E15 (Kesempatan)

2.1K 240 29
                                    

"Mi, Miren?"

Miren mengengguk drngan senyuman manisnya.

"Memangnya kenapa, Ahjussi?"
Baekhyun menggeleng sambil tersenyum pada Miren.

"Mi artinya cantik dan Ren artinya Anggrek. Namamu benar-benar tepat karena kau memang seperti Anggrek yang cantik," ujar Baekhyun sambil melirik ke Taeyeon yang tampak sedikit gugup.

"Kau baru pulang sekolah, pasti kau lapar. Bagaimana jika kita makan bersama?" Baekhyun mengelus kepala Miren.

"Tidak!" Taeyeon menggenggam erat tangan Miren, seolah menegaskan tentang otoritasnya terhadap Miren.

"Kenapa? Aku hanya mencoba lebih dekat dengan kalian. Bukankah kita akan sering bertemu karena pekerjaan?"

"Baekhyun-ssi, hubungan kita karena pekerjaan, bukan? Kalau begitu akan lebih baik jika kita berbicara di kantor. Miren sudah lelah, kami harus pulang sekarang." Taeyeon membawa Miren naik ke dalam mobil sebelum Baekhyun sempat mengatakan hal lain. Laki-laki itu hanya bisa melambai ke Miren yang berada di dalam mobil.

                         ****
"Taeyeon kalian jadi pindah?" Krystal yang sedang duduk di sofa memusatkan perhatiannya pada Taeyeon yang sedang mengaduk segelas kopi.

"Tentu saja. Aku telah mengemasi barangku. Lagipula aku tinggal di rumah kalian saat di London, mana mungkin aku juga akan tinggal di rumah kalian sekarang." Taeyeon menghampiri Krystal dan ikut duduk di sofa, perempuan ini sudah seperti saudara kandungnya sendiri.

"Yak! Apa yang kau bicarakan? Aku kakakmu, tentu saja kau bisa tinggal bersamaku dan Kai. Daniel pasti kesepian jika Miren pergi."

"Eonni, aku sudah memutuskan. Miren dan Daniel bersekolah di tempat berbeda, dan rumah ini lumayan jauh dari sekolah Miren. Lagipula aku akan tinggal di rumah orang tua kami yang lama, aku dulu biasa tinggal di situ sendiri, jadi aku tidak masalah jika tinggal di situ bersama Miren."

Krystal meletakkan coklat panasnya di nakas sebelah sofa.

"Jika kau bekerja nanti siapa yang akan menjaga Miren?"

"Aku telah menghubungi ahjumma yang bekerja denganku dulu. Tapi sebelum dia mulai bekerja, mungkin aku akan membawa Miren." Krystal mengangguk, tinggal bertahun-tahun dengan Taeyeon membuatnya tahu watak perempuan ini, tenang namun keras kepala. Jika pindah adalah keputusan Taeyeon, Krystal rasa tidak ada hal lain yang bisa menghentikannya.

                      ****
Setelan hitam tampak pas menempel di tubuh Baekhyun. Pria itu merapikan dasi bergarisnya. Ia harus terlihat tampan, sebelum nanti siang rapat dengan Taeyeon. Tunggu dulu, kenapa Baekhyun harus terlihat tampan di hadapan Taeyeon? Baekhyun sedikit tersenyum, kelancangannya minggu lalu mungkin membuat Taeyeon kesal. Taeyeon tidak pernah tahu, justru Baekhyun merasa senang ketika Taeyeon kesal, bibirnya akan sedikit membulat dan matanya membesar, itu menggemaskan.

"Sajangnim," panggil Eunji yang berada di belakang Baekhyun. Baekhyun menoleh, lantas meraih berkas di mejanya setelah mengetahui rapat akan segera dimulai. Rapat hari ini berbeda, hanya Baekhyun dan Taeyeon serta sekertaris mereka. Hanya pimpinan tertinggi yang hadir, membahas intrik tertinggi sebuah perusahaan.

Baekhyun melangkah cepat menuju ruangan yang bernuansa elegan namun minimalis. Baekhyun menyewa arsitek paling mahal untuk membuat interior ruang rapat ini, karena orang-orang terpentinglah yang rapat di ruangan ini.

Di dalam ruangan telah ada Taeyeon. Ia memakai kemeja putih yang dipadu dengan blazer krem serta rok selutut. Gaya busana Taeyeon selalu sederhana, namun sesuai dengan wajah Taeyeon yang memang imut dan cantik natural.

"Selamat siang," ujar Baekhyun sambil menyalami Taeyeon dan seorang wanita di sebelahnya, seingat Baekhyun sekertaris Taeyeon dulu laki-laki.

"Siang." Taeyeon menyambut tangan Baekhyun dengan malas.

Rapat hari ini tidak terlalu lancar. Beberapa hal terutama tentang anggaran dan deadline yang telah Baekhyun rancang diubah dengan perubahan spesifik oleh Taeyeon. Namun Baekhyun tak banyak merespon, hanya mengangguk ketika Taeyeon dengan wajah kesalnya menolak rancangan Baekhyun.

Taeyeon bangkit dari duduknya, ia rasa rapat telah selesai. Mata Baekhyun mengekor Taeyeon yang mulai merapikan berkas sambil berdiri.

"Kau sudah ingin pulang?" Baekhyun memperhatikan Taeyeon.

"Iya, rapat hari ini telah selesai, bukan? Aku harus menjemput anakku."

Baekhyun mengangguk, namun malah meminta Eunji dan sekertaris Taeyeon meninggalkan ruangan.

"Apa yang kau mau?" tanya Taeyeon dengan nada ketus.

"Miren, dia sangat cantik. Bibirnya benar-benar mirip bibirku. Dan pembawaannya tenang persis sepertimu, sepertinya dia anak yang ceria."

"Yak! Apa yang coba kau bicarakan?"

"Kenapa? Apa kau pikir kita memiliki topik lain untuk dibahas?"

Taeyeon mendengus, ia tidak suka Baekhyun membicarakan Miren.

"Jangan bicarakan tentang anakku saat kita seharusnya berbicara tentang pekerjaan."

Baekhyun menatap Taeyeon smabil tersenyum.

"Anakmu? Kau bahkan memberinya nama Kim Mi Ren, Taeyeon! Kenapa kau tidak bisa bilang kalau dia anak kita?"

PLAK!

Baekhyun merasakan pipi kirinya panas. Tangan kanan Taeyeon berhasil mendaratkan tamparan di pipinya. Baekhyun tidak pernah menyangka perempuan setenang Taeyeon akan melakukan hal ini.

"Anak kita? Aku yang mengandungnya. Aku yang melahirkan dan membesarkannya. Dan sekarang kau bilang apa? Anak kita?"

"Mianhae," uajr Baekhyun lirih, pipinya masih terasa panas.

"Kau pernah mengatakan itu 6 tahun lalu saat meninggalkan Miren. Dan sekarang itu tidak berguna."

"Aku menyesal."

"Jangan ada penyesalan, kau yang memutuskan."

Taeyeon melangkah ke pintu ruangan, namun Baekhyun dengan cepat meraih tangannya.

"Beri aku kesempatan, Taeyeon."

"Kesempatan macam apa?"

"Miren memanggilku ahjussi. Aku sangat yakin kau tidak pernah memperkenalkan diriku pada Miren. Aku mohon Taeyeon, izinkan aku bertemu Miren, paling tidak agar Miren tahu aku appanya."

Taeyeon melepaskan pegangan tangan Baekhyun, menggunakan jemarinya untuk mebghapus air mata, Taeyeon benar-benar cengeng saat membahas topik ini.

"Tidak Baekhyun. Aku akan mengizinkanmu bertemu Miren. Tapi tidak untuk mengatakan bahwa kau appanya."

Baekhyun menimbang, ini lebih baik dari pada tidak dapat bertemu Miren sama sekali.

"Setelah ini kau akan menjemput Miren, bukan? Akan sedikit berbahaya menyetir dengan mata sembab seperti itu, aku akan mengantarmu."

Jadi gaje ga sih ceritanya?  😂 aku lagi menimbang cerita ini mau berapa chapter ya.. Mau aku persingkat ceritanya tapi gregetnya kurang karena selain membahas hubungan ayah-anak baekhyun-miren, akan ada bahasan hubungan baekhyun-taeyeon nanti. 😂😂😂😂😂

Baek: Taeyeon Needed!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang