Untuk kesekian kalinya Sony berada dicafe yang sama seperti sebelumnya saat ia bertemu dengan temannya untuk menanyakan kelanjutan dari pencarian Dian.
"lo sudah dapat kabar apa?" tanya Sony langsung.
"gue dapat kontak temannya Dian, namanya Ayu. Dulu semasa SMA dia lumayan dekat dengan Dian. Saat ini dia kuliah di Makasar. Info yang gue dapat kalau nanti sore dia akan ke Jakarta. Lo coba hubungi dia saja, siapa tau lo bisa ketemu langsung." Kata Temannya itu sambil memberikan selembar kertas berisi kontak Ayu.
"oke terima kasih sebelumnya, lo cari info lebih lanjut lagi. Kalau ada info lagi langsung kabarin gue."
Setelah itu, tinggallah Sony seorang diri. Sambil memperhatikan selembar kertas yang berisi Nomor itu, Sony sedikit ragu-ragu untuk menghubungi Ayu. Sony menghela nafas panjang, memberanikan dirinya menghubungi Ayu dan berharap mendapatkan tanggapan baik dari Ayu.
Dari sebrang sana terdengar suara lawan bicara, yang menanggapi panggilan Sony dengan ramah.
"Halo, ini siapa?" tanya Ayu ramah.
"perkenalkan nama gue Sony. Sebelumnya gue minta maaf nanya gini, lo teman Dian kan?" tanya Sony hati-hati.
Ayu sempat keget mendengar pertanyaan Sony, setelah sekian tahun tak mendengar nama itu Ayu kembali mendengar nama itu dari orang yang tak dia kenal.
"iya, lo kenal Dian? Lo tau Dian dimana? Lo siapanya Dian?" tanya Ayu khawatir.
"ini gue temannya Elang, lo kenal Elang? Kakak kelas lo"
"iya, gue ingat" jawab dengan nada sedikit melemah.
"Elang minta tolong ke gue buat nyari keberadaan Dian, lo punya waktu gak? Ada hal yang harus Elang tanya dan sampaikan. Gimana ?"
"gue bisa, besok malam. Nanti alamat ketemuannya gue kirim. Ada yang mau gue sampaikan ke kak Elang juga."
***
Malam ini selalu sama sangat membosankan untuk seorang Elang, ia telah lama kehilangan rasa bahagiannya entah sejak kapan ia merasakan.
Elang menyusuri jalanan seorang diri, kakinya melangkah diluar kehendaknya, seolah menuntunnya menuju suatu tempat. Pikirannya entah melayang kemana, kepalanya hampir pecah menagani masalah perusahaan sekarang ia harus dihadapkan dengan masalahnya dengan Raja yang belum juga mencair.
Dari kejauhan ia mengenali sosok yang pernah mengejeknya, entah datangnya dari mana tiba-tiba Elang sejenak merasakan ketenangan saat melihat orang diujung jalan sana.
Elang berjalan menuju orang itu, langkah yang sejak tadi terasa berat seoalah ringan dibawa angin. Sengaja memaksanya menghampiri orang itu.
Dilihatnya orang itu sedang duduk diantara meja minimarket seraya meminum sebotol air mineral sambil menunggu mie cup yang dibelinya mengembang.
Entah orang macam apa pikirnya yang selalu menghabiskan tengah malamnya hanya untuk pergi kesebuah minimarket.
"lembur lagi?" sapa orang itu sesampainya Elang disitu, tangannya membuka bungkus bumbu mie dan megaduk-aduknya. Matanya tampak lapar tidak sabar melahap makanan itu, pandangannya teralihkan sejenak mendapati orang yang disapa tadi langsung duduk dikursi kosong yang tepat berada dihadapanya.
"lo mau?" Ia menawarkan sekantong plastik yang didalam ada berbagai cemilan yang tadi dibelinya. Elang menyambut niat baik Dio, diambilnya sekaleng minuman bersoda.
"lo setiap malam kesini?" tanya Elang akhirnya.
"gak setiap malam juga, tapi termasuk sering" jawabnya sambil memakan mie cup.
![](https://img.wattpad.com/cover/117350237-288-k5285.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
But, Who I Am?
Ficțiune adolescenți"Ketika waktu dan tragedi merubahmu menjadi orang yang berbeda" Seorang anak SMA sepolos Dian tidak pernah menyangka rasa sukanya selama ini kepada kakak kelasnya-Elang terbalaskan, entah keberuntungan macam apa yang menimpanya Elang anak paling hit...