cinta sampai Halal part 12

3.2K 87 0
                                    

"Hey alwa,kog bengong aja sih..." aku tersentak saat tangan puput menepuk bahuku. "Belum mau balik?"
Aku melirik ke kiri dan kanan. Fikran sudah tidak ada.

"Cari siapa hayo..." godanya.

"Ihh apaan sih put. Ndak cari siapa-siapa kok."

"Ahg masah sih..."

"Iya."

"Yah uda,ayoh balik. Kak ran uda nunggu tuh dari tadi. Kamu bawa motorkan?" Aku mengangguk.

Segera kami melangkah ke parkiran. Fikran sudah duduk didalam mobil.

"Sejak kapan fikran berlalu?" Bisikku pada puput disampingku.

"Kamu sih kelamaan bengongnya." Aku menggaruk leherku yang tidak gatal. Malu,sangat malu dihadapan keduanya.

"Al,ke rumah dulu yah..."
Aku mengangguki saran puput.

Beberapa menit kemudian,kami meninggalkan bandara.

--

Puput membantu fikran  mengeluarkan barang-barangnya keluar dari dalam bagasi. Aku tidak ikut membantu.

Kami segera memasuki rumah megah milik om reyan.
"Assalamu'alaikum pa, ma."

"Wa'alaikumsalam." Om reyan dan tante rahma menyambut kedatangan putranya. Fikran  lalu menyalami tangan kedua orangtuanya.

Lalu aku dan puput ikut menyalami tangan om reyan dan tante rahma.

Setelah itu,aku dan puput dipersilahkan untuk duduk. Sedangkan tante rahma pamit kebelakang.

Fikran duduk sebentar lalu mengangkat tasnya menuju kamarnya.

Beberapa menit kemudian,tante rahma datang dengan membawa beberapa gelas minuman segar.

"Diminum dulu." Sembari tersenyum.

"Iya tant. Makasih." Aku ikut membalas senyuman tante rahma.

Waktu kian cepat berlalu. Sekarang hampir menjelang sore. Waktu mahgrib akan segera tiba.

Fikran baru ikut gabung. Dia sudah terlihat rapi dan juga segar.

"Om,tante,aku pamit yah. Soalnya uda mau sore nih." Pamitku.

"Kog cepat-cepat sayang. Mau diantar?" Tanya tante rahma padaku.

"Oh tidak perlu tant. Aku bisa pulang sendiri kog."

"Benaran?"

"Benaran kog tant. Alwa pamit yah tant." Seraya berdiri lalu menyalami tangan keduanya.

"Hati-hati yah nak." Ucap om reyan dan tante rahma bersamaan.

"Iya tant. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Aku segera meninggalkan kediaman rumah om reyan.

--

Waktu kian begitu cepat berlalu.
Hari ini didalam aula yang sesak akan ribuan mahasiswa,memadati setiap sisi ruangan. Rasanya cukup sempit tempat ini untuk diisi beribu-ribu mahasiswa dari berbagai fakultas.

Aku menarik napas dalam-dalam. Cukup gerah aku rasakan. Mek up yang sedari tadi menempel pada kulit wajahku,rasanya mulai luntur akibat keringatku.

Satu demi satu mulai menuju kedepan,untuk memperoleh gelar mereka masing-masing. Aku masih menunggu di tempat ini. Menunggu waktu giliranku. Semacam menunggu antrian masuk ke dalam bioskop.

Cinta sampai HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang