22. Kedekatan Sesungguhnya

1.5K 164 2
                                    

Reyna sampai di rumah dengan selamat. Tae Hyung pun sudah pulang beberapa menit yang lalu dijemput oleh sopir. Memikirkan hal yang terjadi tadi, Reyna benar-benar merasa sangat bersalah kepada Ji Min. Bukannya memberikan kebahagiaan seperti yang dilakukan Ji Min kepadanya, justru Reyna malah memberikan luka.

Hadiah yang diberikan Ji Min sudah dalam genggaman Reyna. Gadis itu menatap kotak hadiahnya lamat-lamat. "Ji Min, aku benar-benar buruk. Tapi aku tidak ingin merusak semuanya. Kau terlalu baik." Kembali lagi Reyna menangis. Hatinya sangat sakit. Bukan karena menyesal telah melukai Ji Min saja, tetapi ia juga telah membohongi perasaannya.

Aku tidak menyangkal bahwa aku juga menyukaimu, Jim.

Perlahan Reyna membuka hadiah dari Ji Min. Ada gantungan kunci berbentuk kucing yang imut. Juga sticky note bertuliskan tangan Ji Min.

___________________________

Annyeong, Yuki.

Aku suka ketika kau tersenyum. Senyumanmu itu memberikan ketenangan. Kau benar-benar bagian dari arti sebuah keindahan. Kau mungkin merasa beruntung berteman denganku, tetapi aku juga sangat beruntung bisa mengenalmu.

Kedepannya bagaimanapun keadaan kita, aku harap kita tetap berteman. Aku tahu kalau kita hanya ditakdirkan berteman dan bukan bersama dalam suatu ikatan. Itu sebabnya setelah kau membaca surat ini, jangan merasa bersalah.

Aku menyukaimu, bahkan mencintaimu. Tetapi takdir mengatakan lain, kita memang seharusnya hanya berteman.

Park Ji Min
________________________________

"Ji Minnie, maafkan aku."

***

Setelah acara mengunjungi dorm BTS beberapa hari yang lalu. Reyna dan ke-tujuh anggota BTS belum bertemu lagi sampai saat ini. Terutama dengan Ji Min. Laki-laki itu belum atau mungkin tidak akan menghubungi Reyna lagi.

Mereka sedang sibuk, karena wajar saja seorang selebriti seperti mereka pasti banyak kesibukan. Reyna yakin dengan itu. Lagi pula Reyna juga tengah sibuk akhir-akhir ini. Reyna sedang disibukkan dengan toko kue bibinya. Ada event besar di dekat toko, dan tentunya memberikan keuntungan bagi toko kue Hinata.

Reyna bolak-balik ke dapur dan ke depan untuk memberikan pesanan kepada pelanggan. Tidak ingin berleha-leha agar pekerjaannya tidak dianggap buruk. "Yuki, teleponmu berbunyi," teriak Hinata dari ruangannya. Reyna berhenti sebentar dan memilih untuk melanjutkan pekerjaannya saja. Tidak berapa lama Hinata pun menghampiri Reyna.

"Teleponmu bunyi, kamu tidak mau menerimanya? Siapa tahu penting." Reyna menghiraukan bibinya. "Tidak Bi, aku sedang sibuk. Biarkan saja itu paling dari temanku. Dia pasti akan mengerti." Hinata menghela napas, percuma dia mengatakan hal yang sama lagi, Reyna keponakannya itu orang yang keras kepala.

"Ya sudah. Kalau ada apa-apa jangan salahkan Bibi, ya." Reyna tersenyum dan mengangguk. Kemudian ia kembali mengerjakan pekerjaannya.

Tidak terasa hari sudah sore. Event hari ini pun sudah selesai, dan ada dua hari lagi untuk itu. Reyna mendudukkan dirinya di sofa, merasa lelah karena pekerjaannya tadi. Reyna mengambil ponselnya dan melihat banyak notifikasi pesan dari aplikasi line, panggilan telepon dan bahkan pesan singkat. Dan itu semua dari Shi Young dan Ji Min.

Apa, Ji Min?

Reyna segera melihat pesan tersebut. Keterkejutan menghiasi wajah Reyna saat ini. Pesan tersebut mengatakan bahwa seseorang telah kecelakaan. Reyna segera mengambil tas selempangnya dan menelepon Shi Young.

Impossible ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang