Hereditary (In-Depth Review & Movie Explained)

1.8K 84 33
                                    

Okay!

Jadi, tujuan gua membuat chapter ini karena gua merasa kayaknya banyak dari kalian yang udah nonton Hereditary tapi masih memiliki banyak pertanyaan dan masih belum mengerti sebagian besar ceritanya, termasuk gua sendiri pun begitu.

Film ini memang sebuah film yang tidak bisa hanya sekedar "dilihat", kalian harus jeli dan berkonsentrasi penuh pada detail-detail yang dihadirkan (kebanyakan clue yang mereka berikan itu sangat tidak noticeable) sehingga membuat penonton harus mencari sendiri (seperti menyatukan kepingan puzzle). Butuh waktu cukup lama untuk menyatukan setiap potongan demi potongan, setelah research kemana-mana, akhirnya gua mendapat sebuah kesimpulan yang mudah-mudahan dapat membuat kalian memahami sebagian besar filmnya.

Jadi, chapter ini tidak hanya akan menjelaskan tentang hal yang mungkin menimbulkan pertanyaan besar atau keanehan yang terjadi namun juga sekaligus akan gua bahas aspek-aspek keren yang membuat ini menjadi satu-satunya film horror terhebat, terseram dan tersakit di beberapa tahun terakhir.

Sedikit curhat, gua awalnya ngga tau kalau film seperti ini akan tayang di Indonesia dan ketika gua tau gua sangat excited tentunya namun gua pasrah karena filmnya ngga keluar di XXI. Sampai akhirnya kalian pada semakin membuat gua galau dengan menyuruh gua nonton filmnya, lalu gua pun relain pergi ke CGV khusus untuk menonton film ini dan untungnya film ini tidak mengecewakan sama sekali. Namun, gua sedikit kesel sama diri sendiri karena merasa telat untuk menonton filmnya ketika biasanya gua menjadi yang paling pertama perihal menonton film baru. But, better late than never.

Warning
[This chapter contain major spoilers. Please exit immediately if you haven't watched Hereditary. If you still continue to read this, it's your own call. But you've been warned.]

In-Depth Review

Salah satu aspek yang gua sukai adalah transisi mulusnya, dimana mereka mengganti dua macam setting waktu dan tempat dengan penempatan posisi karakter yang sama. Ini membuat filmnya menjadi sangat visual storytelling, hanya dengan sebuah transisi serta teknik angle camera yang digunakan. Salah satu contohnya adalah setting waktu malam dan pagi, hanya ada background pohon yang warna disekitar terang (menandakan pagi) lalu langsung bertransformasi menjadi malam (menandakan malam) dengan hanya perpindahan satu shot tunggal.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Movie ReviewsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang