08.

2K 82 0
                                    

Batz sedikit berbeda, Ada apa dengannya? dia mendiamiku, aku tahu itu. Biasanya dia adalah wanita yang cerewet meskipun aku tak pernah menghiraukan nya, tapi saat ini, dia menjadi sosok yang pendiam.

Apa karena pernikahan kami yang sebentar lagi akan di laksanakan?

Aku benar-benar tak pernah membayangkan jika aku akan menikah dengan seorang Phichyaphakh Batz, si barbie dari Thailand.

Menurut mata lelaki dia sangat sempurna, dan aku tak menyangka jika aku akan memiliki nya.

Mengingat hal itu ada sedikit kebanggaan tersendiri. Aku bahkan tidak bisa menahan diriku ketika di dekatnya.

Aromanya sangat menggoda, aroma yang seksi seperti wanita dewasa pada umum nya. Dia seperti seorang bad girl, berbeda dengan Aom yang polos.

Aku mencintai Aom, tapi aku tak bisa membohongi diriku sendiri jika aku juga mulai tergoda dengan Batz seperti saat ini.

Saat ini aku sedang mengajarinya menggunakan senjata api laras panjang. Kakeknya memang memiliki hobby seperti ini setiap sebulan sekali, dan entah kenapa hari ini kakeknya menyuruh Batz ikut. Dan tentu saja aku yang disuruh untuk mengajak Batz.

Jantungku seakan mau melompat dari tempatnya saat telapak tangan ku menyentuh jemari halusnya.

Jarak antara kami sangat dekat, tubuh depanku menempel sepenuhnya pada tubuh di belakangnya.

Aromanya benar-benar memabukkan ku. Aku gugup. Baru kali ini aku gugup dengannya. Ada apa denganku?

"Aku harus bagaimana?" Suarnya benar-benar terdengar sangat lembut.

"Arahkan pada targetmu, dan tarik pelatuknya. Kau harus fokus pada titik ini." Interuksiku kepadanya.

Aku tak bisa menginteruksinya panjang lebar, karena aku sendiri tak bisa fokus, bahkan untuk bernafas pun saat ini sangat sulit.

Dia mempengaruhi ku...

Dia pun menarik pelatuknya dan 'Dooorr..' dia berhasil mengenai target meski sebenarnya hanya melenceng beberapa senti dari titik pusat target.

"Bagaimana? Apa ini baik?" Tanyanya antusias dengan tersenyum penuh dengan kepuasan, senyum yang sudah beberapa hari ini tak ku lihat.

"Ya, untuk seorang pemula ini sangat baik." Jawabku seadanya.

"Baiklah, aku akan mencoba nya lagi." Katanya penuh dengan semangat, dan aku hanya mengangguk.

Aku tak tahu harus bicara apa lagi karena sebenarnya aku memang orang yang sangat sulit untuk diajak berbicara.

Aku bukan teman bicara yang baik. Sesekali aku memperhatikan Batz, dia memang sangat berbeda dengan Aom.

Dia cantik, amat sangat cantik, dan kenapa aku baru menyadarinya?

Dan aku baru tersadar jika aku sudah cukup lama melamunkan kecantikan Batz ketika kakek Batz menyadarkanku dari lamunan dengan ajakannya.

Dia mengajak kami makan siang ke sebuah restoran mewah. Aku belum pernah ke sini, tentu saja, karena derajat kami memang berbeda, dan seperti nya aku memang tak pantas berada di sini.

Aku berdiri di belakang kursi yang di duduki Batz seperti biasa karena aku hanya seorang pengawal nya.

"Nae, kenapa kau berdiri di sana? Ayo duduklah dan makan bersama kami." Kata kakek Batz kepada ku.

"Tapi tuan-"

"Sudah berapa kali aku berkata, panggil aku kakek, kau sebentar lagi akan menjadi cucu menantuku. Dan sekarang, ayo makan siang bersama." Katanya memotong perkataan ku.

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang