02.

3K 100 1
                                    

Sebelumnya aku tak pernah terpengaruh dengan lelaki lain, tapi dengan NaeNae berbeda. Dia membuatku penasaran terhadap dirinya. Wajahnya yang tak pernah sekalipun menampakkan senyuman tanpa permisi memasuki mimpi-mimpiku. Dan tak bisa dipungkiri jika jantungku berdebar lebih cepat ketika berada disampingnya.

Aku menyukainya.. Cowok tampan yang telah lama mengisi hatiku..

Tapi dia tidak. Dia memiliki kekasih bahkan aku mendengar dia sudah bertunangan dengan kekasihnya itu yang tak lain adalah seorang pelayan dirumah ini.

Sial. Aku dikalahkan oleh seorang pelayan.

Aku berjalan menuruni tangga, kali ini tubuhku berbalut dress dengan warna pink yang imut dan lucu namun tetap terlihat elegant. Semua mata tertuju padaku kecuali mata dingin itu. Mata NaeNae Suthatta.

Dia sama sekali tidak memandangku.. Huuhh.. Dingin sekali dirinya.

Hari ini rencananya aku akan menemani kakek bermain Golf. Aku benci saat-saat seperti ini. Tapi karena aku menyayangi kakek ku ini mau tidak mau aku mengikutinya juga. Sekalian bisa memandangi NaeNae sepuasnya.

NaeNae benar-benar berbeda dengan Bodyguardku yang lain. Tubuhnya memang tegap dan kekar, namun dia sedikit lebih ramping dari pada Bodyguard ku yang lain,  tapi kemampuannya jangan di tanya lagi.

Dia sudah mempunyai sabuk hitam di Taekwondo, keahlian dia dalam melempar pisaunya jangan di tanya lagi. Bermain pedang atau samurai sudh menjadi olahraga sehari-hari nya.

Bahkan dia sudah mempunyai kemampuan menggunakan senjata api. Aku benar-benar merasa terlindungi jika berada di sampingnya.

Wajahnya,,, hemmmm.... Dia lebih cocok menjadi Aktor, model bahkan anggota boyband saja. Sumpah, demi apapun juga yang ada di bumi ini, dia benar-benar terlihat sangat tampan. Belum lagi pakaiannya yang selalu terlihat pas melekat ditubuhnya membuatku semakin tergila-gila padanya.

Tergila-gila? tidak. Ini tidak boleh dibiarkan, mana mungkin orang sepertiku tergila-gila dengan bodyguard seperti NaeNae Suthatta cowok super dingin dan wajahnya selalu datar setiap melihatku.

Tapi jujur saja, semakin hari, dia semakin membuatku sesak nafas saat melihatnya.

"Nona, apa yang anda lakukan?'' tanya suara berat tepat di belakangku.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan, kenapa kau mengikutiku?" tanyaku kembali pada seseorang di belakangku yang ku yakini orang itu adalah NaeNae.

Aku saat ini memang sedang berjalan sendirian di area lapangan golf, dan ternyata NaeNae mengikutiku dari belakang.

"Saya harus memastikan keselamatan anda, Nona." Selalu saja jawaban itu yang membuatku semakin jengkel. Memuakkan!

"Apa tak ada jawaban lain selain itu?" tanyaku sedikit kesal.

"Maaf, tapi memang itu jawabannya, ini memang sudah menjadi tugas saya untuk..."

"Cukup." Kataku sambil membalikkan badanku dan menatapnya tajam.

"Aku sudah muak dengan semua ini. Kau membosankan sekali." Lanjutku lagi sambil menunjuk-nunjuk dada nya.

Dan tak ada reaksi apapun darinya. Wajahnya tetap saja datar sedatar tembok. Dan aku benar-benar membenci itu.

"Pergilah, aku bisa mengurus diriku sendiri." Lanjutku lagi sambil bersiap untuk jalan kembali. Tapi aku merasakan dia masih saja mengikutiku.

"NaeNae Suthatta! Kau mau membuatku gila?" teriakku frustasi.

"Maaf saya Nona, tapi ini tidak aman untuk anda."

"Aku tidak peduli, yang aku inginkan hanyalah kau menjauh dariku." teriakku lagi terhadapnya.

Astaga. Ini benar-benar membuatku frustasi, dia masih saja memasang wajah datar tanpa ekspresinya.

Aku bersiap untuk lari dari hadapannya tapi tanpa kusangka dia meraih tanganku dan menariknya hingga tubuhku menempel pada dada bidang nya.

"Jangan lakukan hal yang bodoh, itu bisa melukai dirimu." Katanya dengan nada dingin.

Astaga.... Saat ini aku merasakan jantungku mau melompat dari tempatnya.

"Aku tidak peduli." Teriakku.

"Tapi kakekmu peduli." Jawabnya lagi.

Aku melepaskan cengkramannya dengan kasar lalu mulai berteriak lagi dihadapannya.

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang