Taeyeon sedang memilih sayuran di supermarket. Rencananya, ia akan memasak bersama Jongdae dan Miren seperti yang biasa mereka lakukan di London. Jongdae sedang menjemput Miren sekarang. Namun sebuah panggilan membuat Taeyeon melempar pokcay di tangannya.
Miren hilang, itu yang Jongdae katakan di telepon. Taeyeon tidak peduli dengan trolynya yang telah penuh dengan bahan makanan. Ia segera berlari meninggalkan supermarket, menuju mobilnya.
Miren adalah segalanya. Taeyeon tidak bisa kehilangan Miren.
****
"Bagaimana? Kau suka?" tanya Nyonya Byun pada Miren yang tengah melahap bulgogi buatan Baekhyun."Halmoni, ini sangat lezat!" Miren tertawa senang.
"Kalau sup buatan Halmoni?" Nyonya Byun menatap Miren dengan mata berbinar.
Miren memberikan dua jempolnya, sup buatan Nyonya Byun tak kalah enak. Baekhyun tertawa melihat keakraban dua orang, ah tiga orang setelah ayahnya pulang tadi.
Pria paruh baya itu tak kalah antusias dari istrinya. Hasrat memiliki cucu nembuat Tuan Byun cepat akrab dengan Miren.
"Bagaimana jika kita makan salad?" tanya Tuan Byun sambil mengambil semangkuk salad buah yang ada di kulkas. Miren mengangguk senang, Baekhyun mengambilkan sendok untuk makan.
Suapan pertama, Miren makan dengan nyaman. Rasanya segar, rasa buah yang manis dan sedikit asam membuat matanya mengerjap.
Suapan ketiga, tidak ada masalah. Baekhyun trrsenyum senang melihat putrinya menikmati salad.
Suapan keenam, sedikit janggal. Miren tidak seceria suapab sebelumnya. Mulutnya mengunyah dengan pelan dan tngannya melemah.
"Kenapa? Bukankah kau menyukainya?" tanya Baekhyun ketika melihat Miren memuntahkan suapan saladnya.
Miren tidak menjawab, wajahnya mrringis kesakitan, tangan kanannya memegang leher.
"Ada apa sayang?" Nyonya Byun tampak sangat khawatir, begitu juga dengan Tuan Byun dan Baekhyun.
"Sa.. Sakith.." Kiren mulai menangis, ia tampak kesulitan bernapas.
"Apa yang skait?" Baekhyun meraih pundak Miren. Belum sempat menjawab, Miren jatuh pingsan. Tanpa menunggu lama, Baekhyun membawa Miren ke mobilnya. Ia harus segera ke rumah sakit.
****
Taeyeon melangkah cepat di lorong rumah sakit. Ia benar-benar khawatir. Tadi saat mencari di sekitar sekolah Miren, Baekhyun menelponnya. Memberitahu Miren kesakitan dan dibawa ke rumah sakit.PLAK!
Taeyeon langsung menampar Baekhyun begitu melihat pria itu di depan ruang UGD.
"Taeyeon aku..."
"Apa yang kau lakukan pada putriku?!" Taeyeon berteriak, hampir ia menyerang Baekhyun jika Jongdae tidak menahan tubuhnya.
"Dokter bilang dia mengalami reaksi alergi." Baekhyun menunduk, tak kuasa menatap wajah Taeyeon yang penuh kemarahan. Baekhyun pernah ditampar Taeyeon dua kali sebelumnya. Tapi tamparan kali ini berbeda, Baekhyun tampak merasakan langsung kemarahan Taeyeon.
"Miren alergi kiwi," ujar Taeyeon yang kini mulai menangis. "dia pernah hampir mati karena makan kiwi. Bagaimana jika dia mati? Ha!" Taeyeon menatap Baekhyun tajam.
"Aku tidak tahu," ujar Baekhyun membela diri.
"Kau menculiknya!"
"Menculiknya? Miren putriku! Aku tidak berhak menjemputnya?"
Nyonya Byun dan Tuan Byun saling berpandangan. Putri? Jadi Miren benar-benar putrinya?."Putri?" Taeyeon melepaskan pelukan Jongdae. Perhatiannya tertuju pada Baekhyun sekarang.
"Kau lupa siapa yang meninggalkanku di basement ketika aku hampir pingsan?! Kau lupa siapa yang memberiku uang agar aku menggugurkan kandunganku?! Siapa yang menarikku ke dokter untuk aborsi?! Kau lupa kau hampir membunuh darah dagingmu dan kau masih mengakuinya?!" Taeyeon telah bercucuran air mata.
Nyonya Byun juga menangis sekarang. Jongdae terdiam, ia tahu cerita itu.
Baekhyun menelan ludah, ia memang melakukannya. Baekhyun pernah hampir membunuh Miren. Tapi untuk sekarang, ia benar-benar tidak tahu tentang alergi Miren.
"Maafkan aku karena bersikap bodoh dengan mengizinkanmu mendekati Miren. Aku hampir lupa, dia bukan anakmu lagi."
Taeyeon melempar selembar kertas ke arah Baekhyun. Itu surat pelepasan hak asuh yang Baekhyun tanda tangani enam tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baek: Taeyeon Needed!
FanfictionBaekhyun dan Taeyeon. Tidak ada ikatan, tidak ada rasa. Tapi satu malam singkat merubah keduanya. Baekhyun dan Taeyeon sama-sama belajar menjadi dewasa setelah malam itu. Apalagi Taeyeon, yang hidup dengan kesedihan sekaligus kebahagiaan karena Baek...