16

1.8K 53 0
                                    

Happy reading♡♡

***

Langit pagi itu benar-benar cerah, biru seburu-birunya. Matahari bersinar hangat, menambah segar warna hijau daun-daun pohon dan rumput-rumput pun terlihat, dihampiri kupu-kupu bersayap cantik.

"Morning sleepyhead!" Harry mengucek-ngucek matanya dan baru tersadar.

"Hoahmm, morning.." Ucapnya sambil menguap dan sejurus kemudian dia baru ngeh Barbara menyapanya dari meja televisi. Cewek itu mengenakan kaus putih ketat yang samar-samar memperlihatkan siluet tali branya dibagian yang basah oleh keringat. Mata Harry melotot melihat pinggul Barbara yang mengenakan celana olahraga berwarna senada. Bener-bener bikin jantungnya malah berdetak lebih cepat.

"Coffee?" Tawar cewek itu, dengan posisi masih membelakanginya.

Bukannya menjawab Harry memandangi Barbara dari ujung kepala sampai ujung kaki. Merasa tak ada jawaban dari Harry, Barbara berbalik dan berjalan ke arah Harry dengan mug berisi coffe ditangannya.

"Lo darimana keringat-keringatan gitu?"

"Nih" jawab Barbara menyerahkan segelas mug yang dibawanya tadi.

"Lo belum jawab pertanyaan gue" Harry menerima mug yang diberikan Barbara dan menatap dalam manik mata cewek itu.

"Nathan mgajak jogging bareng tadi. Jadi yauda. Gue juga pengen sekalian hirup udara pagi di Bali"

Harry memandang punggung Barbara yang kembali duduk disofa depan Tv.

"Kok lo jadi centil gini sih sama dia"

"Heh! Gue cuman jogging bareng" muka Barbara jelas menunjukkan betapa dia sangat tersinggung sama tuduhan Harry.

"Yakan sama aja. Mau aja sih lo di ajakin jogging sama dia. Apanya yang nggak kecentilan itu namanya" Katanya makin nyolot.

"Kok lo nyolot gitu sih?" Barbara berbalik menatap Harry yang masih duduk bersandar diatas ranjang.

"Whatever" balasnya sambil berdiri dan mengabaikan tatapan dari cewek itu.

"Heh? Dia kenapa coba" gumam Barbara setelah menatap punggung Harry yang berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Sambil menunggu Harry selesai, Barbara fokus dengan acara TV yang sedang menampilkan berita seputar fashion. Tiba-tiba tangan dingin dan basah menepuk bahunya, membuat Barbara terlonjak kaget dan refleks memutar kepalanya untuk melihat pelakunya---Harry, siapa lagi.

Cowok itu bahkan memasang wajah datarnya, tidak ada kesan ramah-ramahnya. Harry dalam keadaan basah-basahan dan membuat basah dilantai kamar. Berdiri dihadapannya dalam balutan handuk putih saja.

"Lo kenapa sih? Ngambek?" Kata Barbara.

"Bisa nggak lo nggak usah berhubungan lagi dengan si Nathan decoco itu." Jawabnya datar.

"Lo jangan kayak pacar posesif deh.." Harry duduk dan membuat gundukan dibalik handuknya semakin jelas terlihat. Barbara menelan ludah. Dia mencoba mengalihkan pandangannya ke arah TV tapi nggak bisa. Cowok dihadapannya itu terlalu mempesona untuk dicuekin.

Pandangan mata mereka beradu. Dia nggak bisa, apalagi dalam kondisi tubuh Harry mengilap dibawah pantulan air dan handuk yang hanya menutupi bagian yang tergantung dibawah, dibawah pusar dan rambut-rambut halus disekitarnya. Harusnya Barbara memperkirakan keadaan ini ketika dia memutuskan ikut dan setuju-setuju saja bakal tidur sekemar bersama Harry selama liburan di Bali.

Bibir Barbara terasa kering saat melihat rambut halus di lengan dan di dada Harry yang berotot. Luar biasa sensual. Kulitnya cowok banget, matanya menyelusuri kaki jenjang dan berotot milik Harry. Dan baru saja dia menganggap bahwa kaki berbulu cowok adalah aset yang paling seksi. Dan orang yang mendapatkan pujian itu adalah Harry, sahabatnya sendiri.

My GIRL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang