Selamat membaca:)
**
Author.
Seminggu setelah kedekatan Harry dan Vallerie. Malam ini, Harry mengajak Vallerie nonton.
Harry terpana bahkan tanpa berkedip melihat Vallerie dalam balutan dress bunga-bunga selutun tanpa lengan. Harry menjilat bibir bawahnya yang kering kemudian tersenyum ke arah Vallerie.
"Kamu sangat cantik Vall" pujinya tulus.
Vallerie terkekeh melihat tingkah Harry yang grogi itu. "Makasih" katanya tersenyum sangat manis.
"Gimana kerjaanmu?" tanya cewek itu ketika mereka duduk disofa panjang.
"Lancar Vall" Vallerie hanya manggut-manggut. Kemudian hening cipta diantara mereka.
Harry mengalihkan pandangannya ke arah standing banner film yang sedang tayang saat itu dan perhatiannya kepada film horor yang sekarang ini sedang naik daun dan hangat diperbincangkan. Harry memfokuskan perhatiannya kepada Vallerie. Ketika tatapan mereka bertemu, Vallerie tersenyum manis. Harry dibuat meleleh oleh senyuman manis Vallerie. Dia menyukai senyuman itu.
"Mmhh.. btw kita mau nonton apa Harr?" Ujar Vallerie memecahkan keheningan diantaranya dan Harry.
Harry berdiri kemudian menarik Vallerie dan berjalan menuju antrian tiket. "Suka horror nggak?" Tanyanya sambil menunjuk poster disalah satu jendela kaca.
Vallerie mengangguk sebagai tanda setuju. Harry mencubit pipi Vallerie lembut karena memasang tampang yang menggemaskan lalu kembali memfokuskan dirinya kearah depan sambil mengantri tiket.
Pipi Vallerie merona karena dicubit Harry. Tak butuh waktu lama menunggu, akhirnya Harry dan Vallerie masuk kedalam studio 4 tempat dimana pilihan film mereka ditayangkan.
Sebelum masuk kedalam studio 4, Harry memesan sebuah popcorn berukuran besar dan dua gelas cocacola untuknya dan juga Vallerie saat nonton nanti.
Harry ngga sadar sejak tadi ia terus menggenggam tangan Vallerie tanpa melepasnya bahkan saat mereka memesan makanan. Vallerie terus memperhatikan tangannya yang digenggam posesif oleh Harry dan membuatnya terus tersenyum bahagia.
Harry memilih duduk dikursi paling atas. Harry menyukai posisi kursi paling atas yang membuatnya bisa fokus menonton filmnya.
Saat film dimulai, Harry fokus memperhatikannya. Namun berbeda dengan Vallerie. Cewek itu terus merangkul erat lengan Harry karena ketakutan sehimgga membuat Harry terkekeh melihat ekspresi Vallerie yang lucu, menurutnya.
Harry merasa Vallerie semakin ketakutan. Harry merangkul bahu Vallerie dan membawanya kedalam dekapannya. Refleks Vallerie menaruh kepalanya dan menyembunyikannya didalam dada bidang Harry. Harry tersenyum menatap wajah Vallerie.
Vallerie menatap wajah Harry yang begitu dekat dengannya. Pandangan mereka bertemu. Vallerie tersenyum kearah Harry. Makin lama Harry mendekatkan wajahnya ke Vallerie dan membuat Harry menyentuh bibir lembut Vallerie.
Harry melumat lembut bibir mungil Vallerie dan saat ia mendapatkan balasan ciuman dari cewek itu. Harry langsung saja memasukkan lidahnya kedalam mulut Vallerie. Memperdalam lidahnya didalam mulutnya, mencari lidah Vallerie. Mengecap, melumat dan menjilat setiap inchi seluruh isi dalam mulut Vallerie.
Vallerie terbuai oleh ciuman yang diberikan Harry. Lama kelamaan ciuman mereka semakin panas dan membuat tubuh mereka berkeringat padahal AC didalam studio itu sangatlah dingin.
Kini Harry dan Vallerie tak lagi fokus dengan jalannya film mereka. Mereka fokus memperdalam ciuman mereka dan memberikan sentuhan-sentuhan lembut yang membuat keduanya semakin terbuai.
Harry melepaskan ciumannya kemudian tersenyum kearah Vallerie dan memeluk tubuh Vallerie lalu mencium puncak kepalanya.
Disisi lain..
Malam ini Barbara diajak Evan untuk menemaninya menghadiri pesta pernikahan sepupunya.
Evan anak tunggal dan itu membuatnya sangat dekat dengan ibunya-- begitulah cerita Evan."Mama mana sih" kata Evan dengan wajah khawatir. Tapi Barbara merasa ia mendengar nada takut. Barbara bertanya-tanya apakah terlalu cepat Evan ingin memperkenalkannya kepada Orangtuanya itu. Evan terus menggandeng tangannya dengan sayang dan protektif. Membimbingnya melewati kerumunan para undangan.
Ketika melihat mama Evan berdiri dengan anggunnya didepan meja buffet, Barbara menahan napas saking kagumnya. Mama Evan sangat cantik dan elegan. Jelas sekali bahwa beliau adalah sosialita. Evan membawa Barbara semakin dekat ke mamanya.
Cewek disebelah mama Evan, entah tamu ato memang kenalan yang ikut ke pesta ini bersama beliau, juga nggak kalah cantik. Cewek itu mengenakan gaun selutut yang bahkan bermerk mahal.
"Hai Ma" kata Evan.
"Kamu nggak cium pipi Mama?" Sindir mamanya. Nada suaranya terdengar dingin. Dengan sikap canggung, Evan mencium kedua pipi mamanya.
"Kenalin Ma, ini Barbara.."
"Barbara, tante" Barbara mengulurkan tangannya bermaksud untuk berjabat tangan. Barbara berusaha menampakkan senyum termanisnya. Saat mamanya membalas uluran tangannya. Barbara merasa Mamanya Evan mencengkram tangannya keras banget dan seketika Barbara pun mulai merasakan firasat bahaya.
"Kamu apanya Evan?" Tanya beliau datar.
"Euh,saya---" Belum sempat Barbara menyelesaikan ucapannya.
"Temen Ma" Barbara menoleh ke arah cowok itu dan menatapnya nggak percaya. Matanya melotot sempurna.
HEH TEMEN? TEMEN KATANYA? LALU CINCIN PEMBERIAN INI APAAN? SEBAGAI TANDA PERTEMANAN??? BRENGSEK!! batin Barbara terus berteriak emosi.
----------------
Jangan lupa Vomment.
Xxo..
KAMU SEDANG MEMBACA
My GIRL.
RomanceKalau ada kata lain yang melampaui kata 'sahabat' yah itulah kami. Berbagi cerita dan berbagi rahasia. Bahkan tanpa disadari, cintapun tumbuh diantara kami. Walaupun kami memilih untuk bertahan tanpa salig memiliki. Tapi sekuat apapun kami menyang...