31. te amo

62 7 0
                                    

Saat waktu terus melangkahkan kaki, roda-rodanya selalu mendorong hari demi hari, tak terasa waktu terus berjalan aku masih saja terpaku dengan berkas-berkas yang tak pernah berhenti. Aku memutuskan untuk kembali ke rumah karena matahari ingin terbenam.

Tadi malam aku harus bergadang untuk mempersiapkan persentasi yang ingin disiapkan perusahan. untung saja hari ini aku tidak telat masuk ruangan meeting. Alhamdulillah meeting hari ini berjalan lancar walaupun ada berdebatan kecil dengan perusahaan lain. Setelah meeting aku ingin sekali cepat sampai ke ruang kerja, sebelum sampai ke ruang kerja ada seorang laki-laki menghadang jalanku, aku pun sedikit mendongkak kepala untuk melihat siapa dia sebenarnya.

Astagfirullah cepat-cepat aku mundur dua langkah dari tempatku "maaf ada keperluan apa ya?." tanyaku.

"argumenmu bagus sekali, sampai membuat bapak revan kehabisan kata-kata." jawabnya santai.

"oh ya kenalkan nama saya fikri aditya zaidan panggil saja fikri." ucapnya kepadaku dengan memberikan tangan kanannya.

Aku tak membalas jabatan tangan itu tetepi menyatukan tanganku di depan dada "ya terimakasih, maaf saya dulu." ucap ku lalu meninggalkan pria itu.

***

Pagi ini aku merasa kesal kenapa aku bisa telat mungkin faktor kemarin yang hanya tidur beberapa jam saja. Aku buru menuju kantor dengan ojek.Sesampai di perusahaan aku buru-buru memasuki kantor "aduh maaf,maaf, maaaf." saking terburu-buru aku tidak melihat jalanku alhasih aku menabrak seorang.

"oh ya tak apa-apa, kamu....wanita yang waktu itukan, siapa nama kamu?. " ucapnya.

aku pun pergi dari tempat itu dan tidak menjawab pertanyaan, pikiranku jadi was-was kenapa aku bisa bertemu dengan pria kemarin siapa dia kariyawan disini tapi aku tak pernah melihat dia sebelumnya.

Akhirnya pekerjaan hari ini selesai lebih awal. Saat aku sampai di lobi aku melihat kegaduhan di depan pintu masuk ternyata ada satpam dan seorang ibu disana."sudah sana pergi ini bukan tempat penampungan bu." Bentak pak satpam.

" ada apa ya pak." tanya ku.

"ini mba dia mau minta-minta, udah tau ini bukan tempat buat orang kecil kaya dia." ucap pak satpam.

"iya ini bukan tempat untuk meminta-minta tapi setidaknya jangan sekali-kali membentak, merendahkan atau membesarkan suara kepada seorang ibu, setidaknya kalau punya rezeki berbagilah." ucapku.

Aku mengambil beberapa lebar uang dari dalam tasku "ini untuk ibu semoga bermanfaat ya bu." ucapku kepada sang ibu

"terimakaih ya neng." kata sang ibu.

Sebelum aku berjalan meninggalkan kantor ada pria yang menghadang jalanku, ya pria masih pria yang kemarin.

"hai, ternyata lau suka mengasihani orang-orang yang tak mau bekerja ya." tanyanya.

"bukan urusanmu." jawabku sinis.

"yap, ini urusanku aku ingin tau apa tujuanmu yang selulu memperdulikan orang kecil seperti mereka."tanyanya

"jaga ucapanmu jangan menghina mereka, mereka juga tak mau seperti itu mereka hanya mengikuti apa yang sudah menjadi takdir mereka." Jawabku tegas.

"sekarang kau membela mereka lagi saat aku menghinanya."tanyanya.

"ya karena mereka saudaraku kau menghina mereka sama saja kau menghinaku, kalau kau menindas mereka sama saja kau menindasku, aku tidak perna tinggal diam jika ada yang menyakiti mereka, mereka itu saudaraku." jawabku.

Dia hanya terdiam dengan jawabanku. Aku segera pergi dari hadapannya.

***

Hari demi hari dia selalu menghalangkan jalanku, selalu bertanya tentang berdebatan waktu itu.Ternyata aku baru mengetahui pria itu adalah anak dari pemilik perusahaan. Tapi dari berdebatan itu aku mulai deket dengannya. dia baik, tampan, pandai, tinggi, kaya, mungkin jika orang awam melihatnya hanya berucap "dia pria sempurna" padahal sempurna itu hanya milik allah. Banyak wanita yang suka kepadanya sama sepertiku aku ingin memilikinya dan ada rasa yang aneh saat aku dekat dengannya, apa aku menyukainya? Mungkin, tapi aku tak boleh membesarkan perasaaan ini karena ia belum halal untukku. ia selalu mengajak aku jalan, makan bersama dengan alasan menanyakan beberapa masalah kepadaku. Ia sering mengikutiku dan sahabatku saat kami jalan-jalan. Saat ini aku dan dia pergi ke sebuah taman. Tak terasa banyak sekali yang pertanyaan yang ia tanyakan. Ternyata sudah masuk waktu asar.

"sudah asar aku ingin soalat asar dahulu." ucapku memotong pertanyaannya.

" tapi aku belum selsai bertanya." jawabnya.

" ya tapikan kita harus mengutamakan solat dari apapun, kamu beragama islamkan?."tanyaku.

"iya, tapi.... ak..aku tidak perna solat." jawabnya. hatiku kaget dengan jawabanya, dia seorang muslim tapi tidak perna melaksanakan perintah allah. Apakah aku merasa salah menaruh hati kepada pria ini?!.

"untuk apa orang tuamu memberikan nama fikri aditya zaidan yang artinya laki-laki yang mempunyai kelebihan pemikiran juga pandai dan bijaksan dan allah mengabulkan doa orang tuamu tapi kamu tidak bersyukur kepadanya, kamu diberikan kelebihan yang belum tentu orang lain dapatkan tapi kamu tidak mau bersyukur kepadaya. caranya hanya solat, tidak membuat waktumu sia-sia. Jangan sombong dengan apa yang kamu punya jika kelebihan itu diambil oleh allah sekarang juga kamu bisa apa? Sembalah allah sebelem semuanya terjadi." ucapku panjang lebar untuk meyakinkannya.

Aku meninggalkannya dan berjalan menuju musolah, agar ia memikirkan apa yang tadi aku katakan. selesai solat aku mmutuskan untuk pulang.

***

Beberapa hari ini aku tidak pernah melihat fikri lagi setelah perdebatan tempo hari. Ada rasa aneh di dalam hatiku, seperti ada yang hilang entah apa itu. mungkin fikri marah kepadaku karena aku memarahinya, ternyata pemikiranku salah beberapa hari ini fikri pergi ke luarkota. Hatiku lumanyan tenang mendengar berita tersebut.

Akhirnya fikri sudah balik bekerja. Hari-hari yang aku lewati mulai berwarna, fikri mulai masuk kedalam hidupku. Saat fikri menyampaikan kata cinta kepadaku, aku menolaknya dengan alasan aku tidak bisa menerima kata cintanya yang hanya membuat maksiat jika ingin serius dengan kata cinta itu datanglah kepada orang tuaku tetapi bukan ia yang datang, hanya berita yang membuatku sedih karena fikri akan menikah dengan sahabatku yang bernama liza. Fikri sudah menjelakan kepadaku pernikahan itu hanya pernikahan bisnis untuk menyelamatkan perusahaan orang tuanya. Tiba-tiba fikri meminta aku untuk bertemu, aku menjetujuipertemuan itu.

Disini ditempat ini tempat terakhir aku bertemu dengannya. "aku mencintamu agatha ardiannisa lubis dan aku akan membatalkan pernikahan ini dan melamarmu agar kita bisa hidup bahagia." Ucapnya.

" aku tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar cintaku kepadamu. Aku tidak setuju dengan pendapatmu, lebih baik kita tidak pernah bersama dari pada aku harus melihat kesedihan yang dirasakan sahabatku saat mendengar ucapanmu untuk membatalkan pernikahan itu." Jawabku.

"kenapa disaat seperti ini kamu masih peduli perasaan orang lain dari pada perasaan dirimu sendiri, kenapa tha?." tanyanya.

"kerana allah sudah menyiapkan sesutu yang lebih indah dari pada perasaanku ke kamu dengan cara melepaskan kamu dengan orang lain." jawabku.

"oke kalo itu mau kamu aku akan terima, aku berharap akan bertemu dengan wanita seperti mulagi tha, tapi aku tidak akan membiarkan kamu sakit sendirian aku akan tetap membatalkan pernikahan itu titik." ucapnya. Aku merasa kaget dengan penjelasannya. Aku dan dia tidak pernah bertemu lagi, aku memutuskan untuk keluar dari perusahaannya.

Jika kita mencintai sesuatu maka pasti kita akan rela berkorban untuknya. Karena cinta itu rela berkorban. Dengan sendirnya, kita ingin berkorban untuk orang yang kita cintai. Seperti itulah cinta yang terhadap banyak rasa didalamnya. Cinta membuat kita bahagia dan bisa membuat kita terluka.

By: siti aminah

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang