Baekhyun meregangkan tubuhnya. Tiga hari ini dia telah menyelesaikan banyak sekali pekerjaan yang menumpuk. Pekerjaan-pekerjaan itu terbengkalai mengingat dia membutuhkan banyak waktu dengan Miren.
Ponsel keluaran terbaru di atas meja ia raih, lantas segera mencari nomor Taeyeon.
"Ada apa?" Suara Taeyeon terdengar dari ujung sana, membuat sudut bibir Baekhyun terangkat.
"Apa kau sibuk?"
"Tidak juga. Mungkin setengah jam lagi aku keluar dari kantor. Apa ada sesuatu?"
"Ah, tidak." Baekhyun berdiri. "Bolehkah aku ke rumahmu? Beberapa hari ini aku tidak bertemu dengan Miren."
"Tentu saja. Tapi..." Taeyeon tampak ragu melanjutkan kalimatnya.
"Tapi kenapa? Kau khawatir Miren masih membenciku?"
"Iya," ujar Taeyeon lirih.
"Tenanglah, tidak apa-apa. Ini adalah hukuman untukku. Bahkan jika Miren mengusirku, itu tidak akan jadi masalah selama aku bisa melihatnya baik-baik saja, aku sudah sangat senang."
"Maaf."
"Tidak, tidak. Kau tidak perlu minta maaf. Ini bukan salahmu. Kalau begitu aku akan datang ke rumah kalian satu jam lagi. Selamat tinggal," ujar Baekhyun sebelum menutup telepon.
****
"Dimana Miren?" Baekhyun mengedarkan pandangannya ke rumah Taeyeon berharap menemukan sosok putrinya."Mungkin di atas," jawab Taeyeon sembari meletakkan belanjaannya di meja makan. "pergilah menemui Miren, aku akan memasak untuk kalian."
Baekhyun menurut. Pria yang hampir berusia kepala tiga itu menaiki tangga, menuju kamar Miren. Sebelumnya, ia sengaja mengintip ke ruang bermain, kalau-kalau Miren ada di sana.
"Miren-ah," Baekhyun tersenyum senang saat melihat Miren sedang duduk di lantai kamarnya, sepertinya dia sedang mengerjakan sesuatu. Gadis cilik itu benar-benar tidak merespon panggilan Baekhyun, dia hanya diam dan meneruskan pekerjaannya.
"Miren sedang menggambar? Apakah inj tugas sekolah? Mau Appa bantu?" tanya Baekhyun yang langsung dibalas tatapan tajam dari Miren, gadis itu sangat sensitif jika Baekhyun telah mangatakan "appa".
"Appa mengganggu? Appa tidak bermaksud begitu, Appa hanya..."
"Ahjussi!" Miren meletakkan pensilnya dengan kasar. "jika Ahjussi terus menggangguku, sebaiknya ahjussi keluar."
Baekhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tidak masalah disebut pengganggu atau diusir keluad, tapi ahjussi? Sesulit itukah Miren memanggilnya appa?. Setelah diam sebentar, Baekhyun memutuskan mengambil pensil, ikut menggambar di salah satu kertas yang tercecer di lantai.
"Bagaimana?" tanya Baekhyun sambil memeprlihatkan gambarannya. Miren mengernyitkan kening.
"Apa yang ahjussi gambar?"
"Ini? Ini seekor ikan"
"Ahjussi keluarlah, ahjussi hanya akan menghabiskan pensil dan kertasku!" Miren mengambil peralatan gambar yang tadi dipakai Baekhyun.Pria itu menelan ludah. Hanya sekilas saja, gambarnya sangat jauh jika dibandingkan dengan gambar milik Miren, padahal dia jauh lebih tua. Yah, dari dulu Baekhyun memang tidak pernah berbakat mengerjakan hal-hal seperti ini.
"Kalian sedang apa?" tanya Taeyeon yang muncul dari balik pintu. Miren dan Baekhyun bergegas turun saat Taeyeon menyuruh mereka untuk makan.
"Kelihatannya enak," puji Baekhyun saat melihat makanan yang telah Taeyeon tata di meja makan. Mereka bertiga lalu mulai makan.
Taeyeon mengambil timun dan hendak meletakkannya ke piring Baekhyun.
"Apa ini?"
"Timun."
"Ah, aku benar-benar tidak bisa makan timun."
"Alergi?" tanya Taeyeon setelah meletakkan timunnya kembali. Baekhyun menggeleng.
"Aku hanya tidak suka. Sejak kecil aku sama sekali tidak bisa berdekatan dengan timun. Bahkan aku tidak bisa memakai krim atau apa pun yang menggunakan timun."
Taeyeon tersenyum simpul, lalu menatap Baekhyun.
"Ini sedikit lucu. Miren dari kecil juga tidak bisa makan timun. Sama sekali."
Miren yang namanya disebut tampak cuek. Sementara Baekhyun terlihat senang. Paling tidak dia tahu ada hal yang dia wariskan ke Miren.
"Bagaimana jika minggu depan kita jalan-jalan?" celetuk Baekhyun tiba-tiba. "rekan kerjaku memiliki kebun binatang yang tidak jauh dari sini. Bagaimana kalau kita ke sana?"
Taeyeon mengangguk setuju, minggu depan dia tidak punya jadwal penting.
"Bagaimana, Miren? Kau mau? Nanti appa akan mengajak Miren dan eomma berjalan-jalan. Jika Miren ingin sesuatu, appa..."
TING!
Baekhyun dan Taeyeon sedikit terkejut saat Miren membanting alat makannya.
"Ahjussi tidak mengerti?! Ahjussi adalah ahjussi! Kenapa ahjussi terus menyebut appa? Baekhyun ahjussi bukan appa Miren! Miren tidak punya appa!"
Baekhyun baru ingin mengejar Miren yang naik ke lantai dua jika Taeyeon tidak memegang kemejanya.
"Biarkan dia, Baekhyun. Aku tahu jni sulit untukmu, tapi pikirkanlah. Kondisi sekarang bisa jadi seratus kali lebih sulit untuk Miren."
Baekhyun terdiam mendengar kalimat Taeyeon. Dia benar, mungkin selama ini Baekhyun terlalu egois. Baekhyun terlalu memaksakan kehendaknya hingga lupa bahwa ada perasaan Miren yang harus ia jaga.
****
Baekhyun merasa dirinya sedikit hampa. Sudah seminggu dia tidak berinteraksi dengan Miren. Bukan, bukan karena Baekhyun sibuk. Dia telah meluangkan banyak sekali waktu untuk bertemu Miren, namun gadis itu menolak mentah-mentah untuk bertemu dengannya.Dia harus pelan-pelan. Itu yang Taeyeon katakan padanya. Baekhyun sudah berusaha berbagai cara, namun tetap saja Miren tidak mau. Impian Baekhyun sederhana sekali, ia ingin dipanggil appa, ingin Miren mengakuinya, apa sesulit itu?.
"Sajangnim, dari tadi ponsel anda berbunyi, tidak mau diangkat?" tanya Eunji membuat Baekhyun tersadar dari lamunan sesaatnya. Saat melihat nama Taeyeon di benda persegi yang ia pegang, Baekhyun segera menjawabnya.
"Ada apa?"
"Miren menghilang," ujar Taeyeon di seberang sana. Baekhyun bisa tahu Taeyeon hampir, atau bahkan telah terisak saat mengatakan ini.
"Apa maksudmu? Jelaskan padaku secara perlahan! Menghilang bagaimana?" Raut kekhawatiran langsung tercetak di wajah Baekhyun. Pria itu sudah sedari tadi mengambil kunci mobil dan berjalan ke parkiran.
"Guru sekahnya bilang Miren telah pulang dengan antar jemput, tapi dia tidak ada di rumah. Supir antar jemput bilang Miren meminta diturunkan di jalan sebelum masuk ke kawasan perumahan. Aku telah mencsrinya sedari tadi, aku telah menghubungi orang-orang yang kenal Miren, ta, tapi..."
Baekhyun yakin Taeyeon sedang menangis khawatir. Tentu saja, Miren bahkan masih sekolah dasar!. Bagaimana mungkin gadis itu tiba-tiba menghilang?.
Tanpa berpikir panjang lagi Baekhyun segera memacu mobilnya ke rumah Taeyeon. Apa pun akan dia lakukan agar Miren selamat. Apa pun.
****
Hai! Udah lama nggak up, ya! Sorry soalnya agak amger ngetik. Part depan konfliknya naik turun, nih. Ayo dong stop silent reader. Kalau bisa habis baca langsung vote dan komen! Karena komen bikin aku semangat nulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baek: Taeyeon Needed!
FanficBaekhyun dan Taeyeon. Tidak ada ikatan, tidak ada rasa. Tapi satu malam singkat merubah keduanya. Baekhyun dan Taeyeon sama-sama belajar menjadi dewasa setelah malam itu. Apalagi Taeyeon, yang hidup dengan kesedihan sekaligus kebahagiaan karena Baek...