25. Falling For You

90 9 10
                                    

Setelah seharian berkutat dengan laptopku, aku memutuskan untuk ke kafe dekat kampus sore ini. Aku kesini hanya ingin mendinginkan kepalaku yang tadinya hampir mendidih karena tugas kuliah yang semakin hari semakin menumpuk. Aku pun memesan secangkir hot Americano dan sepotong cheese cake, aku rasa itu cukup untuk mengisi perutku yang terasa kosong saat ini. Kemudian aku memasang earphone di kedua telingaku dan memilih lagu kesukaanku, yaitu Falling For U by Seventeen. Ketika aku melihat kearah luar tiba-tiba langit menghitam yang kemudian disusul dengan turunnya hujan.

Karena cuaca yang sedang tidak bagus, kini udara yang dingin mulai berhembus melewati ujung jariku. Jika seperti ini, sama saja mengingatkan masa laluku dengan seseorang. Sungguh aku merindukanmu. Sahabat kecilku, Kim Mingyu.

–Flashback on–

Park Seulrin itulah namaku. Saat ini aku sudah menginjak usia empat belas tahun. Aku juga mempunyai seorang teman laki-laki, namanya Kim Mingyu. Jika kau bertanya sudah berapa lama aku berteman dengannya, maka jawabannya adalah empat belas tahun. Ya, aku berteman dengannya sejak aku lahir. Itu terjadi karena ibuku dan ibu Mingyu adalah sahabat dekat. Mereka adalah Jung Saerin dan Kang Mina.

Aku dan Mingyu sering bersama, sampai-sampai temanku mengira aku dengannya memiliki hubungan sekedar lebih dari teman. Ya, walaupun aku berharap demikian. Lebih tepatnya aku menyukai ah bukan aku mencintainya.

Awal aku mencintainya saat kita sedang bermain di kamarku. Saat itu ayah dan ibu menitipkanku pada Mingyu karena harus pergi ke Busan dua hari. Dan disinilah dia sekarang, berada di rumahku lebih tepatnya menemaniku di kamar. Di luar sana sedang hujan lebat sehingga membuat suhu kamarku menjadi dingin. Aku sedang mengerjakan tugas matematika yang tadi siang diberikan oleh pak Sehun, sedangkan Mingyu dia malah asyik bermain game di handphonenya. Sampai ada suara yang menginterupsiku. Siapa lagi kalau bukan suara Mingyu.

"Yak! Seulrin, aku bosan jika terus seperti ini. Aku lapar, apa di dapur ada stok bahan makanan?"

"Ada, mungkin. Coba kau cek saja sendiri, ah ya kau mau ke bawahkan? Tolong buatkan aku cokelat panas ya. Please?" Dengan suara yang dibuat seimut mungkin dan tentunya dengan tatapan memelas.

"Yak! Jangan bertingkah imut seperti itu, menggelikan sekali kau Park Seulrin."

"Aish biar saja. Aku ini memang imut asal kau tahu."

"Sayangnya aku tak mau tahu." Sambil menjulurkan lidahnya dan demi apapun mukanya jelek sekali saat ini tapi sedikit tampan.

"Sana cepat ke dapur, kau sangat mengganggu." Tidak lama setelah itu aku melihat pintu yang tertutup. Baru dua menit sejak Mingyu keluar dan turun dari kamarku menuju dapur, tiba-tiba lampu kamarku padam. Spontan aku berteriak karena jujur saja aku memiliki phobia kegelapan. Samar-samar aku melihat pintu kamar yang terbuka, dan terlihat sosok Mingyu disana yang buru-buru menghampiriku.

"Mingyu, a-aku takut. Aku, aku takut gelap. Jangan pergi ku mohon."

"Tenang, Seulrin. Aku disini dan tak kan kemana-mana. Aku janji." Dia segera memelukku dan mengelus-elus puncak kepalaku. Dan usahanya sukses membuatku nyaman berada di pelukannya dan sedikit melupakan dengan phobia ku.

Aku yang tadinya sedang duduk di meja belajar, kini berbaring di tempat tidur karena dia yang memindahkanku. Kami berdua sama-sama berada di tempat tidur, namun bedanya aku sedang berbaring sedangkan dia duduk di tepi ranjang. Aku refleks menggenggam tangannya karena tubuhku sedikit gemetar akibat phobia ku.

"Mingyu, aku ingin tidur tapi aku takut. Kau maukan menemaniku untuk malam ini saja?"

"Baiklah, aku mau. Aku juga mengantuk, aku akan tidur di sofa saja. Sekarang tidurlah."

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang