Happy reading♡♡
***
Keesokan malamnya..
Ciuman mereka panjang dan lama. Harry menekan bibirnya ke Vallerie, memberinya ciuman panas dan menuntut. Vallerie membalasnya sementara tangannya melingkar dileher Harry.
Posisi mereka Vallerie sedang duduk di pangkuan Harry di ruang tamu apartemen Vallerie.
Harry merasakan bukan hanya bibirnya saja yang kini antusias. Juniornya pun mulai terasa sesak dan sempit dibawah sana..Ponsel Harry bergetar WHAT THE FUCK!!
Harry melepas ciuman panasnya dengan Vallerie lalu tersenyum kecil dan meraih handphonenya disaku celana. "Halo?" Sapanya agak terburu-buru
"HAZZ, gue balik lagi sama Evan.. dia bilang bakalan berubah dan ngelakuin segalanya buat gue" Ucap seseorang diseberang sana.
"Gue juga menatap matanya dan jenis tatapannya itu nggak biasa. Kombinasi takut kehilangan gue dan cinta banget sama gue. You can call me bodoh, Hazz. Tapi.. gue benar-benar luluh---"
"Vallerie say hi" kata Harry datar sementara matanya mengawasi Vallerie yang kini duduk disampingnya.
"Oh hai Vall. Salam kenal" sapa Barbara cepat.
Vallerie nggak bilang apa-apa lho!
"Vallerie ada disana?"
"Yup"
"Gue ganggu ya?"
"Hmm"
"Aduh sorry deh, kita lanjutin besok aja ya'"
"Telat. Lo ngomong aja sekarang" Vallerie bener-bener bete. Harry yakin itu. "Nggak-nggak. Nanti aja gue ceritanya pas mau ke Bali"
"Duh! Iya juga. Gue hampir lupa Barb. Yaudah nanti aja ya Barb."
"Oke sori ya Hazz.. hehe"
"Bye" Harry menekan tombol end-- dan mengembalikkan ponselnya ke saku celana.
Harry baru sadar. Vallerie kini sudah memunggungi Harry. Harry yang sadar karena membuat Vallerie bete kemudian memeluk tubuh Vallerie dari belakang.
"Kamu tau nggak? Kalau kamu lagi bete gini kamu itu gemesin tau"
"Masa?" Vallerie tersipu-sipu
"Berani suerr.. kamu bete aja gemesin gini. Gimana kalau ngga bete. Pingin cium kamu mulu jadinya"
Vallerie membalikkan badannya menghadap Harry lalu mengecup pipinya "Jangan muji aku terus Harry.. Aku---"
"Kamu tau nggak? Aku cuman pengen bilang, kamu hal terbaik dalam diriku saat ini"
Pipi Vallerie bersemu merah---manisnya...
"Kamu cinta aku kan?" Bisik cewek itu sambil melingkarkan kedua tangannya dileher Harry.
"Mungkin iyaa.."
"Mungkin?" Vallerie tersenyum, memamerkan sederet giginya yang putih dan rapi.
"Iya.. mungkin" Harry menekan lembut bibir Vallerie dengan bibirnya dan mereka melanjutkan kegiatan awal tadi.
Ucapan Barbara tadi membuat hati Harry sangat sakit. Serasa ada tangan kasar tak kasat mata meremasnya keras. Harry berusaha se normal mungkin didepan Vallerie. Mungkin saatnya Harry melepas Barbara. Pikirnya
***
Setelah dia menghabiskan waktu bercerita tentang kenapa Barbara kemudian memutuskan buat nerima Evan kembali, cewek itu mendadak kehilangan kata-kata. Dia cuma bisa ngeliatin Harry yang lagi duduk diseberang ruangan tanpa menatapnya.
Barbara menggigit bibir bawahnya, sekarang perasaan bersalah mendatangi dirinya. Apa perasaan Barbara aja ato Harry seksi banget dengan kemeja biru? Harry mengenakan kemeja Biru dan sengaja membuka dua kancing teratasnya.
Barbara menggigit bibir bawahnya. Kadang-kadang imajinasinya ini emang liar beut. Apalagi kalau udah ngeliat Harry begitu. Ugh badannya mendadak panas dingin.
"Ngomong dong.." kata Barbara yang nggak tahan didiemin Harry kayak gini.
"Lo mau gue ngomong apa?" Harry bahkan nggak ngeliat ke arahnya. Astaga cowok itu beneran marah yah--batinnya cemas
"Apa kek.. dimaki juga boleh"
Harry menggeleng kepalanya "percuma. Toh ngga bakal ngerubah fakta lo nerima Evan lagi" Ucapnya datar.
"Tapi--"
"Gue cuma ngelakuin apa yang dilakukan seorang sahabat. I'm happy for you" ugh... fake banget.
Barbara menutup kopernya dengan kasar kemudian duduk disamping Harry "kalau lo memang nggak setuju gue balik sama Evan... fine! Gue bakal pikirin ula---"
Harry mengambil handphonenya dari saku celana. Wajahnya berubah ceria "hai Vall, iya sayang."
Sayang?cuihh.. Barbara mendengus sinis.
"Iya. Ini lagi dirumah Barbara. Udah mau berangkat kok ke bandaranya"
"...."
"oh? mo ngomong sama Barbara?"
"Gue?" Wajahnya terlihat bingung. Harry mengangguk pelan "nih" katanya sambil ngasihin ponselnya ke Barbara.
"Egh.. halo?" Sapanya nggak yakin dan penasaran juga.
"Halo Barb. Salam kenal. Gue Vallerie. Pacarnya Harry"
"Oh iya Vall.. Harry udah cerita tentang elo kok" cih udah jadian ternyata.
"Ohya? Btw gue titip cowok gue yah Barb.."
"Eh heh pasti" senyumnya lebar tersungging di wajahnya. Ini super fake.
"Mau ngomong lagi sama Harry?"
"yeah please.."
Barbara menyerahkan kembali ponsel milih Harry. Harry kembali ngomong dengan Vallerie. Entah ngomong apaan. Barbara setengah merhatiin doang karena lagi sibuk sendiri dengan barang bawaannya.
"Love you too, bye"
Eughh.. jijik banget sumpah. Pengen banget rasanya ngoles minyak angin ke hidungnya biar ngga mual karena romantic scene barusan yang bikin dia ingin muntah beneran.
"Sejak kapan lo jadi sweet gitu?"
"Hehe kayaknya sejak gue yayang-yayangan sama Vallerie. Lo kan juga gitu kalau lagi sama cowok lo"
"Tapi, ini kan beda..."
"Beda apanya?" Harry tertawa geli kemudian tatapannya serius ke arah Barbara.
"Back to topic Evan.. apa lo ngga terburu-buru balik sama dia?"
"Ragu sih" katanya pelan. Akhirnya muncul juga jawaban jujur dari mulutnya. Dia beneran nggak yakin.
"Jadi buat apa balik sama dia?"
"Mungkin karena gue nggak mau kesepian?" Atau karena gue takut makin jatuh cinta sama lo Hazz.. Imbuhnya dalam hatii...
Kesepian bikin gue suka mikir tentang lo, tentang kemungkinan lo bakal balas perasaan gue. Tapi nggak mungkin terjadi kan? Gue harus moveon mengingat kesempatan kita makin terasa mustahil.
Akhirnya orang suruhan Harry datang juga. Barbara jadi bisa ngehindari awkward moment dan ngusir pikiran geblek tentang Harry. Mungkin memang begitulah takdir mereka. Just friend.
---------------
Makin gelap dah..
Jangan lupa Vomment.
Xxo..
KAMU SEDANG MEMBACA
My GIRL.
RomanceKalau ada kata lain yang melampaui kata 'sahabat' yah itulah kami. Berbagi cerita dan berbagi rahasia. Bahkan tanpa disadari, cintapun tumbuh diantara kami. Walaupun kami memilih untuk bertahan tanpa salig memiliki. Tapi sekuat apapun kami menyang...