09.

2K 80 0
                                    

Akupun hanya mengangguk patuh, dan duduk di sebelah Batz. Dia sangat anggun bahkan ketika sedang makan.

Batz makan lebih cepat dari pada biasanya, dia juga tak berbicara sedikitpun, tak cerewet seperti biasanya. Sepertinya dia sengaja melakukannya supaya cepat keluar dari tempat ini. Apa yang sedang ia hindari? Apakah aku?

"Kakek, aku sudah selesai, aku ingin pulang." Katanya kemudian.

"Tidak Batz, tunggulah Nae terlebih dahulu."

"Tidak kakek, aku bisa pulang sendiri." Dan sejak saat itu aku tahu jika dia sedang menghindari ku. Ada apa? Apa ada yang salah denganku?

"Batz, kau harus pulang bersama Nae." Dan setelah itu dia tidak membantahnya lagi.

Aku tahu, sebenarnya Batz adalah gadis baik, dia akan selalu menuruti apa kata kakeknya.

Apa nantinya dia juga akan selalu menuruti apa kataku ketika aku jadi suaminya? Astaga, apa yang sedang kupikirkan? Kenapa aku sudah memikirkan hal-hal itu?

Akhirnya seperti biasa, kami pun pulang bersama, dia duduk di jok depan seperti biasanya.

Hanya saja kali ini wajah nya terlihat lebih muram, dia juga terlihat enggan memandang ke arahku dan lebih memilih melihat keluar jendela. Apa yang terjadi dengannya?

"Ada apa denganmu?" Aku coba bertanya padanya.

"Tidak." Hanya itu jawabannya. Tapi aku tidak puas. Kenapa dia berubah jadi seacuh ini denganku?

"Apa aku melakukan kesalahan?"

"Tidak" Lagi-lagi jawaban itu.

"Apa kau ingin aku menjauh darimu?" Tanyaku lagi.

Tapi dia tidak menjawabnya, dia hanya diam membisu. Ya, mungkin itu yang di inginkannya.

"Baiklah, aku akan menjauhkan diri darimu." Kataku kemudian.

Dan kami pun terdiam kembali tanpa ada yang berkata-kata lagi di sisa perjalanan pulang kami.

Entah kenapa itu membuatku sesak, aku tak suka Batz yang pendiam seprti ini....

Putri Manja & Bodyguard TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang