Teka-Teki

346 12 5
                                    

Yuni termenung bosan menatapi kap mobilnya yang dibongkar oleh seorang montir dibengkel saat ini.

Entah apa alasannya mobil Yuni tiba-tiba manja minta dibawa kebengkel.

Ini tempat yang sangat membosankan untuk Yuni, hampir semua isi bengkel laki-laki, berkali-kali ia coba menghilangkan kebosanan itu dengan bermain gedget atau mendengar musik tapi tak ada satu carapun yang berhasil mengusir kebosanannya, ia masih merasa bosan dan cepat-cepat ingin pergi meninggalkan bengkel.

Didapatinya seseorang yang seperti dikenalinya, orang itu terlihat menatap kososng motor yang sedang diservice sambil mengunyah permen karet membuat rahangnya terus bergerak aktif, tatapan itu seperti tatapan orang melamun.

Yuni mencoba mendekatinya hati-hati takut salah orang, ditepuknya pelan bahu orang itu, berhasil membuatnya tersadar dari lamunan panjang.

“lo Dio kan?” tanya Yuni sekedar basa basi, Dio mengangguk pelan “lo..siapa?” tanyanya dengan bingung setelah mengiyakan pertanyaan Yuni.

“gue salah satu pelanggan dicafe bokap lo?” semetara Dio hanya ber ohhh panjang, tidak terlalu tertarik dengan bahan pembicaraan Yuni.

“gue juga teman cowok, yang waktu itu lo panggil Tuan Muda?” kata Yuni sekali lagi mencoba kembali menarik perhatian Dio.

Dahi dio mengkerut, alisnya terangkat, pandangannya mengarah kearah lain berusaha mengingat orang yang dibahas Yuni.

“maksud lo Elang?” umpan Yuni berhasil, menarik kembali perhatian Dio untuk turut mengobrol.

“iya Elang, eh lo kok tau namanya? Teman Elang? Atau sekedar kenal?” tanya Yuni yang justru kini ia yang antusias.

“sekedar kenal, sempat ketemu beberapa kali juga.” Kata Dio menambahkan.

“jadi lo teman Elang?” tanya Dio kembali yang dijawab anggukan oleh Yuni.

“siapa nama lo?” tanya Dio lagi untuk kesekian kalinnya.

“panggil aja gue Yuni.” Dio hanya mengangguk-angguk paham, sementara matanya fokus kearah lain.

“kenapa mobil lo?” tanya Dio membuka pembicaraan, membuat Yuni merasa senang karena tidak harus berpikir keras memikirkan bahan pembicaraan apa yang bisa digunakan untuk mengobrol dengan Dio.

“gak tau tiba-tiba mogok, lo sendiri kenapa motor lo? Rusak juga?” Yuni membalas dengan pertanyaan lain.

“gak, Cuma service sekaligus modif dikit”

Setelah menjawab pertanyaan itu Dio hanya diam tidak lagi bertanya, ia kembali melamun seperti semula. Sementara Yuni merasa bingung harus bertanya apa lagi.

Suasana hening yang tercipta membuat Yuni merasa canggung tak tau harus berbuat apa.

“kenapa waktu itu lo manggil Elang dengan panggilan Tuan Muda?” tanya Yuni nekat.

“karena sombong, pikirannya terlalu pendek, terlalu mudah menilai buruk seseorang” Yuni sempat tak percaya dengan jawaban Dio karena yang ia tau Elang selalu ramah kepada siapapun bahkan disaat pertama kali bertemu, kecuali orang itu yang duluan buat masalah. Tapi Yuni tidak terlalu yakin kalau Dio tipe orang yang buat masalah atau tidak.

“masa sih? Biasanya Elang selalu ramah sama siapa aja”

“mungkin karena penampilan gue kayak anak brandalan, jadi dia sewot sama gue” jawab Dia seadanya.

“masa sih dia segitunya? Gue jadi bingung hehe...gak biasanya Elang gitu” jawab Yuni cekikikan, turut merasa menyesal atas kelakuan tak menyenangkan yang Dio rasakan karena Elang.

But, Who I Am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang