Meja kerja yang penuh dengan berkas menunjukkan seberapa banyak pekerjaan Taeyeon. Tapi ia tidak mengeluh atau pun merasa lelah, toh dia biasa banyak bekerja sebelum datang ke perusahaan ini.
"Taeyeon-ssi! Sajang nim memanggilmu." Suara lembut Jisoo membuat Taeyeon menoleh, lantas pergi ke ruang Baekhyun.
"Ya, sajang nim memanggilku?" Taeyeon menatap Baekhyun yang sedang mempelajari sebuah dokumen. Baekhyun meliriknya sekilas, lantas memberi isyarat agar perempuan itu mendekat.
"Bisakah kau pergi ke kantormu? Ada beberapa dokumen yang aku tinggalkan di sana. Sepertinya sekertarismu yang membawanya. Joy sedang tidak ada di sini," ujar Baekhyun. Taeyeon yang berdiri tepat di sampingnya terdiam, lantas menimang sesuatu.
"Bolehkah jika aku minta karyawanku mengantar ke sini? Aku sedikit kurang sehat untuk pergi mengambilnya."
Baekhyun terdiam, lantas mengangguk "Terserah."
Taeyeon segera melangkah ke luar ruangan, bergegas ingin menghubungi karyawannya.
Belum sampai Taeyeon di pintu ruangan, Baekhyun berdehem, membuat Taeyeon menoleh."Ada lagi?" Taeyeon bertanya-tanya apakah deheman Baekhyun dimaksudkan untuknya atau tidak, karena pria itu sekarang sedang menatap lekat dokumen di mejanya.
"Hmm , jika kau sakit, kau boleh izin pulang, pekerjaanmu cukup bagus dibanding karyawan lain."
Taeyeon tidak membalas kalimat Baekhyun. Ini sudah dua bulan sejak mereka ke luar kota bersama. Dan sepertinya Baekhyun masih merasa bersalah karena mengambil keperawanannya. Bukan sekali dua Taeyeon mendapati Baekhyun sedang memandanginya. Lalu tanpa bicara, Taeyeon segera pergi dari ruangan Baekhyun.
Baekhyun membanting tubuhnya ke kursi kerja. Perempuan itu tampak baik-baik saja. Mungkin dia berlebihan. Tapi pikiran itu terus mengikuti Baekhyun, ingatan saat Taeyeon sedikit menolak malam itu. Ah! Baekhyun sangat kesal karena konsentrasinya terganggu.
"Taeng! Kau mau minum bersama kami?" Jenny menghampiri meja Taeyeon begitu jam kantor tiba, juga Jisoo yang berdiri di sebelahnya. Taeyeon menggeleng, membuat Jenny mendengus.
"Ayolah, akan ada Suho juga, kau benar-benar tidak mau?" Jisoo ikut membujuk Taeyeon. Tapi gelengan Taeyeon membuat mereka menyerah.
Taeyeon hanya tersenyum saat kedua teman kantornya itu pergi dengan muka masam. Ia lantas memasukkan ponsel dan alat tulis ke tasnya, ini sudah waktunya pulang. Seperti biasa sebelum pulang, Taeyeon membalik kalender meja miliknya, agar dia tidak lupa besok.
Tapi tunggu, Taeyeon merasa aneh. Membalik kalender membuat Taeyeon teringat sesuatu yang berhubungan dengan tanggal. Astaga! Bukankah tanggal terakhir dia menstruasi adalah sebelum datang ke kantor ini? Tapi kenapa dia belum menstruasi, padahal menstruasinya selau rutin dan tetap tiap bulannya.
"Aish!" Taeyeon menggeleng, mencoba menghilangkan pikiran negatif di kepalanya.
Taeyeon bergegas menuju lift, tak mau pulang terlalu malam. Sebelum pergi ke rumah, Taeyeon ke supermarket terlebih dahulu, rasanya ia ingin memasak ikan salmon kesukaannya. Ia ingat sudah lama ia tidak makan ikan.
Sampai di supermarket bagian bahan makanan, Taeyeon pergi ke tempat seafood. Namun belum sampai di tempat yang ia tuju, bau amis ikan terasa menyengat hidungnya. Ia segera menutup hidungnya, rasa mual menyerbu perutnya. Segera saja ia pergi ke kamar mandi karena mual tak tertahankan.
Taeyeon memilih pulang kembali ke rumah. Jangankan memasak ikan, mendekatinya saja membuat Taeyeon mual-mual.
Sampai di rumah, Taeyeon segera mandi. Seusai mandi, ia keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk. Ia mengamati dirinya sendiri di cermin besar. Tayeon melepas handuknya, hingga ia bisa melihat tubuh nakednya di cermin.
Taeyeon ingat, sejak beberapa waktu lalu, payudaranya terasa nyeri saat disentuh bahkan saat terkena bra. Tapi kini Taeyeon menyadari, payudaranya tampak membesar, putingnya melebar dan sedikit lebih gelap. Taeyeon menarik nafas, ia tidak mau pikiran-pikiran buruk itu datang lagi. Bukan, ini bukan hamil.
*****
Baekhyun menggeliatkan tubuhnya. Pagi ini Baekhyun bangun agak siang dari biasanya. Tapi belum genap matanya terbuka, ia merasa sangat mual. Segera saja ia berlari ke kamar mandi, lantas mengeluarkan cairan dari perutnya.Baekhyun menatap wajahnya di cermin wastafel, kenapa dia tiba-tiba merasa mual?. Tak mau ambil pusing, Baekhyun segera mandi dan turun ke lantai bawah rumahnya. Ia melihat seorang wanita yang sedang memasak.
"Pagi," sapa Baekhyun sambil memeluk pinggang wanita itu. Wanitu itu tersenyum sambil mengelus kepala Baekhyun, lantas menyuruhnya untuk duduk di meja makan.
"Bagaimana pekerjaan kamu?" tanya wanita itu sambik meletakkan semangkuk sop jamur kesukaan Baekhyun.
"Lancar," jawab Baekhyun singkat.
"Jangan bekerja terlalu keras, sepertinya kamu sedikit pucat, Mama nggak mau kamu sakit," ujar wanita itu yang ternyata adalah Nyonya Byun, mama Baekhyun. Baekhyun sendiri hanya tertawa kecil, ia terlalu memanjakan Baekhyun.
Setelah sarapan, ia segera menuju ke mobilnya. Tak lupa ia menyapa ayahnya yang sedang berkebun. Ayah Baekhyun juga seorang pengusaha sukses. Eits! Tapi Baekhyun tidak semata-mata berjalan di atas orang tuanya, ia lebih memilih mengembangkan usaha sendiri dari tabungannya.
Begitu sampai di kantor, Baekhyun segera menuju ke ruangnya. Hari-harinya tidak berubah, semua sama. Ia berangkat bekerja seperti biasa. Tapi ia terkejut mendapati Taeyeon telah berada di ruangannya sepagi ini.
"Ada apa?" Baekhyun membuat Taeyeon yang sedang melamun sedikit terkejut.
Tayeon yang duduk di sofa tidak menjawab, Baekhyun lantas duduk berhadapan dengan Taeyeon.
"Katakan Taeyeon-ah, kenapa kamu ada di sini sepagi ini?" Taeyeon tak langsung menjawab, ia hanya menunduk. Lantas tangannya meraih sesuatu.
"I'm pregnant," ujar Taeyeon sambil menaruh sesuatu di meja. Itu test pack, Baekhyun hanya terdiam sambil mengamati test pack itu. Dua garis merah jelas tampak di sana.
Baekhyun menarik nafas panjang. Ini yang dia takutkan. Melakuakn hubungan intim tanpa pengaman, Baekhyun jelas tahu resikonya. Dan Baekhyun juga tahu, pastilah dia ayah dari bayi ini.
"Baek, aku memberitahumu bukan karena meminta sesuatu darimu. Aku mengatakannya karena kamu ayahnya, karena kamu.."
"Gugurkan," tangkas Baekhyun sebelum Taeyeon menyelesaikan kalimatnya.
"Baek," ucap Taeyeon lirih.
"Gugurkan!" tegas Baekhyun sambil menatap Taeyeon tajam. Taeyeon hanya bisa terdiam.
"Nggak, kamu gila."
TBC.
😂 SORRY YA KALAU UPDATENYA LAMA.
MAAF JUGA ADA KETIDAK KONSISTEN. KAYAK PRIA, LELAKI, PEREMPUAN, WANITA, TUAN, PAK, SAJANGNIM. SOALNYA KADANG BINGUNG GITU.
MAAF KALAU CERITANYA GAJE DAN JANGAN LUPA SHARE DAN KOMEN 💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Baek: Taeyeon Needed!
FanfictionBaekhyun dan Taeyeon. Tidak ada ikatan, tidak ada rasa. Tapi satu malam singkat merubah keduanya. Baekhyun dan Taeyeon sama-sama belajar menjadi dewasa setelah malam itu. Apalagi Taeyeon, yang hidup dengan kesedihan sekaligus kebahagiaan karena Baek...