Baekhyun bangkit dari posisi tidurnya. Hari ini ia sengaja tidak masuk kantor, memilih mengistirahatkan pikiran di rumah --setelah menyelesaikan setumpuk berkas tentunya--.
Baekhyun membuka gorden lebar yang menutupi pintu kaca. Ia dapat melihat kolam renang di depan pintu. Kamarnya yang berada di lantai dua membuat Baekhyun juga dapat melihat keadaan di sekitar rumahnya.
Setelah melepas kaos, tubuhnya merangsek masuk ke air kolam yang segar. Baekhyun sengaja membangun kolam remang tepat di depan kamarnya agar ia bisa langsung masuk ketika ingin.
Sudah sejak lama sekali ia tinggal terpisah dengan orang tuanya. Selain karena ingin menyendiri, ia juga ingin lepas dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak jauh daei kata menikah.
Baekhyun mendengus dengan empat pertiga tubuhnya terendam di air. Menikah. Satu kata itu tampaknya terlalu ajaib buat Baekhyun. Beberapa kali orang tuanya mengenalkan perempuan-peremuan cantik padanya. Tapi Baekhyun, tak tertarik.
Nyonya dan Tuan Byun tentu khawatir. Teman-teman mereka telah menggendong cucu sementara mereka bahkan belum mendapat menantu. Bahkan Tuan Byun pernah mengira Baekhyun kelainan -yang langsung dibantah mentah-mentah oleh Baekhyun-. Orang tua mana yang ingin anaknya menikah dengan sesama jenis?.
Tapi Baekhyun tak ingin terlalu memikirkan masalah ini. Sekarang ia meraih ponselnya, lantas tersenyum melihat status Xiumin. Xiumin memosting foto dia menggendong anak kecil, wajahnya tampak bahagia. Baekhyun juga bahagia. Setelah menunggu selama 7 tahun, Xiumin dan istrinya akhirnya memiliki anak. Baekhyun masih ingat, ketika Xiumin menangis di hadapannya saat memberi kabar tentang kehamilan sang istri.
Baekhyun naik dari kolam. Ia mengeringkan diri. Merenung sendirian hanya akan membuat dia teringat hal-hal yang ingin dia lupakan. Ada baiknya dia pergi dari sini.
Kling!
Sebuah pesan masuk ke ponsel Baekhyun.
Chanyeol
Hei pendek kau ada dimana? Aku ada di depan gerbang rumahmu.Baekhyun mengernyit, bukankah Chanyeol tinggal di Jepang? Tapi ia tak mau pusing memikirkan lelaki menyebalkan itu, ia segera membukakan pintu.
Baekhyun menggeleng melihat penampilan Chanyeol. Mantel panjang warna coklat, topi coboy dengan warna senada, dan itu, kacamata hitam yang melekat di wajahnya. Chanyeol pikir rumah Baekhyun pantai?.
"Hariku sudah buruk tanpa kehadiranmu, penampilanmu membuat hariku tambah buruk," ujar Baekhyun sambil masuk ke ruang tamu, Chanyeol mengekor.
"Ada apa? Kenapa kau pulang dari Jepang?"
Chanyeol yang tadinya sedang melihat-lihat isi rumah menatap Baekhyun kesal.
"Hei pendek! Sahabat terbaikmu di sini dan kau sepertinya tidak senang." Baekhyun memperlihatkan wajah terlipatnya. Chanyeol memang sangat jangkung, jadi Baekhyun benar-benar menjadi pendek ketika bersama pria itu.
"Setidaknya datanglah baik-baik. Hubungi aku sebelumnya. Bagaimana jika aku sedang di kantor, hah?" Baekhyun menyodorkan segelas lemon tea pada Chanyeol. Chanyeol meneguknya nikmat.
"Aku mengejar penerbangan tercepat setelah aku memutuskan ingin kemari. Dan yah, aku kira kau sedang di kantor. Jadi aku sangat terkejut ketika Eunji memberitahuku bahwa kau berada di rumah."
"Kau datang ke kantorku?!" Baekhyun membelalakkan matanya, Chanyeol mengangguk. "dengan dandanan seperti itu?" Chanyeol mengangguk lagi.
"Kenapa memangnya?"
"Chanyeol-ssi apa kau tidak sadar telah membuatku malu?" Chanyeol terkekeh, memang itu tujuannya. Baekhyun dan Chanyeol berteman dekat saat kuliah, mereka juga berbagi rumah untuk menghemat. Mungkin Joy adalah sahabat terdekat Baekhyun, namun Chanyeol lebih tau perasaan Baekhyun, mungkin karena mereka sama-sama laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baek: Taeyeon Needed!
FanfictionBaekhyun dan Taeyeon. Tidak ada ikatan, tidak ada rasa. Tapi satu malam singkat merubah keduanya. Baekhyun dan Taeyeon sama-sama belajar menjadi dewasa setelah malam itu. Apalagi Taeyeon, yang hidup dengan kesedihan sekaligus kebahagiaan karena Baek...