20. Berkunjung Kembali

1.5K 155 2
                                    

Hari mulai senja. Reyna saat ini sedang berdiri menatap bangunan di depannya. Sebuah kafetaria yang jauh dari keramaian.

Ia menghela napas berat. "Apa ini akan baik-baik saja," monolognya. Ia pun memasuki tempat tersebut. Begitu membuka pintu, ia dapat melihat Ji Min duduk dengan setelan elegan seperti biasanya. Namun, tetap tertutup. Reyna sedikit menyunggingkan senyumannya dan berjalan mendekati Ji Min.

"Annyeong."

"Oh, annyeong Yuki-ah."

Reyna sempat tidak gugup, tetapi sekejap kemudian rasa itu hilang kembali entah ke mana. Ji Min memesan makanan kecil untuk mereka. Dan sekarang mereka masih terdiam, belum ada yang memulai pembicaraan.

"Yuki."

"Ji Min," ucap keduanya bersamaan.

"Ada apa kau mengajakku bertemu, Ji Min-ah?" Ji Min tersenyum tampan. Ji Min itu murah senyum, setiap kali bertemu dengan Reyna, Reyna pasti menerima senyuman tampan dan menggemaskannya. Terkadang Reyna tersipu malu dengan perilaku Ji Min itu. "Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menanyakan sesuatu."

"Apa itu?" Tidak langsung menjawab, Ji Min mengambil sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah kotak kecil berpita merah. Entah apa isinya. "Bukalah ini nanti. Dan, bisakah kau ikut aku ke dorm sekarang?"

Terkejut. Jelas saja Reyna terkejut dengan ucapan Ji Min. Untuk yang kedua kalinya Reyna akan berkunjung ke dorm BTS. Sungguh ini sesuatu yang membahagiakan untuknya karena bisa dengan mudah masuk ke sana dan bertemu anggota BTS.

"Baiklah, aku ikut." Ji Min dan Reyna pun beranjak dari duduk mereka. Meninggalkan kafetaria tersebut untuk ke dorm BTS.

"Ayo masuk, aku sengaja membawa mobilnya sendiri." Ji Min berhasil menjawab pertanyaan yang Reyna lontarkan di dalam benaknya. Sempat tersentak, tetapi ia segera memasuki mobil.

Ji Min segera menjalankan mobilnya, entah apa yang ia kejar. Waktu atau sesuatu yang lain. Reyna tidak bisa membaca pikirannya.

"Uhm, Yuki-ah."

"Iya?"

"Apa kau akan segera pulang ke negaramu?"

"Hm, mungkin minggu depan aku akan pulang." Ji Min menoleh kepada Reyna.

"Apa tidak terlalu cepat?"

"Mungkin tidak, aku sudah lama di sini. Lagi pula, aku harus masuk kuliah." Helaan napas terdengar dari mulut Ji Min. Reyna melirik sekilas dan tersenyum tipis. Dalam batin ia bertanya, apa Ji Min akan bersedih bila dirinya pulang.

"Kenapa kau tidak kuliah di sini saja?"

"Aku sudah janji pada nenekku. Jika aku ingin melanjutkan tingkat selanjutnya, aku akan kuliah di Jepang." Tidak ada suara lagi dari Ji Min. Keduanya hanya terdiam dengan Ji Min yang fokus menyetir dan Reyna yang mengamati jalanan. Sampai beberapa menit kemudian keduanya telah sampai di dorm.

Dengan segera Ji Min turun membukakan pintu untuk Reyna. "Jangan seperti itu, aku bukan seorang yang patut disanjung."

"Kaukan perempuan. Sudah sebaiknya diperlakukan seperti itu, Yuki." Reyna tersenyum kepada Ji Min. Senyuman tulus yang entah mengapa muncul begitu saja. Reyna berjalan beriringan dengan Ji Min. Hatinya mulai gelisah, takut ada sesuatu yang buruk akan terjadi menimpanya.

Ji Min menghentikan langkahnya menatap Reyna. "Kau kenapa, seperti gelisah begitu?" Reyna dengan segera menggelengkan kepalanya. Dan mereka pun melanjutkan langkahnya.

"Hyung." Itu suara salah satu anggota grup BTS. Dengan cepat dia menghampiri Ji Min dan Reyna. "Ini perempuan yang kencan bersama hyung waktu itu? Aigoo, cantik sekali." Reyna jadi tersipu malu. Dipuji cantik oleh laki-laki seperti Jung Kook itu sungguh membahagiakan. Dan tentunya jadi membuat Reyna tersipu malu.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Ji Min kepada Jung Kook. "Sudah Hyung, ayo cepat ke sana." Jung Kook berlalu dan diikuti oleh Ji Min dan Reyna. Reyna bingung sebenarnya ada apa Ji Min mengajaknya ke dorm. Reyna merasa tidak enak masuk begitu saja, meskipun itu bersama idolanya sendiri. Tetapi bagi Reyna, ia seperti terlalu lancang.

"Selamat datang Reyna," ujar semua anggota BTS kecuali Ji Min. Reyna begitu terkejut dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Di hadapannya sekarang ada anggota BTS dan makanan yang tersaji begitu banyak. Dan apa yang ia dengar tadi, semua anggota mengatakan selamat datang kepadanya, Reyna tidak bisa berkata apa-apa.

Air mata keluar dari pelupuk mata indah Reyna. Ia begitu terharu dengan semuanya. Dan tidak menyangka akan mendapatkan kejutan dari BTS. "Yuki-ah." Ji Min terlihat khawatir dengan Reyna. Reyna tersenyum dan menggeleng. "Aku tidak apa-apa. Aku hanya terharu dengan semua ini."

"Ini kejutan untukmu, semuanya kami yang siapkan." Mendengar kalimat itu Reyna tambah terkejut. "Mengapa kalian menyiapkan semuanya?" Semua anggota menatap Reyna dan tersenyum. "Karena Ji Min yang menginginkannya."

"Ji Min, kenapa kau menyiapkan semua ini?"

"Sebaiknya kita duduk dulu."

"Jadi, aku ingin memberi hal bahagia sebelum kau pulang ke Indonesia." Air mata semakin bertambah setelah Ji Min mengatakan hal tersebut. "Sudah, jangan menangis Reyna." Bukan Ji Min yang mengatakan, melainkan Tae Hyung. Reyna langsung menatap Tae Hyung dan menghentikan tangisannya.

Ji Min tersenyum menatap Reyna. Bukan senyuman bahagia seperti biasa, melainkan seperti senyuman lirih. "Sebaiknya kita segera makan, aku sudah lapar," celetuk Yoon Gi kemudian. Min Yoon Gi atau biasa dipanggil Suga. Orang yang swag keterlaluan.

Beberapa menit kemudian semuanya telah menyelesaikan makannya. Reyna tidak henti menampilkan senyuman manis, ia merasa sangat bahagia. "Terima kasih, karena sudah memberikan ini semua," ujarnya yang diiringi dengan senyuman manis nan tulus seperti biasa. "Kau teman Ji Min, maka teman kami juga," ujar J-Hope menimpali. 

"Yuki-ah." Reyna menolehkan wajahnya menatap Ji Min. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan. Tapi, berjanjilah untuk tidak marah." Reyna bingung dengan apa yang Ji Min ucapkan. "Ikut denganku, kita ke atap."

Pemandangannya begitu indah karena tepat yang Reyna lihat saat ini adalah, terangnya langit malam yang dihiasi oleh ribuan bintang yang memiliki makna tersendiri. Di sana pun terdapat kursi panjang kayu dengan pohon berukuran sedang dan beberapa tanaman hias menjadi pelengkap keindahannya. "Kau tidak keberatan bukan?" Bagaimana Reyna keberatan jika ia sudah diseret ke sini pun. Ji Min ini ada-ada saja.

"Jadi, ada apa Ji Minnie?" tanya Reyna yang memelankan suara pada akhir kalimatnya. "Tidak usah malu, biar saja kau memanggilku Ji Minnie. Eoh, aku ingin bertanya apa kau sudah memiliki kekasih?" Reyna menggelengkan kepalanya.

"Benarkah? Aku kira kau sudah punya. Kau itu sangat cantik Yuki." Senyuman manis jelas tercetak di wajah Reyna. Bagaimana tidak, Ji Min memujinya. "Apa kau mau-"

"Ji Min-ah." Suara Yoon Gi menginterupsi keduanya.

"Kenapa Hyung?"

"Maaf mengganggu. Tapi kau disuruh PD-nim menemuinya." Ji Min melirik sekilas kepada Reyna dan mengangguk. "Baiklah, tolong temani Yuki sebentar." Yoon Gi pun mengangguk dengan wajah datarnya.

Reyna merasa canggung karena Yoon Gi hanya diam saja, seperti tanpa minat untuk mengobrol. Tetapi beberapa menit kemudian Yoon Gi pun memulai pembicaraan. "Min Yoon Gi imnida," ucap Yoon Gi tanpa menoleh kepada Reyna. "Kau, konsistenlah dengan perasaanmu," ujarnya setelah itu. Reyna bingung dengan apa yang Yoon Gi katakan. Konsisten bagaimana maksud Yoon Gi, Reyna tidak paham.

"Ji Min dan ...."

.
.
.
.
.
.
.

To Be Continued

Semoga kalian suka dengan cerita ini. Jangan lupa bintang dan komentarnya.

Salam,
Manusia

Impossible ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang