Sudah setengah jam Reyna berkeliling di kota Seoul. Sebenarnya tidak jauh hanya sekitaran tempat tinggal Hinata saja. Mereka juga tidak lupa mengunjungi toko kue yang akan menjadi kewajiban Reyna untuk beberapa bulan ke depan.
"Cukup ramai di sini." Shi Young mengangguk mendengar pernyataan Reyna. "Eoh, bagaimana jika kita ke kedai kopi sebentar. Aku punya kedai langganan yang kopinya sangat enak dan harum," ajak Shi Young dan kemudian diangguki setuju oleh Reyna.
Tidak butuh waktu lama keduanya telah sampai di kedai kopi yang dituju. Aroma kopi menyeruak harum dipenciuman Reyna.
"Aigoo, bagaimana? Aromanya saja sudah menggoda, bukan?" Reyna mengangguk antusias. Dia sangat setuju dengan ucapan Shi Young. Cepat-cepat keduanya memesan kopi mereka dan duduk di salah satu bangku yang disediakan.
"Shi Young-ssi, aku ingin bertanya."
"Panggi saja Shi Young, jangan terlalu formal. Ayo mau bertanya apa?" ujar Shi Young.
"Kau tak keberatan denganku yang berpenampilan seperti ini?" tanya Reyna yang menanyakan penampilannya. Jelas saja Reyna bertanya seperti itu, dia memakai hijab dan itu sangat mencolok diantara yang lainnya.
"Untuk apa aku keberatan, itu hak dan urusan pribadi dalam berpakaian dan beragama," jelas Shi Young. Reyna terdiam sejenak dan kembali bertanya. "Tapi mereka sedikit menatapku aneh." Reyna melihat pengunjung yang sesekali menatapnya aneh atau entah tatapan apa itu.
"Mungkin beberapa dari mereka baru melihatnya, tapi ketahuilah di sini mulai banyak yang memakai pakaian sepertimu. Meski agamamu masih minoritas," tutur Shi Young dan menyesap kopinya. Reyna terdiam tidak melanjutkan percakapan. Suara dentingan lonceng di pintu kedai terdengar, menandakan ada orang yang masuk kedai. Reyna menoleh ke arah pintu dan tiba-tiba senyuman terukir di wajahnya.
Orang yang Reyna pandang pun menolehkan wajahnya juga dan dia menatap tepat ke arah Reyna. Orang tersebut membalas senyuman Reyna dan dengan segera Reyna berdiri dari bangkunya.
Aku tak salah lihat, dia kan, batin Reyna.
"Annyeong," ucap keduanya bersamaan. Laki-laki di hadapannya langsung memeluk Reyna. Reyna yang kaget segera melepaskan pelukan laki-laki itu, mengingat bahwa laki-laki di depannya itu bukan siapa-siapanya. Dalam artian bukan satu darah.
"Ah, maaf aku terlalu senang," seru laki-laki tersebut. Reyna tersenyum memaklumi.
"Tidak apa, kau mungkin lupa. Apa kabar? Ternyata kau sudah besar dan banyak berubah." Reyna meneliti laki-laki di hadapannya. Laki-laki di hadapan Reyna itu adalah teman masa kecil Reyna di Jepang. Karena sudah lama tidak bertemu keduanya merasa ada perbedaan yang mencolok. Jelas saja karena mereka semakin dewasa.
"Kau sedang apa di sini? Berlibur?" tanya Reyna. "Aku bukan berlibur. Tanyakan pada temanmu, sedang apa aku di sini. Oh aku hampir terlambat, Yuki aku harus segera pergi sebelum semuanya menyadari keberadaanku. Aku minta nomor ponselmu."
Reyna segera merogoh ponsel dari tas selempangnya. Diambilnya ponsel itu dan diberikanlah nomor ponselnya. "Terima kasih, nanti aku kirimkan pesan kepadamu. Sampai jumpa Yuki." Reyna melambaikan tangannya. "Sampai jumpa, Yuta."
"Shi Young-ah, bagaimana ka-"
"hei Shi Young, kau kenapa?" Shi Young melamun menatap ke arah pintu masuk. Reyna mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Shi Young.
"Ta-tadi ... tadi itu kan ...."
"Oh, dia temanku. Kenapa?" tanya Reyna yang semakin heran. Shi Young berlonjak bahagia dan membuat beberapa pengunjung menatapnya aneh. Reyna membungkuk meminta maaf atas kelakuan teman barunya itu. "hei, kau kenapa?" Reyna menghentikan aksi Shi Young.
"Sudah, cepat habiskan kopimu. Kita harus segera pulang, kasihan Bibi mengurus Hiroku sendirian." Dengan segera Shi Young pun menghabiskan kopinya.
Reyna sudah berada di rumah sekarang. Senyuman senantiasa terukir di wajahnya. Dia merasa senang karena dapat bertemu dengan teman masa kecilnya yang senyumannya semakin dewasa semakin manis semanis gula. Haha terlalu berlebihan.
"Kau tahu dia seorang artis, aku tidak menyangka kau berteman dengannya." Reyna terkikik mendengar ucapan Shi Young yang antusias terhadap temannya. Temannya yang ternyata seorang public figure.
"Aku juga tidak menyangka dia akan menjadi idol, sudah lama kita tidak bertemu." Reyna mengenang masa lalu. Dia ingat laki-laki yang sekarang menjadi seorang idol itu, laki-laki yang dulu sering bermain bersama dengannya ketika di Jepang.
"Aku ingin tahu dia seperti apa jika di panggung." Shi Young mengeluarkan ponselnya dan mencari sesuatu yang akan dia tunjukkan.
"Lihat dia sangat tampan dan juga keren." Mulai lagi Shi Young heboh.
"Wow, benar-benar anak itu. Dia sangat mengejutkanku." Reyna tidak menyangka sekaligus takjub kepada teman masa kecilnya itu. Dia memang teman masa kecil Reyna, yang Reyna kenal saat pertama kali berada di Jepang. Saat itu Reyna masih baru dan enggan untuk hanya keluar rumah pun. Namun, dengan beraninya seorang anak laki-laki seusianya menghampiri dan mengajak Reyna bermain bersama.
Sejak saat itu mereka sering bermain dan Reyna pun tidak menjadi pemalu lagi. Setiap ke Jepang pun Reyna pasti mencari Yuta dan pastilah mereka bermain bersama. Namun, ketika beranjak remaja mereka menjadi jarang bertemu dengan alasan Reyna yang memang jarang ke Jepang dan temannya itu sibuk. Hingga ketika mereka masuk High School, Yuta pindah dan tidak menempat di kota itu lagi.
Reyna masih ingat jelas wajah Yuta. Dan sepertinya Yuta itu pun tetap mengingat wajah Reyna. Terbukti dari tadi ketika Reyna tersenyum Yuta langsung membalas senyumannya. "Benar-benar berbeda dengan waktu dulu. Dulu dia terlihat imut sekarang aku sampai pangling."
"Beruntung sekali kau berteman dengan seorang idol, aku jadi iri. Bahkan kau bisa berfoto dengannya tadi atau kapan pun. Aishh, aku lupa meminta berfoto dengannya."
Reyna hanya tersenyum menanggapi celotehan Shi Young. Memang benar dia berteman dengan seorang idol, tetapi bukan berarti dengan seenaknya ia bisa berfoto dan bertemu dengan temannya itu setiap waktu. Pasti jadwalnya sangat sibuk dengan latihan dan konser atau semacamnya.
Reyna jadi teringat pertemuannya semalam dengan laki-laki manis dan tampan itu. Laki-laki yang juga seorang idol terkenal. Senyuman menggemaskan itu, ah ada apa dengan Reyna sekarang. Kenapa ada perasaan aneh yang muncul ketika mengingat laki-laki itu. Reyna jadi pusing memikirkan laki-laki bernama Ji Min. Namun, dalam hati ia berharap dapat bertemu kembali dengan Ji Min. Tetapi kalau diingat lagi, itu semua hanya akan menjadi angan-angannya saja.
To Be Continued
Jjang! Selamat membaca 😆
Semoga kalian suka cerita ini🐣Jangan lupa bintang dan komentarnya🐣
Salam,
Manusia
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible ✓
Fanfiction[JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK] Reyna Yuki Nakamoto, gadis muslim asal Indonesia yang harus pergi ke Korea Selatan membantu bibinya. Reyna sendiri berdarah campuran antara Indonesia dengan Jepang, sehingga wajahnya ayu seperti orang Indonesia dengan...