29. Berkumpul Kembali

1.5K 131 2
                                    

Reyna menyuruh temannya itu untuk duduk. Ibu Reyna yang melihat kehadiran teman masa kecil anaknya itu sangat senang. Jauh-jauh dia datang hanya untuk bertemu Reyna dan meninggalkan pekerjaannya.

"Jadi kau hanya ingin liburan? Bukankah pekerjaanmu sangat sibuk?"

Yuta—teman Reyna di Jepang—menyandarkan badannya di sofa. "Iya benar." Reyna menggeleng melihat sikapnya. "Kau itu artis, jangan sembarangan pergi. Bagaimana jika penggemarmu mengetahui keberadaanmu dan mengerubungi rumah ini, huh."

Yuta menggeleng. "Hei, aku sudah mempersiapkan semuanya. Mereka tidak akan tahu semudah itu, cantik."

"Berhenti menggodaku, Tuan musang."

"Apa-apaan panggilan itu, huh."

"Kau itu seperti musang, datang dan pergi sesuka hati."

Rey yang melihat kedua kakaknya itu hanya menggelengkan kepalanya pusing. Sepertinya ini sering terjadi saat dulu, tetapi mereka berusaha menutupinya.

"Baiklah daripada kalian bertengkar, lebih baik makan dulu. Bunda sudah pesankan makanan Jepang sekalian." Yuta berbinar mendengar ucapan ibu Reyna. Reyna menatap kesal Yuta dan Yuta hanya menjulurkan lidahnya dan berlalu mengikuti ibu Reyna.

Reyna terdiam sebentar, ia jadi ingat waktu pertemuannya dengan Yuta di Korea Selatan. Sungguh pertemuan yang tidak terduga. Untung saja Yuta masih mengenalinya, kalau tidak Reyna akan memukul habis-habisan laki-laki itu.

Keluarga Reyna ditambah Yuta makan dengan lahap dimeja makan. Sesekali Yuta dan Rey bergurau hanya untuk mencairkan suasana. Keduanya memang sama-sama konyol, dan sama-sama menyebalkan. Reyna terkadang kesal oleh dua makhluk itu.

Selesai makan mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Begitupun Reyna yang duduk sambil membaca novel. Yuta menghampiri Reyna dan duduk di hadapannya. "Kau masih berhubungan dengannya?" Reyna menutup bukunya kaget. "Siapa? Sejak kapan aku balikan dengan Alvaro."

"Bukan dia, maksudku berkomunikasi dengan Ji Min dan Tae Hyung sunbaenim." Reyna terkejut seketika. Ia hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban. "Sudahlah jangan dibahas, kau hanya akan membuatnya menangis, Bro." Yuta tersenyum kikuk kepada Reyna, rupanya dia telah salah bicara.

"Eh, bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar, aku ingin menikmati kota ini."

"Kau tidak pernah ada capeknya ya." Yuta menyengir mendengar ucapan atau lebih ke sindiran Reyna.

Reyna, Yuta dan Rey mengendarai mobil untuk melihat pemandangan kota. Bukannya sok gaya atau apalah jika kalian berpikir negatif, itu karena Reyna tidak ingin Yuta ketahuan para penggemarnya. Lagi pula akan sangat repot nantinya jika semua itu terjadi. Reyna memikirkannya saja ngeri.

"Kalian mau beli makanan apa?" tanya Reyna pada Rey dan Yuta. "Dedek mau martabak keju." Yuta memandang Rey bingung.

"Dedek dedek apaan. Yuta, kau mau apa?" Yuta tampak berpikir sejenak. "Aku mau nasi goreng."

"Itu bisa dibuat dirumah, malahan buatan Bunda lebih enak. Yang lain dong." Reyna tertawa mendengar ucapan Rey kepada Yuta. Yuta berpikir kembali dan menampilkan wajah cerianya. "Apa saja kesukaan Yuki-chan," Reyna melirik Yuta sekilas dan kembali fokus menyetir mobil.

Ketiganya menghabiskan waktu di jalanan hanya untuk mengajak Yuta melihat-lihat kota. Hingga mereka tiba di rumah pada siang hari. Reyna mendudukkan dirinya dengan memegang minuman dan makanan ringan ditangannya.

Rey yang melihat kakaknya seperti itu langsung mengomentarinya, "gimana gak tembem tuh pipi, makannya aja gitu ih." Reyna memelototi Rey. Dan Yuta hanya tertawa meskipun tidak mengerti apa yang Rey katakan. Jelas saja karena Rey memakai bahasa Indonesia.

Impossible ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang