Happy Reading!
***
Seminggu semenjak tragedi di Bali itu, baik Harry maupun Barbara semakin jengah dengan perasaan yang mereka rasakan saat ini.
Barbara yang memaksakan dirinya mengurangi frekwensi ketemuannya sama Harry dengan alasan sibuk. Sebaliknya, Harry ngga berusaha menelpon Barbara juga. Kalaupun seseorang menanyakan kabar Harry, Barbara bilangnya "Baik-baik aja". Yeah semoga.
"BARB!" Emma tersenyum sumringah saat menyapa Barbara dimejanya. Cewek yang disapapun hanya berdehem. Males ladenin siapapun saat ini. Moodnya bener-bener buruk.
"Lo sibuk ngga dua minggu kedepan?"
Barbara berusaha mengingat-ingat. Dengan status jomblonya sekarang, fyi dua hari setelah liburannya di Bali. Barbara memutuskan hubungannya dengan Evan. Putusnya baik-baik kok, Evan tidak memaksa Barbara lagi untuk ngelanjutin hubungannya. Mungkin memang mereka ngga cocok. Entahlah..
"Nope." Jawabnya datar.
"Bagus. Berarti lo musti datang di acara pertunangan gue!"
"WHAT?!" Barbara menatap Emma dengan raut wajahnya yang sangat terkejut. Cewek itu mendudukkan Emma dikursinya sendiri. Sedangkan dia memilih buat berdiri untuk jaga-jaga kali aja Emma bakal kabur.
"Lo ngga kebobolan kan, Ems?"
Emma tertawa keras. "Gila aja. Ya ngga lah! Nanti deh, pas abis married, gue hamil sepuas-puasnya"
"Terus.. lo kenapa terburu-buru?"
Emma bilang, si doi baru aja dapet beasiswa di Swiss. Orangtua Emma khawatir cowok itu bakal kepincut sama cewek bule yang lumayan jadi fantasi cowok-cowok.
Jadi mereka sepakat dibikinin acara pertunangan. Yang sederhana aja, pesta kecil-kecilan.
Barbara memilih ngga komentar apapun kecuali ikut bahagia bersama sahabatnya itu. Sedikit iri, Barbara juga pengen kayak sahabatnya gitu.
"Ohiya, Harry jangan lupa diajak ya" kata Emma membuyarkan lamunan cewek dihadapannya. "Daripada lo ngga punya pasangan buat datang kan.." sambungnya.
Barbara memilih ngga berkomentar apa-apa. Apa bisa dia bersikap biasa-biasa aja setelah semua yang terjadi akhir-akhir ini?
**
Hari ini hari minggu, Harry bosan. Malas juga waktu dihari minggu dihabiskannya bersama kertas bertumpuk dalam map. Sudah cukup seminggu ini kerjaannya tidak beres. Theo--sang sekretaris tak berhenti mengomelinya. Kadang cowok itu berfikir, gue yang bos nya kok dia yang ngomelin gue. Huf
Pikirannya benar-benar kacau. Dan kalian pasti sudah tebak pemeran utama dipikirannya siapa. BARBARA. Bisa aja saat ini cowok itu datang kerumah sang cewek. Tapi dia ngga boleh kesana. Cowok itu ngerasa kalau Barbara sedikit menghindarinya dan menatapnya seolah-olah dia orang asing. Belum lagi, fakta kalo belakangan ini Barbara sibuk, seakan ngalahinlah kesibukannya Harry dikantor.
Cowok itu merasa kesepian akhir-akhir ini. Menghela napas panjang dan mulai mengganti channel TV dengan remote ditangannya. Menit selanjutnya akhirnya, Harry mematikan televisinya. God, dia benar-benar menyedihkan..
Namun beberapa saat keningnya berkerut ketika membaca deretan huruf dilayar lcd handphonenya.
"Halo?" Katanya agak ragu.
"Halo Hazz," sapa suara lembut, seksi. Suara yang sangat dirindukannya.
"Ng.. Ya Barb?"
"Lo lagi sibuk ato nggak? Kalo lo ngga sibuk, mampir sini ke rumah gue. Gue bikin puding coklat lumayan besar yang jelas sekali ngga bisa gue habisin sendiri"

KAMU SEDANG MEMBACA
My GIRL.
RomanceKalau ada kata lain yang melampaui kata 'sahabat' yah itulah kami. Berbagi cerita dan berbagi rahasia. Bahkan tanpa disadari, cintapun tumbuh diantara kami. Walaupun kami memilih untuk bertahan tanpa salig memiliki. Tapi sekuat apapun kami menyang...