Maaf kalau ada typo ya ^^
Sudah satu minggu sejak Symponi kembali ke rumahnya dan keadaannya sudah semakin membaik. Tak ada drama seperti yang sudah sudah. Walau terkadang jika dia kembali mengingat hal-hal manis yang pernah Azzam lakukan padanya, Symponi merasa hatinya seperti tercubit, sakit.
"Sayang, kamu yakin mau mengajar lagi?" Tanya Salamah saat melihat Symponi membereskan peralatan musiknya.
"Yakin, umi. Sudah 3 bulan Symponi meninggalkan sekolah musik, rasanya kangen juga."
"Tapi kan ada Abdul dan Nisa yang mengurus sekolah musik kamu. Mereka sangat bertanggung jawab ko selama kamu nggak ada"
Symponi tersenyum, "bukan masalah tanggung jawab mereka yang Symponi maksud, umi. Symponi merindukan anak-anak didik Symponi. Mereka bisa menghibur hati Symponi yang terasa sepi ini"
"Kalau kesepian kan bisa ajak Melodi jalan-jalan ke mall"
"Iya, nanti Symponi juga ajak Melodi ke mall tapi sekarang Symponi mau ke sekolah dulu"
Salamah hanya bisa mengangguk. Sebenarnya yang Salamah takutkan adalah jika Symponi bertemu dengan Azzam. Siapa tau pasangan tak tau diri itu masih mengantarkan adiknya Melati untuk latihan drum di sana. Setahu Salamah, Sakti masih sering latihan drum di sekolah musik milik Symponi. Tak tahu diri memang.
"Kalau ada apa-apa, segera hubungi abi atau umi ya, nak" Salamah memegang tangan Symponi.
"Iya, umi. Insyallah tidak akan terjadi apa-apa. Symponi sudah sembuh" jawabnya meyakinkan Salamah.
Akhirnya Salamah mengangguk dan mengantar Symponi sampai depan pintu.
"Symponi berangkat, umi. Assalanulaaikum" pamitnya.
"Waalaikumsalam. Jangan lupa hubungi umi kalau ada apa-apa"
Symponi mengangguk dan masuk ke dalam mobilnya.
Tak perlu waktu lama untuk Symponi sampai di 'Nada' tempat les musik yang dibangunnya sejak 5 tahun yang lalu itu. Sekolah ini merupakan bangunan ruko lantai 2 yang dibeli Symponi dari uang yang dia kumpulkan dari hadiah lomba biola yang dia ikuti sejak usia belasan tahun.
"Assalamulaaikum..." ucap Symponi ketika kakinya sudah memasuki ruang musik dan tentu saja yang pertama kali menyahut salamnya adalah Nisa.
Perempuan muda yang berumur 22 tahun itu langsung memeluk Symponi erat.
"Kakak apa kabar?" Tannya nya sambil sedikit terisak.
"Loh, kenapa menangis? Kakak baik-baik aja" jawab Symponi sambil terkekeh.
"Kakak maaf tak bisa menemani kakak, disini lagi banyak kerjaan dan Nisa tau, kakak paling ga suka sama orang yang tidak bertanggung jawab"
Symponi melepaskan pelukan mereka lalu menjangkau tisu yang ada di dekatnya, "nih, sapu dulu air matanya. Kakak sudah sehat. Berkat doa kalian. Terimakasih ya" dan Nisa pun msngangguk.
"Bagaimana anak-anak? Apa perkembangan musik mereka semakin bagus?"
Abdul mengangguk, "iya kak, alhamdulillah dan maaf Ka Symponi. Saya terpaksa mencari tenaga tambahan. Jujur kami kewalahan" jawab Abdul.
Symponi mendekat, "tak apa jika itu memang perlu. Aku percaya pada kalian berdua"
"Terimaksih kak" jawab Nisa dan Abdul.
"Oya, kalau kalian di sini, siapa yang lagi mengajar kelas piano?" Tanya Symponi.
"Emm... itu ka. Guru baru yang ngajar" Abdul menggaruk belakang kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Symponi (SELESAI)
Roman d'amourDitinggalkan dan dikhianati. itu yang yang dialami oleh Symponi Cahaya Dhuha. Tepat dihari pernikahannya, saat para undangan sudah hadir Symponi mendapat surat yang berisi tentang sebuah pengakuan dan permintaan maaf dari tunangan dan sepupunya. Ha...