Murder on the Orient Express adalah film bergenre Drama/Mystery yand dirilis di Indonesia pada tahun 2017. Mengisahkan tentang sebuah pembunuhan yang terjadi di sebuah kereta eksekutif yang mengalami kerusakan, semuanya pun harus dipecahkan oleh seorang detektif terbaik di dunia bernama Hercule Poirot.
I have no clue/idea about what this movie is about before I watched it, I also don't know what to expect. I figured it'd be fairly good, and it did.
Akhirnya sebuah film yang mengangkat tema 'detektif' dengan kasus yang begitu old-fashioned di jaman sekarang ini. Udah begitu lama sepertinya semenjak film dengan cerita bertema 'murder mystery' diangkat ke layar lebar. Bahkan kalaupun ada, sepertinya hanya ada di TV Shows. For me, this is not one of those brutal/hard cases to solved. Kasusnya begitu sederhana, that is told very intriguingly. Karena mudah, menyebabkan film ini tidak terlalu harus bermain banyak pada plot-nya. Dan itu bukan hal yang buruk karena merupakan salah satu contoh kasus pembunuhan yang easy-to-follow. Terkadang kalau terlalu rumit, ujung-ujungnya kita malah 'un-bothered' dan 'give up' as soon as possible. Tapi meskipun ini kasus yang mudah, tetap saja memiliki esensi 'kebingungan'nya tersendiri. Mungkin karena basic-nya gua sangat suka/tertarik pada 'murder mystery' ya, menurut gua itu salah satu hal yang paling menarik karena seru. Bahkan meskipun gua lagi ngga nonton film, gua akan menonton video dimana seseorang menjelaskan tentang pembunuhan korban-korban misterius yang belum dipecahkan alias 'unsolved murder cases', dan waktu itu malah sempet kepikiran untuk mem-publish buku yang membahas khusus hal ini haha.
Gua sangat dapat mengikuti film ini dari awal sampe akhir, which is a very good thing. It's just in the right dose to keep me 'in' the movie. Mungkin ada satu atau dua adegan kecil dimana gua un-focus atau zone-out but the rest are extremely exciting. Ini juga menjadi faktor yang menyebabkan plot-nya straightforward dibantu dengan mereka yang memberikan background story yang pas pada karakter yang di tonjolkan. And what I liked is that whenever they're showing the past events of the characters, warnanya berubah menjadi hitam-putih dan ditayangkan melalui sebuah movie projector yang membuat pemerannya seolah-olah menonton kembali kejadian tersebut. Tapi hal tersebut juga menimbulkan hasil yang negatif. Karakter/peran di film ini cukup banyak, which leads to 'neglected characters'. But even then, mereka ngga sepenuhnya mengabaikan karakternya kok, mungkin ada beberapa karakter sampingan dan karakter utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Movie Reviews
RandomBuku ini berisi ulasan-ulasan saya mengenai film yang sudah pernah saya tonton sebelumnya. Seluruh tulisan dan resensi 100% murni alias jujur di setiap tanggapan, dan semuanya berdasarkan opini saya sendiri. Selain resensi, terdapat bagian-bagian la...