11.

2.1K 83 0
                                    

Acara pemberkatan pun akhirnya di mulai.. Nae Suthatta sedang menunggu Batz yang sebentar lagi akan menjadi istri nya itu.. Nae terlihat sangat gugup. Tiba-tiba pintu pun terbuka. Dan nampak lah sosok cantik yang di tunggu-tunggu Nae sedari tadi. Yaitu Istri nya Phichyaphakh Batz.

Batz terlihat sangat sangat cantik dan sempurna dengan balutan gaun mewah yang di pakai nya itu. Batz berjalan bersama kakek nya dan menuju di mana Nae sedang berdiri.

Batz dan Nae saling memandang kagum di dalam hati,, mereka berdua saling memandang sampai-sampai suara pendeta yang memanggil mereka pun mereka tidak sadar. Lalu kakek Batz berdiri dan terus memanggil mereka. Akhirnya mereka pun sadar dari lamunan nya saat kakek Batz memanggil. Mereka berdua pun terlihat malu dan menjadi gugup.

Lalu pendeta itu pun bertanya apakah pemberkatan ini bisa di mulai? 

Batz dan Nae hanya bisa menganggukkan kepala nya.

Baiklah acara ini akan di mulai.

"NaeNae Suthatta, Apakah kamu bersedia Phichyaphakh Batz menjadi Istri mu dalam suka maupun duka hingga maut memisahkan kalian?".

"Ya, Saya bersedia." Jawab Nae dengan tegas.

"Phichyaphakh Batz, Apakah kamu bersedia NaeNae Suthatta menjadi Suami mu dalam suka maupun duka hingga maut memisahkan kalian?".

"Saya bersedia." Jawab Batz dengan pelan.

Selamat kepada kalian berdua telah sah menjadi Suami Istri, sekarang Sang Suami boleh mencium Sang Istri tercinta.

Acara pemberkatan pun berakhir, Nae akhirnya memberani kan diri untuk mencium Batz di hadapan semua orang, mengulum bibir Batz seakan-akan tak ada akhirnya, Kenapa? Aku merasa dia sudah menahannya terlalu lama, apa dia tidak pernah berciuman dengan Aom? Pasti sangat membosankan sekali.

Tiba-tiba aku merasakan pundakku di tepuk oleh seseorang dari belakang. Saat aku menoleh aku mendapati seseorang yang sudah lama tak ku temui.

"Tina Suppanad." Pekikku sambil memeluknya.

Dan Tina pun ikut memelukku. Astaga... Aku sangat merindukan nya. Dia adalah sahabatku saat aku masih kecil. Aku tak menyangka jika dia akan datang ke pesta pernikahan ku. Karena setahuku, dia sudah menetap di new york sejak kecil.

"Hei, kau semakin cantik saja." Katanya masih dengan memelukku. Ya, Tina memang sangat suka sekali menggodaku. Akupun memukul lengannya seperi biasa saat dia mulai menggodaku.

"Aku tak menyangka jika kau akan datang kemari."

"Tentu saja, aku kan menyayangimu. Bahkan ibuku pun ku ajak kembali ke Thailand hanya untuk menghadiri pesta pernikahan mu."

"Benarkah? Dimana bibi?" Aku bertanya sambil mengedarkan pandangan ku ke seluruh penjuru ruangan.

Tapi yang ku dapat adalah tatapan tajam dari Nae, lelaki yang kini menjadi suamiku.

Sedang apa dia di situ? Dan astaga, tatapan matanya benar-benar bisa membunuh ku. Dia lalu mendekat ke arahku.

"Siapa dia?" Tanya nya dingin namun tetap berwajah datar.

"Dia Tina sahabatku, Tina, dia Nae Suthatta."

"Suami nya." Tambah Nae sambil mengulurkan tangannya.

Entah kenapa aku merasa Nae seperti orang yang sedang cemburu. Ahhh itu tidak mungkin,, perasaan ku saja, dan benar saja, tiba-tiba dia meraih pinggang ku.

"Kau sedang apa?" Bisikku padanya.

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang