21.

1.9K 76 2
                                    

Badanku lemas, kepala ku pusing. Mungkin karena aku kurang makan. Ya, mengingat makanan apapun yang di sediakan Tina di sini aku akan sesekali menolak nya.

Aku membencinya. Tina benar-benar berbeda dengan Tina yang ku kenal dulu. Ada apa dengan nya?

Aku tak tahu ini sudah hari ke berapa aku di sekap di kamar ini. Itu tak penting. Yang penting adalah apa Nae tahu jika aku di sini? Di sekap di kamar ini? Apa dia mencariku? Apa dia merasa kehilangan ku? Kurasa tidak.

Bahkan mungkin saja saat ini dia sudah kembali lagi bersama dengan Aom. Astaga, apa aku harus menerima Tina?

Sebenarnya aku sempat terkejut saat Tina dengan santai nya bilang mencintai ku. Dia memang selalu ada untukku begitupun sebaliknya. Tapi untuk menjadi kekasih seperti nya itu tidak mungkin.

Saat itu....

"Tinggallah disini Batz, bersama ku?" Katanya yang sontak membuat ku terkejut.

"Apa? Apa yang kau bicarakan Tina? Aku tak mengerti." Aku merasa suasana di sekitarku mulai aneh.

Tina tak seperti biasanya. Ada apa dengan dirinya?

"Aku mencintaimu Batz, dan aku hanya ingin bersama mu.. Tinggallah di sini bersamaku Batz." Dan setelah kata-kata itu terucap aku mengerti jika aku dalam masalah besar.

Aku panik, aku mulai berbalik ingin pergi dari rumah Tina, tapi pengawal di belakang kami menghalangiku.

"Aku ingin pulang Tina." Kataku kemudian.

"Tidak Batz, kau akan tetap disini, bersamaku." Katanya dengan nada dingin dan tajam.

"Tidak Tina. Aku ingin pulang. Aku ingin pulang!!" Teriakku dan pengawal di sekitar ku mulai memegangi ku, mereka membuat ku tak bisa bergerak.

"Sialan! Apa yang kalian lakukan?" Bentak Tina kepada pengawal nya dan itu benar-benar membuatku terkejut.

Setauku Tina tak pernah berprilaku kasar kepada seseorang.

"Nona ini akan kabur jika kami tak memeganginya, Tuan." Kata seorang pengawal.

"Bodoh! Lepaskan dia, kau menyakiti nya Brengsek!" Teriak Tina lagi kepada pengawal tersebut. Pengawal itu pun segera melepaskan ku.

"Maafkan kami Tuan." Kata pengawal itu.

"Tina, aku mohon bawa aku pulang." Rengekku kepada nya.

"Maaf Batz. Aku tak bisa kehilangan dirimu lagi." Dan tanpa aba-aba Tina meraih bahuku menuju sebuah kamar di lantai 2. Aku berteriak histeris. Aku tak menyangka jika Tina akan melakukan ini, bahkan aku tak menyangka jika dia sekuat ini.

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang