Langit sedang kelabu, jelas malam itu harusnya bulan bisa menampakkan sinarnya. Tapi awan hitam menghalangi.
Langit Cuma mendung tapi tidak menumpahkan air-air yang ditampungnya, ia kelabu tapi tidak menangis.
“gak langsung pulang?” tanya Dio saat Raja duduk menghampirinya diteras Cafe.
Cafe sudah tutup, Bimo dan Roy juga sudah pulang. Tapi dua anak muda seumuran itu masih menikmati waktu malamnya.
“nanti aja”
“kangen sama gue pasti?” ujar Dio dengan sengaja menggoda Raja.
“udah deh, jangan mancing gue buat suka sama lo lagi” ketus Raja sewot. Dio Cuma cengengesan.
“lo mau kemana?” Dio menatap Raja bingung, tidak mampu menangkap maksud perkataan orang yang duduk disampingnya.
“tadi gue liat Abeng sibuk mesanin tiket, katanya itu buat lo” Dio mengangguk-angguk sambil berohh panjang tanpa mengeluarkan suara.
“malah ngangguk-angguk” dikomentari begitu, Dio justru geleng-geleng. Sengaja membuat kesal Raja.
“gue serius Riss,”
“mau pergi jauuhhhhhh....” Dio masih menjawab dengan main-main.
“kemana?”
“pengen tau aja” Raja akhirnya Cuma diam, sadar kalau Dio tidak ingin diikut campuri.
“hati-hati nanti, semoga perjalanan lo lancar. Dan bisa pulang dengan selamat.”
“iya Makasih perhatiaanya” Senyum Dio mengembang sambil mengucapkan terima kasih karena perhatian Raja.
“Elang tau?” Dio menggeleng
“jangan kasih tau dia” pintanya.
“kenapa?”
“hmmm...”
“Entah, gue gak pengen aja dia tau”
“lo gak pengen dia tau atau emang gak pengen dia khawatir?” tebak Raja.
Tapi Dio Cuma diam, sambil menatap Raja ia Cuma tersenyum. Sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan Raja, membiarkan Raja berkutat dengan rasa penasarannya sendiri.
***
Dio dengan nyaman mengayun-ayunkan kedua kakinya memperhatikan orang-orang yang lalu lalang, orang-orang yang pergi, pulang, dan datang. Sementara Abeng mengeluarkan koper hitam milik Dio dari Mobil.
“perasaan yang mau pergi lo, kenapa jadi gue yang repot sih” keluh Abeng
“semua barang bawaan lo udah disiapin semuakan?” tanya Juno memastikan. Dio Cuma mengangguk sambil tersenyum manis.
“hati-hati disana” ujar Juno kembali.
“Dijogja lo tinggal dimana?” Tanya Abeng. “hotel mungkin” jawab Dio seadanya.
“Daddy sudah menghubungi Brian buat jemput lo nanti dicalifornia”
“padahal gue pengen dihotel aja” keluh Dio seperti anak kecil. “irit ongkos nyet” Abeng mengoceh.
“Brian masih tinggal diapartemen?” tanya Dio tak menghiraukan omelan Abeng.
“iya” jawab Juno.
KAMU SEDANG MEMBACA
But, Who I Am?
Teen Fiction"Ketika waktu dan tragedi merubahmu menjadi orang yang berbeda" Seorang anak SMA sepolos Dian tidak pernah menyangka rasa sukanya selama ini kepada kakak kelasnya-Elang terbalaskan, entah keberuntungan macam apa yang menimpanya Elang anak paling hit...