Taeyeon menatap putri semata wayangnya yang tengah menikmati sarapan. Setelah mengantar Miren ke sekolah, Taeyeon harus segera ke rumah sakit untuk menemui Jongdae. Meskipun Miren semalam memaksanya untuk menginap di rumah sakit, Taeyeon tidak bisa mengiyakan. Selain karena esoknya harus sekolah, Miren juga terlalu kecil untuk berlama-lama di rumah sakit.
"Eomma!"
"Kenapa sayang?" tanya Taeyeon.
"Eomma tidak mendengar ada suara bel dari tadi?"
"Ah, sebentar ya sayang, Eomma mau membukakan pintu dulu" Miren mengangguk sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
"Selamat pagi!" Baekhyun yang sekarang berdiri di pintu tersenyum cerah pada Taeyeon.
"Apa yang kau lakukan?"
Bukannya segera menjawab, Baekhyun malah menerobos masuk ke ruang tamu Taeyeon.
"Kenapa kau ada di sini?" Taeyeon mengulangi pertanyaannya.
"Apa lagi?" Lelaki itu membalik badannya hingga berhadapan dengan Taeyeon. "aku di sini untuk menjemput Miren," lanjut Baekhyun.
Baekhyun mengedarkan matanya ke rumah Taeyeon. Rumah ini sedikit terlalu besar untuk ditinggali Taeyeon dan Miren. Ah, Baekhyun hampir lupa jika lelaki bernama Jongdae itu juga tinggal di sini.
"Darimana kau tahu alamat ini?"
"Sekertarismu yang memberitahuku. Dimana gadisku?"
"Gadismu?" Taeyeon sedikit kesal.
"Ahjussi!" Miren berteriak senang melihat Baekhyun yang sedang berbicara dengan Taeyeon.
"Miren, bagaimana kabarmu?"
"Sangat baik! Aku baru saja selesai sarapan. Ahjussi ada apa datang ke rumah Miren?"
"Tentu saja untuk menjemputmu."
"Apa yang kau katakan?" Taeyeon menatap Baekhyun galak.
"Jangan marah dulu, Taeyeon-ah. Aku tahu kau harus ke rumah sakit. Jadi hari ini biar aku yang mengurus Miren agar kau tenang di rumah sakit."
Miren menatap Eommanya antusias. Jika Taeyeon memberi persetujuan, ia sudah membayangkan akan bermain apa bersama Baekhyun.
"Tidak"
Satu kata dari Taeyeon sukses membuat wajah putrinya tertekuk. Taeyeon tidak bisa menyetujui niat Baekhyun. Ia takut Miren akan ketergantungan pada sosok Baekhyun."Ayolah, aku akan menjaga Miren dengan baik. Jika kau yang harus mengantar dan menjemput Miren, aku jadi kasihan pada Jongdae. Kau ingin membawa Miren ke rumah sakit? Dia masih kecil Taeyeon, tidak baik berada di rumah sakit dalam waktu lama."
Taeyeon terdiam menatap Baekhyun dan Miren bergantian.
"Eomma..." Miren memperlihatkan wajah memelasnya. Taeyeon menarik nafas panjang, dengan berat hati ia mengangguk. Miren terlonjak senang dengan respon Taeyeon.
"Tolong jaga dia dengan baik," ujar Taeyeon ketika ayah anak itu hendak masuk ke dalam mobil. Baekhyun mengangguk mantap, Miren, putri satu-satunya, akan ia jaga lebih baik dari apa pun.
****
"Jangan khawatir." Jongdae mengusap pipi Taeyeon yang tampak gelisah."Oppa, apa Baekhyun menjaga Miren dengan baik?"
Jongdae tertawa, membuat Taeyeon mengernyit. Apa ada yang lucu dari pertanyaannya?
"Taeyeon, Baekhyun ayah kandung Miren. Aku yang bukan ayah kandungnya saja sangat menyayangi Miren, apalagi Baekhyun. Percayalah, Baekhyun akan melakukan tugasnya dengan baik."
"Apa kau lupa? Baekhyun pernah membuang Miren. Bagi Baekhyun, Miren adalah kesalahan. Dan Baekhyun juga pernah membuat Miren hampir kehilangan nyawanya."
Jongdae menggenggam tangan Taeyeon, lalu memberi senyum menenangkan.
"Kau harus percaya padanya Taeyeon. Lagipula Tuan dan Nyonya Byun pasti ikut menjaga Miren."
Taeyeon berdecak pelan. Jika ia membahas ketakutannya tentang hubungan Miren dan Baekhyun, bisa-bisa obrolan mereka berubah menjadi pertikaian kecil. Dia tidak ingin membuat Jongdae terbebani dengan keadaannya yang masih sakit.
"Taeyeon," panggil Jongdae pelan.
"Ada apa?"
"Berjanjilah padaku!"
"Berjanji soal apa?"
Jongdae menatap mata Taeyeon dalam.
"Baekhyun harus jadi ayah Miren seutuhnya. Hati Baekhyun pasti sakit tiap kali dipanggil Ahjussi. Dia juga ingin dipanggil Appa. Berjanjilah padaku bahwa kau akan membiarkan Miren mengetahui bahwa Baekhyun adalah ayahnya."
Taeyeon tidak merespon.
"Ayo berjanjilah!" Jongdae menggoyangkan tangan Taeyeon, menuntut jawaban.
Setelah terdiam beberapa saat, Taeyeon mengangguk. Jongdae tersenyum lega, ia tidak bisa membiarkan Taeyeon terus membenci Baekhyun.
Jongdae kemudian memejamkan matanya sambil tersenyum. Taeyeon mengamati pria di depannya. Ia telah mencintai orang yang tepat. Jongdae tidak pernah egois, ia selalu memikirkan kebahagiaan orang lain.
Taeyeon kemudian meletakkan kepalanya ke lengan Jongdae, tertidur.
"Aku sangat mencintaimu," bisik Jongdae yang pura-pura tidur setelah melihat Taeyeon terlelap.
****
Seusai menjemput Miren dari sekolah, Baekhyun langsung membawa gadis itu ke rumah orang tuanya. Nyonya Byun telah membuatkan bulgogi kesukaan Miren.Nyonya Byun memeluk Miren dengan erat. Suaminya tak beda jauh, ia merentangkan tangannya lebar untuk menyambut Miren ke pelukannya.
"Baekhyun, ayo masuk!"
Nyonya Byun terheran melihat Baekhyun yang terpaku melihat ponselnya.
"Ahjussi, ada apa?" Miren menarik celana Baekhyun. Baekhyun melirik Miren dan kedua orang tuanya dengN tatapan yang sulit diartikan.
"Jongdae.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baek: Taeyeon Needed!
أدب الهواةBaekhyun dan Taeyeon. Tidak ada ikatan, tidak ada rasa. Tapi satu malam singkat merubah keduanya. Baekhyun dan Taeyeon sama-sama belajar menjadi dewasa setelah malam itu. Apalagi Taeyeon, yang hidup dengan kesedihan sekaligus kebahagiaan karena Baek...