26. Cinta? Takdir?

173 11 0
                                    


Jam 04.30 alarm berbunyi. Ku buka mata dan ku matikan alarm itu. segera ku mandi dan melaksanakan shalat shubuh. Seperti biasa, setelah shalat aku langsung membuka qur'an ku dan mulai mengahafalkan ayat-ayat suci didalamnya. kuhafalkan ayat per ayat sampai aku mendapatkan hafalan sebanyak satu halaman. kemudian, hafalan tersebut akan ku setorkan pada ustadzah tahfidz ku disekolah.

Tepat pukul 06.00, ibu memanggilku untuk sarapan bersama yang pada saat itu aku berada di kamarku. Ku datangi panggilan ibu dan kulihat semua anggota keluarga telah berkumpul kecuali aku. Seusai sarapan, aku langsung bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sebelum ke sekolah, aku harus mengantarkan adikku terlebih dahulu.

Sesampainya di sekolah, ku letakkan tasku di baris kedua dan langsung menuju musholla sekolah dan menemui ustadzah untuk menyetorkan hafalan yang sudah kupersiapkan. Dan pada pukul 07.30 bel masuk sekolah pun berbunyi, ku langkahkan kakiku menuju kelas dan mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran pada hari ini.

Author POV

Namanya Aira Al-Hafidzah. saat ini dia duduk di kelas 3 SMA. Aira biasa dipanggil Ai oleh teman-temannya. Dia anak pertama dari 3 bersaudara dan perempuan satu-satunya. Dia memiliki paras yang menawan dan cantik. Dia berbeda dengan anak lainnya. Meskipun dia memiliki paras yang subhanallah, dia tidak sombong bahkan dia memiliki hati dan sikap seperti bidadari. Dia termasuk anak yang aktif dan senang dalam berorganisasi serta termasuk murid yang berprestasi. Dia telah menyelesaikan hafalan 30 juz nya saat dia duduk di kelas 2 SMP semester 2.

Pada saat ini, dia harus fokus belajar untuk menghadapi berbagai ujian-ujian di akhir semester ini. diantaranya terdapat ujian syar'i, ujian sekolah, ujian tahfidz, dan ujian nasional. Semua ujian itu adalah penentu untuk kelulusannya di kelas 3 SMA ini agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi yang dia inginkan. Dia anak yang berbakti pada kedua orang tuanya dan dia sangat menyayangi serta mencintai semua anggota keluarganya. Disaat dia harus fokus belajar, tiba-tiba muncul dipikirannya keinginan untuk menikah setelah lulus SMA. untungnya, pikiran tersebut hanya terlintas saja dan tidak menjadi suatu keinginan yang sangat kuat.

Author POV end

Setelah belajar seharian, bel pulang sekolah pun berbunyi. aku dan temanku segera keluar kelas dan kembali ke rumah masing-masing.

Sesampainya di depan rumah, kulihat terdapat mobil yang terparkir di depan rumahku. mobil itu bukan mobil keluargaku. ku berfikir, "mungkin ada tamu didalam" dan segera ku buka pintu dan ku ucapkan salam. Dan ternyata itu adalah tamu ayah yaitu teman lamanya yang sudah lama tidak bertemu.

Author POV

Seusai Aira memberikan salam pada ayah dan temannya, dia langsung beranjak ke kamarnya. Dia hempaskan tubuhnya ke Kasur yang berukuran 2 x 1,5 meter tersebut. Setelah dia merasa cukup untuk istirahat badannya, dia langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah dipenuhi keringat.

Rania POV

"Oh may god, hari ini ku lelah sekali". Ku hempaskan tubuhku ke kasur yang empuk dan mengistirahatkan badanku sejenak. Kemudian, ku ambil handuk dan segera membersihkan tubuhku yang sudah dipenuhi keringat. Saat ini, tubuhku terasa segar. Aku langsung membuka pelajaran yang tadi dipelajari di sekolah dan mengerjakan PR yang diberikan tadi di sekolah.

Waktu telah menunjukkan adzan maghrib. Seperti biasanya, kami sekeluarga langsung mangambil wudhu dan melaksanakan shalat berjama'ah. Seusai shalat, kami sekeluarga pasti tilawah al-qur'an dan itu sudah menjadi salah satu kebiasaan keluarga kami. Kami tilawah al-qur'an sampai menjelang isya.

Setelah melaksanakan shalat isya berjama'ah, aku membantu ibu menyiapkan makan malam. Yup, malam ini adalah malam spesial. Malam ini merupakan hari dimana kedua orang tuaku anniversary pernikahan yang ke 30 tahun. Ketika semua makanan sudah siap di meja makan, kami semua langsung duduk mengelilingi makanan. Sebelum kami menyantap makanan, ayah memulai dengan berdo'a bersama, baik do'a untuk keluarganya, anak-anaknya, dan dirinya.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang