Cinta sampai Halal part 3

4.1K 120 0
                                    

Terkadang hati dan pikiran kita saling bertentangan. Meski mata melihat,pikiran mencernah dan hati merasakan,namun jika tetap bersilangan,maka sudut kemistri itu tetap sulit disatukan.

                 🍀🍀

"Kamu...,!!" tunjukku pada seseorang yang duduk disamping puput. Sepasang mata itu melotot.

Puput menatap kami aneh.

"Apa kalian sudah saling kenal?" tanyanya. Aku segera mengalihkan pandanganku padanya.

"Oh ti tidak." jawabku gagu. Aku menutupi kebenarannya.

Lalu aku mengalihkan pandanganku pada gelas minuman diatas meja.

"Ayoh diminum put,mumpung masih hangat."pintaku padanya akhirnya. Berusaha menyembunyikan Rasa canggungku padanya.

"Oh gituh. Kirayin uda saling kenal." ucap puput
Aku hanya tersenyum padanya.

aku mendapati sepasang mata itu menatapku. Namun segera ia alihkan kearah lain.

"Wah kebetulan sekali kalau gitu. Karena kalian belum saling kenal,kenapa kalian tidak saling berkenalan saja?." ucap puput tiba-tiba.

Aku yang masih menikmati minumanku,Mendengar ucapan puput,seketika terbatuk-batuk.
Uhuk...uhuk

"Kamu kenapa wa,apa kamu baik-baik saja?" tanya puput khawatir.

"Aku ti.. Tidak apa-apa kok put." ucapku berbohong.

"Kebiasaan deh. Makanya kalau minum itu pelan." ucap puput. Aku hanya bisa tersenyum kearahnya.

Laki-laki yang dipanggil kakak oleh puput itu hanya diam.

Suara mama mengalihkan pandanganku.

"Wa,ajak puput makan yuk." Pinta mama padaku.

"Iya ma. Put makan yuk." ajakku padanya.

"Tidak usahlah wa,lagian aku mau pulang nih. Uda lama juga. Soalnya tadi,aku izinnya sama mamaku tidak lama."

"Put,makan dulu yuk nak." mama keluar dari dalam mengajak puput untuk ikut makan.

"Tidak usah tante. Makasih. Tapi aku harus segera pulang. Soalnya aku izinnya sama mama tidak lama." jelasnya.

"Kan kamu bisa jelaskan sama mama kamu put,kalau kamu lama karena rindu sama alwa. Lagian,mama kamu tidak mungkin melarang kamu." jelas mama pada puput.

Puput menatap wajah laki-laki yang ada disampingnya. Mereka saling pandang memandang.

"Put,dia kakak kamu?" tanya mama. Namun matanya menatap kearah laki-laki yang duduk disamping puput.

"Iya tante." jawabnya diiringi senyuman.

"sekalian ajak kakak kamu juga yah..." ucap mama pada puput. Puput mengangguk.

Kami segera masuk kedalam rumah.

Kami duduk di meja makan. Aku dan puput,duduk berdampingan. Sedang ayah duduk tidak jauh dari laki-laki itu.

Ayah membuka pembicaraannya di sela-sela akhir kami makan.

"Kamu anaknya Reyan yah?" Sontak saja laki-laki itu terkejut.

"Iya om. Kok om tahu saya anaknya reyan?" tanyanya menyelidik. Ayah tertawa ringan.

"Sungguh dunia ini sempit sekali yah..." ucap ayah mengalihkan.

Laki-laki itu menautkan satu alisnya,menoleh pada ayah. Dari raut wajahnya tampak kebingungan.

"Jadi gini,om sama ayah kamu itu sudah bersahabat sejak lama." aku sedikit terkejut mendengar ucapan ayah.
"Karena kami sangat dekat,kami seperti saudara sekandung." lanjut ayah.

"Terus?" tanyanya penasaran.

Ayah mulai bercerita. Sekali-kali mereka tertawa diiringi senyuman.

Lebih lagi,dia tidak merasa canggung lagi berbicara pada ayah. Keduanya tanpak blak-blakan.

Aku menatap keduanya keheranan.

"Jadi om tahu saya ini anaknya reyan karena kemiripan wajah saya sama papa saya?" ayah mengangguk.

Laki-laki itu tersenyum puas akan cerita ayah yang panjang lebar.

Belum sampai disituh,bahkan sampai beralih tempat,mereka masih asik mengobrol.

Aku dan puput saling menatap satu sama lain lalu tersenyum kembali.

Sesekali aku mencuri-curi pandang kearahnya.

Ternyata dia jauh lebih manis saat tersenyum.

Cinta sampai HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang