18

2.4K 62 1
                                    

Happy reading♡♡

*****

"Gue nggak mau" Barbara menghela nafas kemudian melanjutkan ucapannya "ngorbanin persahaban bertahun-tahun hanya karena--"

"Ciuman yang tadi? Lo tau kan itu bukan ciuman pertama kali lo sama gue"

"Gue tau, tapi lo tau persis kemana ciuman itu ngarahin kita berdua" tangkis Barbara.

Cowok itu menatap Barbara, cukup lama keheningan mendominasi mereka sampai Harry bertanya, suaranya lirih nyaris tak terdengar "boleh gue tau kenapa Barb?"

"Kenapa apanya? Thats just wrong, you know! Gue nggak mau ngorbanin persahabatan kita---"

"Bukan. Kenapa lo nggak pernah ngasih gue kesempatan kayak cowok-cowok lain? Gue bisa membahagiakan lo lebih baik dari mereka bahkan lebih baik dari Evan. Dan lo tau itu!" cowok itu menekankan kalimat terakhirnya.

"Intinya?"

Harry menghela napas panjang. Menatap Barbara dengan ekspresi terluka. "Sekali aja, coba liat gue sebagai cowok juga."

Barbara terdiam, dia tau betul kemana arah pembicaraan mereka. Dan dia nggak tau harus jawab bagaimana. cewek itu berfikir. Dia nggak mau berakhir menyedihkan kalau sampai berani merisikokan persahaban mereka demi cinta. Cewek itu hanya takut, takut apabila ternyata dia dan Harry nggak berhasil, apa bisa mereka bersahabat seperti dulu lagi? Tapi Harry nggak mengerti itu. Cowok itu malah menyembunyikan kemarahannya dibalik selimut tanpa mengucapkan selamat malam.

"Hazz.." panggilnya sedih. Namun tak ada jawaban dari Harry.

**

Paginya, Barbara terbangun karena tiba-tiba Emma nelpon. Dia melayangkan pandangannya ke tempat tidur diseberang. Cowok itu tidur dengan posisi membelakangi.

"Haloh"

"Pakabar bu? Bikin iri deh.  Lo enak enakan di Bali, lah gue sengsara aja gitu dengan semua pesanan dan komplain dari costumer"

Barbara bangun dari tempat tidurnya, berjalan menuju kamar mandi dan duduk ditepi bathtub sambil menunggu cewek itu nyerocos aja kayak petasan renceng.

"Ada nih yah costumer yang komplain karena mau tuker bajunya tapi tag harganya udah dia copot. Trus gue bilang 'ibu, kalo tag harganya udah dicopot nggak bisa ditukar'. Eh dianya langsung nyolot, ngatain toko online macam apa ini?!. Duh sumpah yah, ada kali lima belasan menit dia ngemengnya, gue aja---"

"EMS"

"Apa?"

Barbara menghela napas. Cuman itu caranya biar Emma menghentikan repetannya.

"Gue mo curhat" Katanya lirih.

"Curhat? Masalah apa emang?"

"Kemarin.. gue dan Harry--"

"NO WAAAAYYY!!! you guys finally did it?"

"NOO! Ems sumpah yah, lo itu mikirnya amit-amit deh"

"Ya maap.. Jadi, kalian berdua nggak gitu--"

Wajah Barbara memerah. Dikepalanya kembali teringat kejadian semalam. Sekujur tubuhnya terasa terbakar. Ciuman mereka yang panas. Tubuh Harry yang begitu indah, membuat tangan Barbara gatal ingin menelusuri setiap jengkal ototnya. Aroma tubuhnya yang maskulin-- arggh! Barbara butuh air untuk mendinginkan kepalanya.

"Trus?"

"We kissed"

"....."

"EMS, say something!"

My GIRL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang