24. Penantian yang Terbalas

63 3 0
                                    

Adzan asar telah berkumandang, sudah saatnya aku menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslimah. Aku langsung bergegas ke kamar mandi dengan handuk putihku yang lucu, aku memilih mandi terlebih dahulu ketimbang langsung menunaikan shalat, bukan maksudku untuk melalaikan shalat hanya saja aku takut shalatku menjadi tidak khusyu. Karena tubuh ku yang terasa lengket dan kotor, maklum saja hari ini kan hari libur malas rasanya melakukan aktivitas sehari-hari. Alhasil nganyem bulu mata menjadi pilihan utamaku. Menurut kamus anak jaman now, nganyem bulu mata adalah hibernasi alias tidur.

Setelah selesai melakukan rutinitas ku di dalam rumah, aku bergegas mendatangi mama yang sedang berada di dapur dan meminta izin untuk bermain di luar bersama teman-teman ku.

Sesampainya dilapangan,teman teman ku sedang asik bercengkrama satu sama lain dan aku yang baru datang tertinggal topik pembicaran.

"kalian lagi ngomongin apa sih?"tanyaku mewakili rasa penasaranku.

"keponakan tante lizzy."

"kenapa keponakan tante Lizzy?."

"keponakan tante Lizzy tadi pagi dateng kerumah tante Lizzy, kata tante Lizzy namanya Faruq, dia ganteng banget deh"

"masa sih, kalian berlebihan kali. Udah ah, ayuk kita lanjut main"

"ayok" serempak jawaban teman teman ku.

Kumandang adzan magrib menjadi penutup sore hari itu.

*****

"Azfa bangun, udah waktunya shalat subuh, sekalian bangunin ade sama kaka kamu!"

Nama ku Shazfa Reita, biasa dipanggil Azfa. Aku anak ke-2 dari 3 bersaudara masin- masing dari kami berbeda 5 tahun. Kakakku bernama Shafa Ardia sekarang kakak ku duduk di bangku kelas 11 SMA, sedangka adikku bernama Shafiyya Reina yang berada satu sekolah denganku, adikku duduk di kelas 1 SD, papah ku seorang karyawan swasta, mama ku seorang ibu rumah tangga yang hebat.

"iya mah..."

Aku langsung pergi mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat subuh. Selepas shalat subuh, papa mengajak ku membaca al-qur'an sekaligus mengajarkan ku beberapa pelajaran tetang tajwid didalamnya, untuk persiapan masuk pesantren.

Karena hari ini hari libur , rutinitas ku setelah subuh adalah bermain bersama teman temanku.

"Azfa... main yuk...."

"iya, sebentar."

Aku langsung berlari kecil keluar rumah untuk menyapa teman-temanku, tetapi saat aku keluar rumah mereka sudah tidak ada, akupun berhenti sejenak saat ujung mataku menangkap bayang-bayang yang menarik perhatianku, saat aku menoleh aku mendapati seorang anak laki laki yang sedang menatap layar ponselnya.

"siapa dia ?" ucap ku lirih.

Saat aku sedang memperhatikannya, dia melihat kearahku, aku tertangkap basah sedang melihatnya, seketika wajah ku memerah layaknya kepiting rebus, akupun bergegas pergi bersamaan dengan semua rasa malu yang nampak di mukaku ini.

Ketika permainan akan di mulai, terdengar suara teriakan lantang dengan ciri khasnya tersendiri.

"tunggu dulu, aku sama ka Faruq mau ikutan"

Perkataan anak kecil itu menarik perhatian semua orang yang ada di hadapanku dan membuat mereka semua menoleh kebelakangku.

Muhammad Alfaruqi, dia yang kemarin menjadi bahan perbincangan teman temanku, ada yang bilang kalau dia sepantaran denganku, dan informasi yang membuatku kaget adalah dia teman satu sekolahku. Aku tidak tahu kalau ternyata aku satu sekolah sama sodaranya tetanggaku, entahlah, apakah itu hal baik atau buruk bagi ku tapi, yang pasti tante Lizzy belum pernah bercerita tentang keponakannya padaku, mungkin karna aku tetangga barunya, jadi, belum banyak hal yang kita perbincangkan.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang