24.

2K 75 0
                                    

Aku menembakkan pistol yang sejak tadi ku pegang ke atas. Hingga membuat kedua lelaki di hadapanku memandangku dengan tatapan tak terbaca nya.

Lalu dengan gemetar aku menodongkan pistol ku ke arah Tina.

"Letakkan pistolmu Tina, atau kau ku tembak." Kataku dengan nada sedikit gemetar.

Bukan nya takut Tina malah tersenyum menyeringai.

"Well... Jadi kau mengancamku, Sayang?" Katanya sambil melangkah ke arahku dan aku pun hanya bisa mundur.

"Pergilah Batz." Teriak Nae.

"Letakkan senjata mu atau ku bunuh dia." Kali ini Tina mengarahkan pistol nya kembali kepada Nae masih dengan melangkah ke arahku.

Aku menggeleng kan kepalaku. Dan dia tersenyum lalu 'Dooorrr...' Aku melihat Nae tergeletak dengan darah yang keluar dari dada nya.

"Bagaimana sayang? kau masih meragukan ancamanku?" Tanya Tina dengan menyunggingkan senyum nya dan masih melangkah mendekati ku.

Apakah Nae sudah pergi meninggalkanku? Kenapa dia tega meninggalkan ku sendiri? Aku menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan mataku.

Bayangan Nae saat mengajariku menggunakan pistol langsung terngiang di otakku.

'Konsentrasi, Bidik mangsamu dan tarik pelatuknya.' Akhirnya dengan yakin aku menarik pelatuk itu.

'Doooorrr...'

Aku membuka mataku melihat Tina yang memandang dadanya sendiri yang mengeluarkan darah karena tembakan ku.

Lalu Tina menatap ku dengan tatapan tak percaya nya, dia masih melangkah menuju ke arahku.

Sedangkan aku sendiri berusaha mundur dengan gemetar. Kutarik pelatuk itu sekali lagi, masih mengenai dada Tina, tapi dia masih belum tumbang.

Ku tarik lagi dan lagu hingga peluru itu habis tepat saat itu Tina berada di hadapan ku.

Dia tumbang dalam pelukanku. Dan aku menangis.

"Tina." Panggil ku lirih.

"Aku mencintaimu Batz." Katanya kemudian.

Lalu dia menghembuskan nafas terakhirnya. Aku pun berteriak histeris.

Aku kehilangan teman ku satu-satunya dan aku sendiri lah yang menghabisinya. Kepeluk tubuh Tina erat-erat.

"Tina..." Lirihku lagi.

"Batz." Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku dengan suara kesakitan.

Aku mengedarkan pandangan ku dan mendapati Nae yang setengah bergerak, Nae masih hidup. Aku lantas meninggalkan Tina dan menghampiri Nae.

"Nae." Panggil ku saat aku sudah berada di hadapannya.

Dia lalu menarik telapak tangan ku dan menaruh nya tepat di dadanya yang terkena tembak.

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang