Sebagai seorang introvert, tidak mudah bagiku untuk mengekspresikan rasa ini lewat kata-kata. Ingin mengungapkan namun sulit menemukan diksi yang tepat. Maafkan aku bila memang banyak hal yang tidak mudah dimengerti, karena terkadang urusan hati memang terlalu kompleks, sehingga setiap pembaca bisa memiliki pemahaman yang beragam.
Sebut saja aku Aurum, Sebuah unsur yang biasa disebut emas. Sebuah unsur yang mempunyai nilai tinggi, karena memang pada hakikatnya setiap wanita itu berharga dan berarti. Aku adalah unsur yang susah bereaksi, susah untuk dilarutkan dan ditaklukan, karena unsur ini terus menunggu pereaksi yang sesuai, pereaksi yang bisa aku sebut sebagai takdir pelarut hati ini.
Terkadang aku bersyukur, menjadi sesuatu yang tak mudah larut, karena disaat unsur lain sudah berganti-ganti pelarut, aku disini masih harus menunggu yang tepat.
Hari-hari kulewati dengan damai, hari dimana aku terus menempa diri menjadi unsur yang berkualitas, unsur yang berharga. Akupun juga tidak terlalu tertarik untuk melirik sekitar, menengok hati ini pun jarang kulakukan, biarlah kekosongan hati ini diisi oleh pengetahuan alam semesta yang tidak ada habisnya. Namun, semua pasti ada masanya, semua pasti ada waktunya, kemanakah pelarutku? Aqua regia untukku?
Aqua regia, atau bisa diartikan air raja. Sebuah larutan yang bisa melarutkan emas sekalipun, dialah pelarutku, aku harus mencarinya.
"Sarah, Sarah! bangun dong! Lama kelamaan kamu bisa dimakan sama imajinasi kamu sendiri,lho!" ucap Alisha berusaha menyadarkanku.
"Eh, maaf, tapi sebut aku Aurum! Panggil aku Aurum!"
"Kamu kenapa sih semakin hari semakin tidak waras, sarah ya sarah, aurum itu nama unsur, ya Allah sadarkanlah teman hamba ini."
Alisha, temanku yang satu ini memang satu-satunya manusia yang bisa memahami dan memaklumi semua pikiran-pikiran unik yang aku lontarkan setiap hari. Jika saja bukan karena dia, mungkin sampai jam istirahat selesai aku akan terus berpetualang menyusuri imajinasi tanpa batas.
"Kamu tau? Akhir-akhir ini aku selalu bermimpi tentang aqua regia, raja yang akan melarutkan sang aurum suatu hari nanti. Menurutmu, apa hari itu benar-benar akan datang?" tanyaku.
"Aku tidak tahu, Sarah, aku bukan peramal. Mungkin rajamu sedang mengitari ruang antar galaksi demi menemukan sang aurum yang dicari-cari, mungkin?"
"Kalau begitu, bisakah aku memberi alamatku untuknya, memberi tahu bahwa aku ada disini, memancarkannya lewat gelombang radio berfrekuensi sangat tinggi agar bisa sampai ke ruang antar galaksi?" tanyaku lagi.
"Terserah kamu Sarah. Yang terpenting sekarang aku lapar sekali, aku mau membeli mie instan, mau ikut tidak? kalau tidak mau kamu akan kutinggal."
"Maaf, aku mau ikut, aku juga lapar, jangan tinggalkan aku!"
Kantin ramai seperti biasanya, terkadang aku berpikir, mengapa jam istirahat tidak dibagi perkelas saja agar manusia-manusia ini tidak memenuhi ruangan yang berukuran 6x8 meter ini diwaktu yang sama?! untuk membeli sepiring mie instan saja aku harus rela membuang energi yang sangat aku sayangi, dan sekarang energiku sudah habis, aku lelah.
Prangggggggg!
Ah, aku rasa aku memecahkan sesuatu, aku tidak berani melihatnya, akupun terus memejamkan mataku.
"Maaf, aku tahu aku salah, aku siap dihukum karena aku yang memecahkannya, tolong jangan memarahiku, bukan hanya rindu yang berat, omelan juga tidak kalah berat, maaf aku benar-benar tidak sengaja." ucapku sambil terus memejamkan mataku.
"Permintaan maaf diterima asalkan pelaku mau membuka matanya."
Perlahan, aku berusaha untuk membuka mata yang tidak ingin melihat sebuah realita yang tidak mengasyikkan untuk dibicarakan. Terlihat sesosok laki-laki tinggi berdiri dihadapanku. Wajahnya dingin, tidak tersenyum sama sekali, namun juga tidak memperlihatkan raut wajah kesal ataupun marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Storie breviAssalamualaikum semua kenalkan kita, dari SMAIT YAPIDH BEKASI kelas 11 IPA 2. Ingin berbagi cerita kita, InsyaAllah bisa menghibur. Dan ini adalah tugas dari pelajaran Bahasa Indonesia kita, cerpen. Selamat menikmati cerita kita semua. muah