"Dan siapa?" Yoon Gi tidak melanjutkan ucapannya. Laki-laki itu tersenyum kecil sambil menatap Reyna. "Tanyakan hatimu." Reyna diam. Ia tidak mengerti maksud Yoon Gi yang sebenarnya. Laki-laki itu memberikan beberapa pertanyaan di hati Reyna.
Apa mungkin Alvaro, tapi aku tidak menyukainya lagi.
Setelah menyelesaikan urusannya, Ji Min kembali ke atap. "Apa kau senang, Yuki?"
"Pertanyaan macam apa itu. Jelas saja aku senang, Ji Min."
"Syukurlah. Eum, Hyung." Yoon Gi yang melihat tatapan Ji Min mengangguk paham dan meninggalkan keduanya. "Eh, kenapa Yoon Gi-ssi pergi?"
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan, Yuki. Bisakah kita tetap di sini sebentar lagi?"
"Ah, iya. Aku tidak keberatan."
Reyna tersenyum menatap indahnya langit malam. Sedangkan Ji Min sendiri ia sedang mencoba menenangkan dirinya. Kalimat yang akan ia ucapkan memang sederhana, tetapi mengatakannya terlalu sulit.
"Yuki. Bagaimana jika ada seseorang yang tiba-tiba menyatakan cinta padamu?"
"Eoh, bagaimana? Aku tidak tahu."
"Kenapa?"
"Aku, aku tidak yakin soal itu."
"Bagaimana jika aku katakan kalau aku menyukaimu, apa kau tidak yakin?" Reyna tertegun.
Bukan aku tidak yakin, hanya saja aku tidak ingin karirmu hancur, batin Reyna.
"Jangan bercanda Ji Minnie." Ji Min tersenyum. "Aku tidak bercanda. Aku benar-benar menyukaimu. Apakah itu terdengar seperti lelucon?"
"Bukan begitu. Ji Min dengar, aku tidak ingin kejadian sebelumnya terulang kembali. Kau memang banyak dipuji penggemar, tapi tidak sedikit juga yang menjelekkanmu. Aku tidak ingin karirmu hancur." Senyuman Ji Min tetap dipertahankan. Sedangkan Reyna sudah mulai terisak. "Maaf menyulitkanmu."
"Bukan begitu Ji Min. Tapi aku tidak ingin sesuatu yang buruk menimpamu."
"Hm, aku mengerti." Setelah mengatakan itu, Ji Min mengajak Reyna untuk kembali ke bawah.
"Tae, bisa kau antar Yuki pulang?"
"Ya, aku akan mengantarnya."
"Tapi aku ...," jeda sebentar diucapan Reyna. Gadis itu memandang ke arah Ji Min.
"Jangan menolak. Ini sudah hampir malam, terlalu bahaya jika kau pulang sendiri. Maaf aku tidak bisa mengantarmu, aku ada urusan dengan Jin Hyung." Ji Min pun menambahkan senyumannya setelah mengatakan hal tersebut.
"Eum, baiklah. Terima kasih untuk semuanya. Ini momentum terbaikku selama di sini. Bisa bertemu kalian, bahkan sampai mengobrol banyak hal. Mungkin banyak orang di luar sana yang ingin sepertiku dan aku benar-benar beruntung. Sekali lagi, terima kasih." Reyna kembali menitikkan air matanya. Ia memang sangat beruntung dan tidak menyangka akan seberuntung itu.
"Dan untuk tadi Ji Min, aku benar-benar minta maaf."
"Tidak masalah, aku mengerti." Lagi-lagi Ji Min hanya tersenyum menanggapinya. Reyna semakin merasa bersalah.
"Kami juga beruntung dapat berkenalan denganmu, terima kasih sudah datang Yuki," ucap ke-tujuh anggota BTS serempak diakhir kalimat. Tentu itu membuat senyum juga air mata semakin bertambah di wajah Reyna. "Hati-hati di jalan, aku titip Yuki, Tae."
Reyna pun berpamitan kepada manager dan beberapa pekerja lainnya. Diperjalanan Reyna terus terdiam, begitu canggung untuk mengobrol dengan orang disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible ✓
Fanfiction[JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK] Reyna Yuki Nakamoto, gadis muslim asal Indonesia yang harus pergi ke Korea Selatan membantu bibinya. Reyna sendiri berdarah campuran antara Indonesia dengan Jepang, sehingga wajahnya ayu seperti orang Indonesia dengan...