Movie 72: Little Women (2019)

1.7K 95 44
                                    

Little Women adalah film bergenre Drama/Romance yang disutradarai oleh Greta Gerwig dan dirilis pada tahun 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Little Women adalah film bergenre Drama/Romance yang disutradarai oleh Greta Gerwig dan dirilis pada tahun 2019. Menceritakan tentang kehidupan keempat perempuan bersaudari Jo March, Amy, Meg, dan Beth. Mereka memiliki mimpi masing-masing namun konflik keluarga serta individu pun menjadi penghalang itu semua.

Little Women adalah film adaptasi dari buku yang berjudul sama dan dirilis pada tahun Louisa May Alcott pada tahun 1868. Meskipun ada sekitar 12 adaptasi film lainnya dari buku Little Women (baik itu miniseries, TV shows, hingga film layar lebar), gua tetap merasa bahwa Little Women yang dirilis pada tahun 2019 ini menjadi contoh film yang baik dalam upayanya memperbaharui cerita dan menggarapnya secara modernized. Karena menurut gua, film-film adaptasi harus terus mengikuti perubahan era sesuai dengan tanggal film tersebut dirilis, seperti misalnya: film adaptasi Little Women yang dirilis pada tahun 1933 tidak akan sama dengan yang dirilis pada tahun 1994 begitu juga dengan 2019. So, in order for them to make it more suitable for new audiences, it requires some changes that allows them to become more consume-able. Film ini memiliki plot yang back-and-forth, biasanya plot seperti ini memang digunakan untuk menceritakan tokoh utama yang sedang menulis buku (seperti film In The Heart of The Sea) atau menceritakan tentang karya miliknya seperti film ini. Dengan plot yang dihadirkan menurut gua dapat memudahkan pembaca dalam mengikuti alurnya, sehingga dari awal ketika penonton masih belum memahami background story dari filmnya secara bertahap bisa dapat mencicipinya selagi mengikuti timeframe; 'the present time'. Film ini juga mengangkat tema dan isu yang penting pada jamannya, yaitu ketika dimana dulu adanya standarisasi terhadap kaum perempuan yang harus tetap tinggal di rumah dan menikahi pria kaya agar dapat menjamin masa depan mereka, isu ini menjadi salah satu topik yang tidak habis dibicarakan sehingga menciptakan sebuah stigma dan standar pada masyarakat. Namun, yang menjadikan ceritanya sangat menginspirasi adalah karena Little Women bertindak melawan itu semua seperti bagaimana Jo March yang memutuskan untuk tidak ingin menikah dan ingin menjalani hidupnya sesuai dengan yang ia mau selagi berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. What makes Little Women remained a classic is because its theme is still relatable with every generation. Seperti hubungan para saudari perempuan yang masing-masing memiliki perilaku berbeda, begitu juga dengan pertalian keluarga dimana mereka harus menghadapi keseharian hidup tanpa Ayah mereka karena sedang  menjalani tugas perang. Intinya, ceritanya menghadirkan setiap aspek dan elemen Drama yang dialami secara individu: masa pertumbuhan, memiliki mimpi besar, pembentukan ikatan kasih sayang dengan keluarga dan juga mengalami rasa kehilangan. Ini yang menjadikan ceritanya menjadi timeless dan klasik alias akan tetap relevan hingga ke generasi manapun. Meskipun disini main-plot filmnya berada pada storyline Jo March dan bagaimana ceritanya diceritakan oleh dia sebagai seorang penulis namun penonton dapat tetap bisa menikmati storyline dari karakter lainnya, seperti storyline dari Amy yang mendalami seni lukis di Perancis, dan kakak tertuanya Meg yang tidak terlalu besar dengan mimpinya malah sudah merasa nyaman dan merasa kehidupannya sudah utuh karena telah menemukan pujaan hatinya, serta Beth yang memiliki bakat pada musik namun selalu terhalang untuk mewujudkan mimpinya itu. Namun, seperti manusia pada umumnya, setiap saudari ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang gua suka dari tiap karakter ini adalah betapa inspiring dan motivational-nya tokoh Jo March, sangat terlihat betapa passionate-nya dirinya untuk mewujudkan mimpinya agar menjadi seorang penulis di New York yang dapat menerbitkan sebuah buku yaitu buku yang ia tulis mengenai keluarganya dan real-life experience. Hal ini yang menyebabkan rasa peduli penonton bertumbuh besar karena ketika menonton, kita hanya ingin bahwa Jo March sukses dalam mencapai mimpi-mimpinya dan kagum akan kegigihannya agar tidak pernah putus-asa juga bagaimana ia sangat mempedulikan setiap saudari perempuannya meskipun terjadi beberapa konflik baik antar karakter maupun secara individu yang inevitable.

Movie ReviewsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang