat para undangan sudah hadir Symponi mendapat surat yang berisi tentang sebuah pengakuan dan permintaan maaf dari tunangan dan sepupunya. Ha...