14.

2.4K 88 3
                                    

Ciuman kami pun semakin intens, aku mulai memberanikan diri menangkup kedua Puncak payudara nya, meremas dan menggoda nya, Sialan! mereka begitu pas, dan mereka milikku....

Tanpa berpikir panjang lagi aku pun mulai melumat nya, menghisap nya bahkan meninggalkan jejak kemerahan di sekitarnya, membuat Batz mengerang, mendesah, Astaga! Beginikah nikmati nya bercinta dengan orang yang sempurna?

Akhirnya aku membalikkan tubuhnya kembali hingga kini aku yang berada di atas dan menindih nya tanpa sehelai benang pun.

Dia sudah siap untukku, begitu pun sebaliknya. Aku kembali melumat bibir mungil nya dan siap-siap memasuki nya.

Aku tak tahu apa ini yang pertama untuk nya atau tidak. Tapi mengingat dia pernah belajar di luar negeri mungkin ini bukan yang pertama.

Aom saja yang gadis polos dan biasa-biasa saja sudah bukan perawan lagi saat aku bercinta dengannya. Dan sebelum aku memasuki nya dia mencengkram erat lengan ku.

"Nae." Katanya dengan nada takut. Takut? Takut apa?

"Ya?" Jawabku parau.

"Lakukan dengan perlahan?" Bisik nya malu-malu.

Aku mengangkat sebelah alisku.

"Kenapa?" Tanya ku lagi dengan nada heran.

"Uummm..." Dia memalingkan wajahnya.

"Ini yang pertama untukku."

"Apa?" Tanya ku dengan nada tak percaya. Apa dia serius? Yang pertama? Jadi, aku adalah lelaki pertama yang bercinta dengan nya? Astaga, aku benar-benar tidak percaya.

Ku kecup lembut bibirnya.

"Tenanglah, aku akan melakukan nya selembut mungkin. Aku akan membuat ini Indah untuk kita berdua."

Dan entah setan apa yang memasuki diriku hingga aku mengucapkan kata-kata manis tersebut yang bahkan dengan Aom saja tak pernah ku ucapkan.

Hampir 15 menit berlalu, aku masih berusaha dengan keras untuk menyatukan diri tapi belum bisa, hingga aku menemukan penghalang itu, dan siap-siap merobek nya.

Aku kembali melumat bibir Batz, berharap bisa sedikit menghilangkan rasa sakit nya.

Dan akhirnya, dengan sekali hentakan menyatu lah diriku dengan tubuhnya.

"Aaaahhh Nae, Sakit, Pelan-pelan Nae." Kata Batz dengan wajah yang sangat sexy dan menawan.

Sial! Ini benar-benar bisa membunuhku. Dia.... Sangat nikmat, Sial! Setelah dia menghentikan rintihan nya, aku mencoba bergerak kembali sepelan mungkin.

Oh tuhan, aku benar-benar bisa gila. Bahkan Aom saja tak ada apa-apanya dengan wanita ini. Istriku... Istri yang tidak ku cintai.

Astaga, istri??

"Aahhh Nae,, Yaaa terus Nae,, Aahhhhh." Kata Batz sambil mendesah memanggil nama Nae.

Perlahan aku mendengar desahan nya, desahan dan ekspresi kenikmatan yang tak pernah terlihat di raut wajah nya, astaga, dia benar-benar terlihat sangat cantik dan mempesona.

Dia adalah makhluk sempurna yang pernah ku temui, dan dia milikku...

"Aahhhh iya Batz terus lah terus mendesah memanggil nama ku,, Aku sudah mau keluarrrr,, Ahhhh Batz." Kata Nae dengan wajah nikmati nya.

"Ya Nae,, aku juga sudah mau keluarrr,, Aaahhh Nae ini sangat nikmati. Aahhhh." Kata Batz lagi.

Sial! Sejak kapan aku menjadi posesif seperti ini terhadapnya? Akupun kembali mencumbu nya, melanjutkan aksi ku menghujam nya berkali-kali, hingga tak lama, kami melakukan pelepasan bersama-sama.

Ku peluk tubuhnya yang lungai, ku kecupi seluruh permukaan leher dan pundak nya. Ada rasa bahagia yang membuncah di hati ku, kenapa ini? Kenapa seperti ini? Akhirnya aku sadar jika aku sudah di kalahkan oleh yang namanya nafsu.

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang