Namaku karimah,aku adalah orang yang paling tidak suka memakai baju ketat. Ketat sedikit saja sudah merasa tidak nyaman. Aku termasuk cewek yang agak tomboy. Karna yang kulihat, pakaian wanita pada saat itu kebanyakan ketat atau memperlihatkan lekuk tubuh. Akhirnya aku memilih untuk menjadi sok tomboy. Karna dari situ aku bisa bebas memakai baju atau kaos cowok yang biasanya jauh dari kata ketat. Aku juga bukan si gadis pemakai kerudung. Malah dulu aku berniat untuk tidak memakai kerudung. Karna kupikir memakai kerudung itu panas, gerah, dan lain sebagainya. Dan menurutku, memakai kerudung itu harus menyiapkan hati dan mental. Yaa itu jauh sebelum aku mengetahui bahwa memakai kerudung itu wajib hukumnya dalam islam
Suatu hari, saat SMA kelas 3 aku sering melihat perempuan-perempuan berkerudung lebar. Adem, tertutup, aman. 3 kata yang melambangkan mereka. Dari situlah aku tertarik untuk mencari di internet. Dan seketika aku kaget. Ternyata memakai kerudung itu wajib hukumnya. Aku tersentak. Selama ini aku tidak menunaikan kewajiban sebagai seorang muslimah. Bahkan dulu aku berniat untuk tidak memakai kerudung.
Dari situlah timbul niatan untuk memakai kerudung. Tapi hanya di luar sekolah. Karna kalau berkerudung di sekolah, harus membeli baju seragam baru lagi. Pelan-pelan aku ungkapkan kepada orang tua bahwa aku ingin berkerudung di sekolah. Dan ternyata, sebenarnya dari awal ,orangtuaku berharap begitu juga. Berharap aku bisa memakai alat penutup aurat itu agar bisa menjadi perempuan yang baik dengan memakainya dapat berakhlak mulia dalam sifat maupun sikap. Berharap aku menjadi perempuan yang sesuai dengan nama indah yang mereka beri.
Karna mungkin gayaku yang tomboy ini, orangtuaku tidak berani untuk menasihatiku pada waktu yang tepat. Tapi ya Allah terimakasih kau berikan hidayah kepadaku sebelum mereka mengetauhinya. Akhirnya mereka membelikan seragam baru. Aku sangat senang sekali, karena aku akan ke sekolah dengan penampilan baru.
Saat itu kerudung nya masih pendek dan masih memakai kerudung bahan paris. Bahan paris yaitu bahan kain yang akan menerawang. Dari hari itu aku mulai menikmati proses sebagai seorang muslimah sungguhan. Hingga pada akhirnya aku mulai siap untuk memakai kerudung yang menutup dada. Bahan kain masih paris, hanya saja ku double-in agar tidak menerawang.
Ada yang aneh dari perlakuan teman-teman terhadapku. Mereka jadi lebih menghargai ku, lebih segan denganku, beda dengan biasanya. Ternyata pakaian yang diniatkan untuk menutup aurat itu, akan membawa kemuliaan bagi pemakainya. Contohnya seperti yang aku alami saat itu hingga saat ini.
Tidak tahu kenapa, aku merasakan hal yang berbeda semenjak memakai kerudung. Aku merasakan segala hal baik menimpaku. Membawaku dalam kedamaian,keamanan, dan kenyamanan. Berbeda saat dulu aku belum memakai kerudung. Aku sangat bersyukur, kenikmatan semua yang tuhan beri kepadaku. Anugerahnya sangat indah, aku teramat menyukainya. Ternyata argumenku selama ini salah. Islam benar benar indah terutama dalam memuliakan wanita.
Setelah lulus SMA, aku meneruskan kuliah. Di perkuliahan aku mulai memanjangkan kerudung, mulai membeli kain yang tidak menerawang dan tidak di double-in. Aku sangat menikmati proses ini. Proses menuju muslimah sejati. Muslimah yang insya Allah diridhoi Allah SWT. Aku juga sengaja menuntut ilmu agama di salah satu UKM Keagamaan di kampusku.
Aku memang tidak langsung menggunakan pakaian yang seluruhnya tertutup kain yang terjulur panjang. Gamis dan kerudung panjang serta apapun jenisnya. aku tidak mau langsung berubah. Yang ku takutkan adalah cepat hijrah, cepat pula kembalinya. Karena aku sempat merasakan pasang surutnya cobaan yang menimpa teman temanku.
Aku pernah menemui beberapa muslimah yang pada awal hijrah langsung memakai gamis dan kerudung panjang. Namun setelah lulus, malah berganti jadi memakai celana dan kerudungnya pendek, bahkan ada yang berani melepas kerudung dan mereka juga sudah tidak memakai kaos kaki. Aku tidak melihat keburukan orang lain untuk aku cemooh.
Aku ingin perlahan berubah dan istiqomah agar menjadi muslimah yang berkualitas nantinya. Tidak yang asal ingin berubah tetapi ujungnya hanya mempermainkan. Ini namanya saja saja mempermainkan anugerah tuhan yang memberi kesempatan untuk berubah tapi malah di sia siakan.
Namun aku melihat nya sebagai suatu pembelajaran. Bahwa berhijrah itu harus karena Allah, bukan karena orang lain. Itu yang selalu ayah katakan padaku. Hingga sampai saat ini pun aku masih memakai baju potongan, yang penting adalah kerudung yang menutup dada dan tidak lupa memakai kaos kaki. Aku menyukai pakaian ini, karna sesuai sekali dengan diriku, tidak ketat.
Di organisasi kampus yang dulu ku ikuti, aku adalah satu-satunya orang yang memakai baju potongan, yang lain sudah memakai gamis. Namun aku yakin, yang aku lakukan hanyalah semata-mata karena Allah, bukan karna organisasi, bukan karna takut dengan ustadzah, dan lain sebagainya. Karna berbeda itulah, aku agak dijauhi dari kelompok. Aku merasa sendiri kala itu. Tak ada teman. Aku merasa dibedakan dari yang lain. Tapi karna niat awal aku disini adalah menuntut ilmu, saya tidak menyerah. Aku tetap terus mempertahankan apa yang aku yakini, selama tidak keluar dari syariat. Meskipun hatiku sakit terus-menerus karna pada saat itu secara tidak langsung aku dikeluarkan dari komunitas. Mungkin mereka pikir aku tidak pantas berada disana, karna pemikiran dan pakaian ku berbeda.
Tidak apa, Hanya karena itu saja tidak membuatku menyerah. Tidak membuatku kehilangan segalanya apa yang aku punya. Tidak apa juga tidak ada yang ingin berteman padaku. Karena aku yakin, Allah menyiapkan teman surgaku yang belum ia perlihatkan kepadaku. Aku selalu yakin selalu aka nada kebaikan menimpaku.
Aku akan terus mendekati siapapun orang yang selalu membawa kebaikan, sekalipun mereka tidak terus terusan berada disampingku. Yang selalu kemana kemana bersamaku. Tidak masalah untukku, Karena disini yang aku ingin dapatkan hanyalah keridhoan dariNYA. Berjalannya waktu, Aku menemukan teman yang selalu bersamaku, membawaku dalam kebaikan, dan ternyata dia juga merasakan hal yang sama seperti aku. Bagaimananya dia memulai perjalanan hijrahnya hingga bisa seperti sekarang. Dia adalah Mutiara, Wajahnya sangat cantik seperti namanya. Kami memulai perjalanan hijrah ke tahap selanjutnya. Sekarang, aku berhijrah ditemani seorang teman yang ingin juga menjadi lebih sangat baik. Berbeda dengan dulu. Semua hal kami lakukan bersama. Semangatku untuk menjadi muslimah sesungguhnya semakin berdiri kokoh dan tidak membuatku goyah sedikitpun. Membuatku semakin kuat dalam mengambil langkah. Kumulai hijrahku yang sesungguhnya dengan membaca bismillah bersama teman yang amat kusayangi ini. Saling mengingatkan jika diantara kita yang terkadang suka lupa diri. Kini, aku sudah memakai pakaian yang pernah kuragukan dulu. Aku memakai pakaian serba panjang, begitu juga dengan temanku.
Ya Allah, aku bersyukur atas semua yang engkau beri kepadaku. Ternyata memang benar, Segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas dan dengan hati serta diniatkan karena Allah, akan lebih mudah jalannya. Aku menyukai hidupku ini, perjalananku agar menjadi seorang muslimah yang lebih baik bisa terwujud. Rasa niatku yang dulu sempat terurung, kini sudah lepas urungan itu. Karima yang dulu kini sudah menjadi Karima yang bisa dibanggakan orangtua, bahkan orang orang yang dulu pernah mencomoohkan aku. Aku sukses sekarang, semua yang aku tinggalkan karena membuatku jauh dari tuhan, aku dapatkan kembali. Aku karimah, bisa mewujudkan impian orangtuaku. Karimah yang sesuai dengan namanya.
By Nadhira Khairunnisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Short StoryAssalamualaikum semua kenalkan kita, dari SMAIT YAPIDH BEKASI kelas 11 IPA 2. Ingin berbagi cerita kita, InsyaAllah bisa menghibur. Dan ini adalah tugas dari pelajaran Bahasa Indonesia kita, cerpen. Selamat menikmati cerita kita semua. muah