23

1.1K 42 3
                                    

Happy Reading!

**

Sudah seminggu semenjak drama mereka di cafe. Barbara lagi butuh banget sibuk. Ngerjain apa aja asal ngga mikirin Harry.

Cowok itu kesambet apasih--hari gini mikir nikahan?! Gila. Seharusnyakan yang mikir gitu Barbara. Rasa sakitnya makin menjadi.

Damn!

Barbara refleks mukul permukaan meja. Ngagetin para beberapa karyawannya yang lagi kerja ngurus pesanan mereka yang makin rame. Tapi gak ada juga sih yang berani negur.

**

Pesta pertunangan Emma diadakan ditaman sebuah restoran di wilayah jakarta. Begitu masuk dari pintu depan, matanya di sambut dengan kerlap-kerlip lampu yang dipajang diberbagai tempat. Semua kursi dan meja tersusun rapi dengan desain bermotif bunga. Sangat sederhana namun tetap mempunyai kesan yang mewah menurutnya.

Sebenarnya Harry udah ngga punya niatan datang ke acara ini. Tapi.. Emma itu teman sekampusnya dulu. Bahkan cewek itu ngirim undangan langsung untuknya.

Saat hendak mengambil gelas berisi minuman itu, matanya tertumbuk pada sosok dalam balutan little black dress selutut. Berdiri bersama sang punya acara.

"Harr. Sendiri aja lo?" Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

Harry menoleh ke arah cewek yang menepuknya tadi. Mendapati Megan dan suaminya berdiri dengan senyuman lebarnya.

"Barbara mana? Dateng sama lo kan?"

Harry menggeleng pelan. "Lagi nggak. Gue sama doi." Katanya nunjuk sosok Vallerie dengan dagunya yang sedang berjalan kearahnya karena ijin ketoilet tadi.

Hari itu, saat Harry bilang mereka baiknya bubaran aja. *lebihbaikputus* selama ini Vallerie ngerasa hubungan mereka mulus-mulus aja. Berantemnya pun cuman persoalan milih tempat makan. Yakali itu bisa dianggap sebagai pemicu keretakan hubungan mereka? Ngga banget kan?

Jauh dalam lubuk hatinya, Vallerie sebenarnya rela ngga rela sih dengan keputusan Harry. Tapi mau gimana, dia ngga ingin maksain juga kalau emang ngga bisa kan. Sekarang hubungan mereka baik-baik aja kok. Walaupun Vallerie masih berusaha buat dapetin hati Harry lagi.

Cewek itu bersyukur juga Harry meminta menemaninya datang keacara tunangan Teman kuliahnya. Awal yang baik pikirnya untuk menjalin hubungan lebih kayak dulu lagi. Dia masih berharap walaupun kenyataannya bikin perasaannya hancur berkeping-keping. Tapi, ya itu tadi, selama Harry belum ada yang miliki lagi. Dia masih bakal berusaha.

**

"Lagi mikirin apa?" Tanya Luke lembut. Gebetan baru Barbara yang bisa dibilang sedikit badboy. Dia dikenalkan sama teman dari temannya. Untung deh, dia juga ngga pengen datang sendiri ke acara tunangannya Emma.

"Nggak mikir apa-apa kok" lalu dia menarik napas panjang.

"Ada yang lagi kamu pikirin?"

"Beneran nggak papa" kata Barbara sambil memaksakan untuk tersenyum.

"Gue cuma kepikiran seseorang yang nggak pengen gue temui. Itu aja" lanjutnya. Akhirnya dia terus terang.

Luke hanya mengangguk pelan, "... yang bakal kita temui dipesta ini?"

Cewek itu hanya berdehem. Menunduk. Tangan kanan cowok itu kemudian mengelus kepala Barbara dengan lembut. Berusaha membuatnya tenang. "Kalau kamu mau, kita bisa pulang sekarang kok"

"Dan bikin aku mampus ditabok Emma besoknya? Ogah."

Tangan Luke menyentuh pipinya pelan "jadi aku bisa apa supaya bikin kamu nyaman?"

My GIRL.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang