Permintaan

254 14 3
                                        


Dio masuk kekamar setelah Juno menyuruhnya masuk kekamar karena saat itu sudah sangat larut  untuk disebut malam. Setelah selesai membersihkan badan dan mengganti pakaiannya Dio merebahkan badannya kekasur, menatap langit-langit kamar yang sengaja dicatnya gelap dilengkapi lukisan rasi bintang yang dibuatnya sendiri.

Entah kemana lamunannya melayang, yang pasti ia sudah tertidur kini.
Tapi baru dua jam Dio tidur ia sudah terbangun dengan keringat yang membasahi wajahnya. Tidak perlu waktu lama bagi Dio memikirkan apalagi memusingkan apa yang baru saja dimimpikannya, ia langsung duduk sebentar lalu pergi kekamar mandi untuk mencuci muka.

Kini Dio seperti orang yang hilang arah, ia berdiri didepan pintu kamar mandi menghadap kamar menatap kosong, memperhatikan seisi kamarnya.

Ia mulai merapikan saru persatu perlengkapan disana, meminggirkan kesatu sisi yang sama, beberapa barang kecil sengaja dimasukkannya ke dalam kardus dan sisanya ada yang dibungkus atau ditutup dengan koran.

Sepertinya Dio akan menghabiskan sisa waktu tidurnya sambil mencat dinding kamar yang sebelumnya sudah digambar, Dio seperti akan merombak total pemandangan kamar yang mendadak terasa membosankan untuknya. Itu terlihat dari dua ember cat abu-abu dan hitam yang baru diambil  dari gudang.

Mimpi apa yang barusan membuatnya seperti itu tidak ada yang tahu, yang pasti ini cara satu-satunya bagi Dio untuk mengalihkan pikirannya yang tampak kacau.

***
Juno dan Abeng tampak kaget sebangunya dari tidur saat melihat pintu kamar Dio terbuka lebar dan disana ada Dio yang baru keluar dengan pakaian yang sudah belepotan cat.
Dio tidak menghiraukan pandangan keduanya, Dio melewati mereka begitu saja seolah tidak ada siapa-siapa.

“lo kenapa?” tanya Abeng.

Dio meliriknya sekilas sebelum meneguk air mineral yang diambilnya dari dalam kulkas “kenapa apa?” kata Dio malah tanya balik.

“lo gak tidur? Semalaman ngecat?” nada suara Abeng kini terdengar khawatir, tentu Dio menyadari itu tapi mencoba tidak peduli. Dalam semalam kamar Dio berubah menjadi warna hitam yang dipadukan dengan abu-abu, siapa yang tidak penasaran dengan yang terjadi sebenarnya.

“iya, kenapa gak boleh?”

“jadi lo gak tidur sama sekali semalaman?” kini Juno yang bertanya tapi ia seperti orang yang akan marah.

“gue tidur, dua jam” jawab Dio asal, karena Juno mengajaknya bicara dengan panggilan santai Dio pun menjawab begitu.

“lo kenapa?” tanya Abeng lagi.

“Kenapa apa sih? Gue gak kenapa-kenapa, kenapa bereaksi berlebihan.” Jawab Dio yang kini malah kesal.

“Daddy tau kalau lo gini pasti ada apa-apa, lo pikir gue siapa sampai gak tau kebiasaan anaknya?” Juno terlalu khawatir sampai tidak sadar kalau sudah memarahi Dio.

“Gue gak kenapa-kenapa dadd, gue Cuma gak bisa tidur. Udah gitu aja.”

“yakin?” tanya Juno kembali.

“yakin, tenang aja. Gue bukan mau mati kali” kata Dio malah bermain-main. Juno dan Abeng akhirnya menyerah tidak ada gunanya bertanya kalau Dio belum mau cerita.
 
***

But, Who I Am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang