Happy reading
**
Vallerie benar, menjauh sepenuhnya dari Barbara bukan solusi baik. Mereka harus bicara.
Meskipun dibebani perasaan ragu dan nyali yang agak menciut, dia nekat menunggu di luar dekat pintu depan. Dia ngga sendiri, ada Vallerie yang mengawasinya dari jauh dan sesekali memberikan kepalan tangan semangat saat dia menoleh kearahnya.
"....ya gitu deh. Ngga usah segitunya juga."
Seketika dada Harry berdesir mendengar suara yang sangat lembut, lalu mendadak nyeri. Pemandangan didepan matanya sudah sangat menjelaskan alasannya.
Harry mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras saat melihat cowok lain merangkul Barbara. Buat urusan cinta, Harry ingin egois, nggak pengen membagi cintanya dengan cowok lain apalagi sampai menyentuhnya. sayang, dia ngga bisa berbuat apa-apa soal ini.
Ugh, belum.. koreksinya.
Langkah Barbara mendadak terhenti ketika matanya menangkap sosok Harry, dalam balutan kemeja putih dan blezer warna hitam. Berdiri tak jauh dari pintu masuk. Menunggunya lebih tepatnya.
Cewek itu meraih tangan Luke dan bermaksud mempercepat langkahnya melewati sosok Harry.
Harry menahan tangan cewek itu saat akan melewatinya "Aku butuh ngomong sama kamu"
"Kamu keparkiran duluan ya?" Ucapnya pada Luke.
"Tapi kamu bakal baik-baik aja kan?"
Barbara tersenyum dan mengangguk untuk meyakinkan cowok itu. Cowok itu melayangkan pandangan sekilas ke Harry lalu meneruskan langkahnya.
**
"Hazz, waktunya kurang tepat---"
Cowok itu segera memotong ucapan Barbara "Dengerin aku. Aku tau omonganku ini kedengaran aneh, tapi serius Barb.."
"...."
"Aku merindukanmu, sungguh. Merindukanmu bikin aku selalu dengar lagu favorit kamu atau sekedar ngeliat foto kita berdua. Aku tau ini kedengaran cheesy. Aku cuman... hm pengen nyari alasan buat ngingat kamu setiap waktu. Aku cuman berusaha buat melupakan kenapa sebodoh itu menghancurkan satu-satunya harapanku"
"Hazz, dont---"
"Ngga, Barb. Aku belum selesai. Aku udah berusaha meyakinkan diri kalo perasaan ini cuma rasa biasa aja, nothing special. Tapi makin kesini, aku malah yakin kalo ini bukan sekedar perasaan kesahabat doang. Aku beneran sayang banget sama kamu."
"Dan ngulang kejadian dulu lagi?" Potong Barbara cepat.
"Kenapa sih kamu langsung nething gitu? Aku bukan dia" Cowok itu menghela napas lalu melanjutkan "aku ngerti kamu masih terluka karena itu. Tapi kenapa kamu ngga ngasih aku kesempatan sih Barb? Aku dan dia itu beda. I can do better"
Barbara menghela napas. "But, what if ur not?" Ujarnya dengan suara lemah.
"Kenapa sih kamu selalu nething dulu?"
"...."
"Oke. Kalo itu, jawab dengan jujur, Barb. Apa kebersamaan kita belakangan ini ngga ada artinya buat kamu?"
"Aku takut nyakitin hati kamu"
"Jawab aja Barb! Sakit sekarang ato besok ngga ada bedanya."
"Ngga! Buatku, semuanya ngga ada artinya. Ngga ada yang istimewa. It's just sex Hazz"
Kata-kata itu terdengar Seperti ada tangan besar yang kasat mata meremas dadanya kuat. Harry butuh beberapa waktu sebelum menenangkan diri dan berkata, "Well.. I see.." Jawabnya lirih. Bahkan hampir tak terdengar oleh Barbara.
"Biar kamu tau, aku ngerasa semuanya istimewa karena aku sayang banget sama kamu" Sambungnya lagi. Cowok itu menghela napas. Berusaha menahan butiran air bening yang akan keluar dari matanya lalu melanjutkan "thank you and good bye".
Harry melangkah menjauh dari Barbara. Menuju tempat dimana Vallerie berada.
Tanpa sadar dibelakangnya, air mata Barbara seketika jatuh dipipinya menatap punggung cowok itu. Barbara menghapus secara kasar air matanya lalu berjalan menuju parkiran.
**
01.15
Harry baru saja mematikan telfonnya dengan sang sekretaris. Theo mengingatkan dirinya agar bersiap besok pagi-pagi sekali mereka akan berangkat mengurus masalah perusahaannya dibeberapa kota.
Cowok itu menghela napas, menatap layar komputernya dengan pandangan kosong.
Pandangannya teralih ke gitar kayu dan terlintas sebuah rencana dikepalanya. Diambilnya gitar itu dan mengetes suaranya dengan petikan. Good.
Setelah menarik napas panjang, dan merasa sudah siap. Harry mengklik tombol dilayar untunk mengaktifkan program recording-nya.
"Ngh, halo Barb.."
***
Fyuh..
pls vomment.
Xxo♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My GIRL.
RomanceKalau ada kata lain yang melampaui kata 'sahabat' yah itulah kami. Berbagi cerita dan berbagi rahasia. Bahkan tanpa disadari, cintapun tumbuh diantara kami. Walaupun kami memilih untuk bertahan tanpa salig memiliki. Tapi sekuat apapun kami menyang...