19.

1.9K 73 0
                                    

Aku masih terlihat tenang, gagah seperti tak terjadi apa-apa jika di lihat dari luar, tapi ketika masuk ke dalam kamar, semua nya berubah.

Aku seperti mayat hidup yang kehilangan jiwa ku. Tak ada rasa, tak ada warna.

Semua barang-barang di kamar ini mengingatkanku kepada Batz dan itu benar-benar membuatku semakin gila.

Aku menangis, seorang Nae Suthatta yang tegas dan dingin menangis hanya karena istri yang tak di cintainya pergi meninggalkan nya.

Aku menangis, merutuki kebodohan ku, mengumpat karena kesalahanku....

Aku ingin dia kembali... Kembalilah Batz.. Aku aku mencintaimu.. Huufffhh

Tiba-tiba aku mendengar pintu di ketuk.

"Masuk." Kataku malas.

Dan masuklah seorang yang pernah berada di hatiku, Aom dengan sebuah nampan berisi makanan. Dia masuk dan kembali menutup bahkan mengunci pintu. Apa yang dia lakukan? Kenapa dia mengunci pintu nya?

"Makanlah Nae. Kau terlihat buruk." Katanya sambil menaruh nampan di meja lalu mendekatiku, berdiri di hadapan ku yang masih terduduk di pinggiran ranjang.

Aku pun segera memeluk perutnya dan berkata padanya.

"Dia meninggalkan ku Aom, dia meninggalkan ku." Astaga, apa aku sudah gila? Kenapa aku memeluk nya?

"Nae, tenanglah, ada aku disini."

Aku melepaskan pelukan ku dan memandang dengan tatapan bertanya. Apa maksudnya?

"Lupakan dia Nae, dan kembalilah hidup bersamaku, aku tahu kita masih saling mencintai. Lupakan wanita sialan itu dan mari kita hidup bersama lagi." Katanya sambil menangkup kedua pipiku dengan kedua telapak tangan nya.

Apa Aom sudah gila? Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu? Bukankah aku sudah mengatakan padanya jika aku tak akan kembali lagi dengan nya.

Tiba-tiba dia mendorongku hingga aku terlentang di atas ranjang dan dia berada di atasku.

"Aku merindukan mu Nae, aku menginginkan mu kembali." Kata nya sambil nelumat bibirku dan juga membuka kancing ke meja ku satu persatu.

Aku yang baru sadar dengan perlakuan Aom segera mendorong nya menjauhiku.

Sialan, bahkan saat ini pun aku tak sudi di sentuh siapa pun selain sentuhan istriku, Batz.

Aku lantas berdiri dan merapikan pakaian ku kembali tanpa menghiraukan nya.

"Nae, kenapa kau berubah seperti ini?" Tanya nya mulai nangis.

"Pergilah Aom, aku tak ingin bertemu dengan mu lagi, kau di pecat dan di keluarkan dari rumah ini." Kataku dingin kepada Aom.

Aku bahkan tak sadar kenapa aku berkata seperti itu terhadapnya.

"Kenapa Nae, kenapa?" Tanya nya sambil merengek di lengan ku.

Aku hanya diam membisu.

"Apa kau mulai mencintai nya?" Tanya nya dengan nada tak percaya.

Aku masih diam membatu.

"Jawab aku Nae, apa kau mulai mencintai nya?" Kali ini dia mulai berteriak.

"Ya, aku mencintainya, hanya dia." Jawab ku dengan datar tanpa ekspresi.

Aku merasakan Aom melepaskan pelukannya pada lengan ku. Dia menatap ku dengan tatapan tak percaya nya, lalu dia mulai berlari pergi meninggalkan ku.

Ya, mungkin ini memang yang terbaik untuk kami. Aku tak akan mengejar nya karena memang dia sudah tak ada lagi di hatiku. Aku hanya membutuhkan Batz saat ini, hanya Batz.....

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang