cinta sampai halal.

3.1K 87 0
                                    


"Apa kamu tidak salah memakai kostum?" Aku menatap kearahnya  sebentar lalu beralih pada pakaian yang sedang aku kenakan. Apa ada yang salah dengan baju yang aku pakai?
Dia menatapku cukup intens dari ujung kepala sampai ke kaki yang terbungkus oleh kaos kaki. Dia tersenyum.

"Ada apa?" Tanyaku merasa risih akan tatapannya.

"Kita akan pergi diacara reunian bukan kondangan bu alwa." Ucapnya lalu tertawa terbahak. Dasar menyebalkan. Rasanya tanganku mulai gatal ingin melemparinya dengan sesuatu. Namun karna dering ponselku,aku urungkan niatku. Ia sekarang menoleh pada ponsel diatas meja. Aku segera meraihnya saat ia keluar dari kamar.

Pesan chatt dari puput menginfokan jika kami akan berkumpul di cafe dekat pantai tempat terakhir kami reunian jam 8 malam.

Setelah mendapat pesan chatt dari puput,aku segera menemui fikran. Namun sebelum itu,aku mengganti pakaianku terlebih dahulu dengan pakaian yang lebih simple. Saat aku sedang menghampirinya,ia terlihat begitu serius dengan ponselnya hingga dia tidak menyadari kedatanganku. Aku berdiri tepat dibelakangnya. Mungkin ini tidak baik karena aku telah membaca privasinya. Meski sebenarnya diantara suami dan istri,tidaklah baik jika saling menyembunyikan sesuatu.
Hatiku tergerak ingin mengetahui lebih detil dengan siapa ia berkirim pesan.

Namanya cukup jelas tertera dilayar ponselnya. Anggi,siapa dia?

--

Gemerlap lampu kota malam ini begitu indah. Suara hewan malam mulai terdengar. Aku menatap rembulan dilangit lewat kaca jendela mobil. Saat dia sedang mengemudi,pandanganku memang melihat  kearah luar tapi pikiranku berkelana entah kemana.

Aku diam membisu. Malam ini begitu terasa sunyi aku rasakan meski suara mesin kendaraan yang melintas tetap lalu lalang.

Sejam perjalanan,sampailah kami di cafe tempat berkumpulnya teman-teman sekolahku dulu. Hampir semua sudah berkumpul sambil menikmati jamuan yang disediakan.

"Ehm." Aku menoleh kearah puput yang berjalan kearah kami. Dia menyambut kedatangan kami berdua. Dia tersenyum lalu menuntun kami masuk ke dalam cafe. Suasana begituh ramai.

"Hay alwa.." panggil ika. Aku tersenyum kearahnya. Ika menghampiriku.

"Ehm,uda ada pasangan ternyata. Kog nggak ngasih tahu sih kalau uda nikah. Tega deh kamu wa." Celoteh ika padaku. Aku tersenyum melihat ekspresinya. Hampir semua teman-temanku telah mempunyai pasangan. Ada juga yang masih setia dengan status diri mereka yang singell.

Aku melirik kearah ika yang sangat berubah dengan ika yang dulu,ika yang aku kenal waktu kami masih duduk dibangku sekolah. Dulu dia dikenal dengan gadis tomboy selain itu,dia tergabung dalam anak basket. Meski dia memakai jilbab,namun tidak mengurangi penampilannya yang seperti lelaki. Entahlah,apa yang membuatnya bisa berubah sedrastis seperti saat ini.

Kami melangkah ke kursih kosong tepat di teras cafe. Tempat yang memang telah dipesan oleh puput jauh-jauh hari. Secara dia yang mengusulkan acara ini. Fikran tidak ikut bergabung. Dia memilih keluar dari cafe. Katanya sih ingin menghirup udara malam dan menatap hamparan lautan luas dikala malam gulita seperti ini. Lampu-lampu kota,bintang dan rembulan dilangit,ikut menghiasi alam hingga terlihat mengagumkan. Sungguh maha kuasa Allah subhanahu wata'ala dengan segala ciptaanNya.

Kami disuguhkan dengan minuman hangat dan makanan.

"Mohon perhatiannya teman-teman." Suara farit membuat kami menoleh kearahnya. Dia sudah berdiri diatas panggung.
"Maaf sudah mengganggu waktu kalian sebentar. Tapi kalian tidak boleh lupa,ini acara reuni. Acara yang dimaksudkan untuk kita bisa kembali mengingat masah-masah kebersamaan kita di sekolah dulu. Tidak ingin berpanjang lebar,namun aku sangat berterimakasih pada teman kita puput yang sudah mengatur ini semua. Bedanya,dulu kita kumpulnya pakai seragam sekolah. Sekarang kita kumpulnya pakai baju biasa namun tidak sendirian lagi. Ada yang datang dengan pasangan masing-masing dan ada yang datang seorang diri. Namun tidak masalah,itu bukan kendala untuk kita tetap berkumpul. Buat puput,sekali lagi terimakasih. Aku boleh nyanyikan satu lagu nggak buat ngehibur kalian semua?" Tanya farit

"Boleh..." jawab kami didalam cafe.

"Tapi maaf ya,suara aku nggak semerdu waktu pakai seragam sekolah dulu. Jadi dimaklumi saja soalnya uda lama aku nggak ngelatih vokal." Ucap farit seketika memunculkan tawa bahagia didalam ruangan termasuk aku sendiri. Aku sungguh menikmati suasana ini,berkumpul dengan teman-teman lama seakan kami terbawa kembali dimasah-masah kami memakai seragam sekolah.

Farit mulai memetik tali senar gitar yang ia ambil dari kursih. Gitar yang memang telah disediakan oleh pihak cafe.

Kau begitu sempurnah
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan
Selalu memujamu

Disetiap langkahku
Ku kan selalu memikirkan dirimu
Tak bisaku bayangkan hidupku tanpa cintamu...
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu sempurnah... sempurnah...

Aku memalingkan pandanganku dari farit kearah luar jendela. Sungguh pemandangan dihadapanku membuatku hatiku sedikit sesak. Sulit untuk aku mengerti apa yang terjadi dengan diriku.

Diluar sanah,fikran sedang berbicara dengan seorang wanita. Wajahnya anggun tertutup oleh khimar yang ia kenakan. Sungguh,itu membuat hatiku risih dengan wanita itu.

Kau genggam tanganku
Saat ini ku lemah dan terjatuh
Kau bisikan kata dan hapus semua sesalku..
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu
Sempurnah.... sempurnah.

Kami bertepuk tangan atas penampilan farit barusan. Sebelum mataku kembali beralih kearah luar.

Kemana perginya mereka dan siapa wanita itu?
Aku segera berdiri dari dudukku.

"Alwa mau kemana? Acara belum selesai. Kita juga masih mau foto bareng. Apa kamu nggak mau ikut gabung? Jarang-jarang kita bisa kumpul kayak gini. Sengaja aku bikin acara reuniannya malam karena pikirnya waktu siang semua pada sibuk." Tutur puput membuat aku hanya bisa tersenyum kearahnya. Aku tidak bisa menolak karena tujuan aku datang kesinih buat kumpul bersama mereka bukan yang lainnya.

"Ayoh beratur dong biar semua bisa muat. Siap" Ujar fotografer yang langsung diundang oleh puput. Dia mulai menghitung maju. Kami semua memasang pose.
"1... 2.... 3... cis"

Setelah acara foto-fotoan selesai,aku beralih keluar dari cafe. Aku ingin tahu wanita itu siapa.

"Alwa" aku menoleh kearahnya. Puput sudah berdiri dibelakangku. "Mau kemana sih,acara belum selesai kamu uda mau pulang aja. Ayoh masuk." Ujarnya sembari menarik tanganku agar mengikutinya.

"Put?" Dia menghentikan langkahnya dan berbalik kearahku.

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu. Boleh?" Dia menarik napas lega.

"Yah ampun wa,aku kirain apaan. Ya boleh dong kitakan sahabat." Sambil tersenyum. "Eh gimana kalau kita duduknya disituh saja." Sambil menunjuk tempat duduk yang sudah memang disediakan pihak cafe,sehingga secara langsung kita bisa menikmati suasana malam yang indah di bibir pantai. Melihat hempasan ombak malam dan tiupan angin sepoi-sepoi dari arah laut.

"Apa ada wanita yang dekat dengan fikran dimasah lalu?" Pertanyaanku ternyata mampu menarik perhatian puput seketika. Ia lantas menoleh kearahku. Dia belum langsung menjawab. Tatapannya menerawang kearah laut yang menyuguhkan suasana yang tenang seperti ombak yang terhempas menabrak bibir pantai tanpa ada yang menghalangi.

"Ada" jawabnya sebelum aku benar-benar beralih menatapnya dengan tatapan penasaranku.

Cinta sampai HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang