Maafkan jika ada typo ya ^^
"Kamu bisa sakit kalau terlalu lama hujan-hujanan" ucap Diva.
Diva yakin jika Symponi tetap pada posisinya tanpa mendengarkan apa yang dia ucapkan barusan.
Setelah mendengar suara itu, Symponi menurunkan wajahnya dan melihat ke arah sumber suara itu dan saat itulah, untuk pertama kali mata mereka bertemu.
Diva terpaku di tempatnya, bahkan payung yang ada di genggamannya pun terjatuh ke tanah.
"Kamu... mendengarku?" Ucap Diva sedikit terbata.
Symponi memejamkan matanya sejenak agar air yang berada dipelupuk matanya kini turun dan bercampur dengan air hujan. Di bawah hujan dia mengeluarkan semua rasa sakit yang dia tahan selama ini. Rasa kecewa yang besar membuatnya terpuruk hingga ke titik ini.
Diva yang melihat itu hanya diam dan memberikan Symponi waktu untuk mengeluarkan semuanya, dia berharap dengan begini Symponi bisa merasa lebih baik.
15 menit mereka berada dibawah hujan, hampir semua pakaiannya ikut basah oleh rintik hujan yang mulai mereda. Dalam diamnya Diva juga memperhatikan wajah Symponi yang sudah basah kuyup, lalu dia berinisiatif untuk mengeluarkan sapu tangan yang masih setengah kering dari dalam saku celananya lalu memberikannya pada Symponi.
Diluar dugaan Diva lagi, tangan Symponi terulur untuk menyambut sapu tangan itu dan sebuah ucapan sukses membuat tangan Diva bergetar, "terimaksih" ucapnya yang terdengar samar-samar ditelinga Diva.
Diva mengangguk dan berjongkok di depan Symponi, "apa kamu mau masuk sekarang?" Tawar Diva.
Symponi mengangguk lamban.
Dengan cepat Diva berdiri lalu meraih kursi roda Symponi kemudian mendorongnya ke arah Salma beridiri.
"Biar saya dok yang mengantar Symponi" ucap Salma.
Diva mengangguk dan menyerahkan Symponi pada Salma, "gantikan dia dengan baju yang lebih tebal, agar tubuhnya lebih hangat. Nanti saya akan menyusul kalian ke kamarnya" ucap Diva sebelum melangkah pergi.
Salma memgangguk paham dan membawa Symponi kembali ke kamarnya.
Dengan arah yang berlawanan, Symponi sempat melihat Diva dari ekor matanya. Dia berfikir jika Diva adalah orang baik.
.
.
.Dengan gerakan pelan Salma menyisir rambut Symponi yang panjang. Sekarang mereka tengah duduk di sofa di dalam kamar Symponi. Salma duduk menyamping agar bisa leluasa menyisir rambut Symponi.
"Apa... itu tadi dokter?" Tanya Symponi akhirnya.
Salma sempat terdiam, karena ini adalah komunikasi pertama mereka setelah beberapa hari. Salma tak menyangka jika Symponi akan berbicara padanya.
"Apa kamu mendengarku?" Tanya Symponi ulang seraya berbalik.
Salma terkejut dan menjatuhkan sisirnya. Dengan cepat Symponi memungut sisir itu dan menyerahkannya pada Salma.
"Maaf ya, mba. Saya... agak terkejut akhirnya mba Symponi mau berbicara sama saya" ucap Salma.
Symponi tersenyum tipis, "tak apa" jawabnya lalu kembali membelakangi Salma.
"Iya, itu tadi dokter Diva, dia yang menangani mba Symponi selama berobat disini"
Symponi mengangguk.
Salma telah selesai menyisir rambut Symponi yang masih setengah kering dan itu bertepatan dengan datangnya Diva ke kamar Symponi. Lelaki berjas putih itu sudah tampak rapi dengan mengganti pakaian basahnya tadi dengan kemeja yang baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
Symponi (SELESAI)
RomansaDitinggalkan dan dikhianati. itu yang yang dialami oleh Symponi Cahaya Dhuha. Tepat dihari pernikahannya, saat para undangan sudah hadir Symponi mendapat surat yang berisi tentang sebuah pengakuan dan permintaan maaf dari tunangan dan sepupunya. Ha...