"Annyeong, kapan-kapan kami akan ke sini lagi," ucap Ji Min dengan tambahan senyuman manis seperti biasanya. Reyna mengangguk dan tersenyum membalasnya. Tidak dipungkiri bahwa Reyna sangat bahagia. Ini sebuah keberuntungan baginya yang hanya orang biasa dan tentunya sebagai orang asing.
Sangat sulit mempercayai kedekatan dirinya dengan kedua anggota BTS itu. Terlalu bagus seperti mimpi. "Aigoo, kamu sangat memerah." Reyna sedikit terkejut menyadari kehadiran bibinya. "Bibi apaan sih, ini karena cuacanya dingin." Balas Reyna dengan bahasa Indonesia. Terlalu lama di Korea membuat logat bahasanya sedikit berbeda.
"Baiklah, ayo cepat tidur sudah malam. Besok kita harus bekerja lagi." Reyna mengangguk dan berlalu begitu saja meninggalkan Hinata. "Ah dasar anak itu," ujar Hinata dan tersenyum. Dia ingat kejadian tadi yang membuat keponakannya itu sangat bahagia. Dia sangat bersyukur karena kehadiran Ji Min dan Tae Hyung membuat Reyna bahagia. Meskipun ada sesuatu yang keduanya sembunyikan yang pastinya berujung kesedihan. Terlihat dari cara mereka menatap Reyna.
***
Setelah beberapa hari disibukan dengan event. Reyna kini hanya berniat istirahat di rumah saja. Atau mungkin akan pergi jalan-jalan. Tetapi tidak ada teman untuk menemaninya. Shi Young sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Ting Tong
Bel rumah berbunyi. Dengan sedikit malas Reyna beranjak untuk membukakan pintu. Begitu pintu dibuka ia sangat terkejut dengan orang yang ada dibalik pintu tersebut.
"Annyeong Noona."
Reyna menatap datar laki-laki di hadapannya itu. Terlalu heboh dan memalukan. "Ck, bukannya seneng adek sendiri datang, ini malah datar kayak jalan tol."
"Apaan sih Rey, Bunda sama Otousan mana?"
"Mereka masih di Indonesia lah, Otousan masih sibuk. Jadi gue duluan aja ke sini. Di rumah sumpah bosen banget." Reyna hanya menggelengkan kepala menanggapi ucapan adiknya yang bawel itu. "Mana Bibi Hinata?"
"Ada, lagi di dapur."
"Bibi, Rey ganteng datang!"
"Biasa aja kali, kamu kira ini hutan Rey."
"Eh? Gue kira ini pasar."
"Humor kali." Rey tertawa melihat wajah Reyna yang ditekuk. Rey itu paling suka menjahili kakak satu-satunya itu. Ada perasaan bahagia kalau Rey menjahili kakaknya. "Ley? Keponakan tampan Bibi. Aigoo, kamu semakin tampan."
"Iya dong, sebelum lahir juga sudah ditakdirkan untuk tampan." Hinata hanya terkekeh menanggapi ucapan Rey. "Ayo cepat bereskan pakaianmu. Bibi akan masak untuk kalian."
"Oke, Bi."
Setelah menghabiskan makanan yang banyak. Reyna dan Rey kini sedang bersantai di ruang tengah. Sibuk dengan ponsel masing-masing. Hinata yang melihatnya jadi sedikit risih. "Daripada kalian hanya bermain ponsel, lebih baik pergi jalan-jalan sana. Lagi pula Rey juga sepertinya tidak ada capek-capeknya."
Rey yang dikatakan seperti itu langsung berdiri tegap. "Bener banget, gue niat ke sini kan mau jalan-jalan. Ya udah Kak, cepetan kita jalan-jalan." Reyna menggeleng ogah-ogahan. Reyna juga bosan bila hanya di rumah terus, tetapi ia juga sedikit mager alias malas gerak. "Ayo dong Kakak tercintanya gue. Nanti gue yang traktir deh." Kesempatan baik untuk Reyna menjahili adiknya itu. "Gak mau."
"Lah, nanti gue bilangin sama Kak Alva-pftt."
"Oke, sekarang kita berangkat." Kalah telak. Jika sudah berurusan denga nama laki-laki itu Reyna akan kalah. Apalagi ini di hadapan bibinya. Hinata yang sebenarnya sudah mengetahui siapa nama dan cerita dibalik nama itu, hanya tersenyum simpul. Biarkan itu menjadi rahasianya. Dia tidak ingin mengusik privasi Reyna.
Kini Reyna dan Rey sudah berada di salah satu taman di dekat rumah Hinata. Rey yang memang baru pertama kali ke Korea Selatan tentu saja berbinar. "Biasa aja kali Rey, malu-maluin banget." Rey tidak menanggapi ucapan Reyna. Dia hanya terus tersenyum senang dan mengabadikan foto pemandangan di sana. Tidak, Rey tidak selfie atau berfoto ria. Dia hanya memotret pemandangan saja.
"Kak, ada tempat rekomendasi buat kita kunjungi gak?"
"Ada."
"Nah, di mana tuh?"
"Kedai kopi. Ayo kita ke sana, udah dapat banyak 'kan fotonya? Sekalian Kakak mau camilan juga." Rey memutar bola matanya malas. "Orang nanya tempat wisata, dijawabnya apaan," gumam Rey yang membuat Reyna tertawa dalam hati.
Begitu sampai di kedai kopi milik keluarga pamannya itu, Reyna dan Rey langsung mengunjungi Bibi Soo Jin-ibu Shi Kyung dan Shi Young-di ruangan khususnya.
"Annyeong, Bibi."
"Annyeong. Ah Yuki dan?"
"Namdongsaeng."
"Kau sangat tampan anak muda. Ayo duduk, Bibi akan buatkan minum untuk kalian." Reyna mengangguk dan mendudukkan dirinya. Rey masih berdiri dan celingukan. "Ayo duduk. Ngapain berdiri terus?"
"Eh, siapa ibu-ibu tadi?"
"Itu mertuanya Bibi Hinata." Rey mengangguk mengiyakan. Wajar saja jika Rey tidak tahu. Karena pada saat pernikahan Hinata, Rey dan Reyna tidak bisa ikut ke Jepang. Dikarenakan saat itu sedang berlangsung ujian kenaikan kelas di SMA. Dan tentunya Rey tidak akan mengenal dengan jelas keluarga dari pamannya itu. Bukankah jarang ke Jepang juga bisa menjadi alasan lain ketidaktahuan tersebut. Seperti Reyna yang belum mengenal Shi Young pada awal mereka bertemu.
"Silakan diminum Yuki. Dan ini camilannya."
"Bibi, maaf jadi merepotkan. Terima kasih." Bibi Soo Jin tersenyum dan berpamit untuk mengurus kedainya. Tidak lama Shi Young pun datang menghampiri Reyna dan Rey.
"Hello, Yuki-ah."
"Sejak kapan kau di sini?" Shi Young duduk disamping Reyna. "Baru saja sampai. Dan kenalkan, dia adikku." Shi Young tersenyum kepada Rey, begitupun sebaliknya. "Shi Young imnida."
"Eum, Reynand."
"Yuki, aku dengar Ji Min dan Tae Hyung ke rumah. Benarkah itu?" Shi Young belum mengetahui yang sebenarnya. Sebab waktu itu dia segera pulang setelah mengantar Reyna karena ada urusan lain. Itu sebabnya sekarang dia bertanya.
"Hm, benar. Maaf aku tidak memberitahumu."
"Tidak apa-apa. Lagi pula aku terlalu sibuk akhir-akhir ini." Kemudian mereka berbincang sampai tidak terasa sudah waktunya makan siang. Akhirnya Reyna dan Rey pamit untuk pulang. Karena bibinya menyuruhnya untuk segera pulang. Sudah memasak makanan yang banyak lagi katanya.
Diperjalanan tanpa disengaja Reyna bertemu dengan seseorang yang sangat ia kenal. Coba tebak siapa dia? Jika kalian menjawab kedua anggota BTS, itu salah besar. Karena yang berpapasan dengan Reyna sekarang adalah temannya. Sudah lama juga Reyna tidak bertemu lagi dan berkomunikasi. Dan saat ini orang itu tengah tersenyum bahagia melihat Reyna.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be ContinuedTebak siapa itu?😁
Semoga kalian suka dengan cerita ini. Jangan lupa bintang dan komentarnya. ( ╹▽╹ )
Salam,
kejuruolan🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible ✓
Fanfiction[JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK] Reyna Yuki Nakamoto, gadis muslim asal Indonesia yang harus pergi ke Korea Selatan membantu bibinya. Reyna sendiri berdarah campuran antara Indonesia dengan Jepang, sehingga wajahnya ayu seperti orang Indonesia dengan...