Crazy Rich Asians adalah film bergenre Drama/Romance yang dirilis di Indonesia pada tahun 2018. Menceritakan tentang seorang wanita muda bernama Rachel Chu yang memiliki pacar pria muda bernama Nick Young dan ternyata merupakan salah satu orang dengan latar belakang keluarga kaya. Ia pun mulai menelusuri asal-usul Nick Young selagi berusaha untuk memperjuangkan hubungan mereka.
Modern fairy tale overrated and overhyped Cinderella movie in 2018. Oh, but with an Asian Cast.
Belakangan ini, film yang satu ini lagi hype-hype-nya dan meskipun di Indonesia keluarnya telat ketimbang di luar negri namun film ini tetap aja masih laku. Premis dari film ini sangat cringe-worthy namun tetap dapat mengundang penonton untuk menonton. Dari segi cerita, gua suka filmnya yang merepresentasikan "asian culture appropriation" secara layak dan cukup akurat, meskipun ngga sepenuhnya. Ngga semua film mampu melakukannya dengan baik apalagi diikuti dengan all-asian-cast. Kalau kalian mengekspektasikan sesuatu yang baru ataupun spesial dari film ini, tentu kalian ngga akan mendapatkannya. The film is pretty fine on its own merits, tapi meskipun begitu film-film tipe seperti ini udah pasti akan mengandung tema mainstream dan prodigy pada biasanya. Plot yang dihadirkan pun cukup predictable, kalian akan bisa mendapatkan gambaran tentang scene yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana filmnya akan berakhir dan sebagainya. Kelebihan yang dimiliki oleh film ini adalah visualnya yang cukup intricate dan sedap untuk dipandang, namun kebanyakan film pun memiliki visual yang bagus. Nah, yang menjadi isu terbesar bagi gua sendiri adalah betapa besar filmnya menghadirkan elemen stereotypical, unrealistic, dan terlalu sugar-coat di beberapa scenes.
Filmnya terlalu shallow, seolah ingin menjadi sebuah film yang seru dan meskipun terdengarnya enjoyable tapi mereka gagal untuk menciptakan atmosfir tersebut. Antara seperti sebuah film yang mencoba untuk setengah serius dan setengah tidak, alhasil tidak sukses di keduanya. Stereotipe juga menjadi masalah besar di film ini, seperti bagaimana orang China berpakaian, kehidupan orang Singapura seperti apa, dan lainnya. Kehumorisan yang ditampilkan beberapa kali sukses namun hampir sebagiannya cukup gagal karena terkadang terlalu dry dan tidak cukup mendarat dengan baik. And, if you know me, you know that I don't like unrealistic things. Nah, film ini menyajikan banyak sekali hal-hal yang unrealistis yang bakal bisa membuat kalian berpikir "Apaan sih?". Selain itu, script di film ini menurut gua sangat superficial, terlebih pada romance-nya sendiri. Mereka seperti ngga tau bagaimana romance yang sesungguhnya, apalagi untuk menggambarkannya secara rinci ke audience. Kalau diibaratkan sama aja kayak sepasang pria dan wanita yang saling jatuh cinta, lalu ngga lama terjadi konflik dan pada akhirnya happy-ending. The minute that I came into the film, gua udah yakin bahwa filmnya pasti akan happy ending, sebab senjata agar para penonton banyak yang menyukainya adalah dengan demikian. And I'm not saying that a movie with happy ending is a bad movie. Namun, kebanyakan kasusnya, happy ending itu memiliki relasi besar dengan ketidakrealistisan dari sebuah film. Dan semua elemen tersebut pun menyatu mulai dari kekliseannya, ketidakrealistisannya, dan ketidaklucuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Movie Reviews
AcakBuku ini berisi ulasan-ulasan saya mengenai film yang sudah pernah saya tonton sebelumnya. Seluruh tulisan dan resensi 100% murni alias jujur di setiap tanggapan, dan semuanya berdasarkan opini saya sendiri. Selain resensi, terdapat bagian-bagian la...