6. Pesan dan Panggilan

2.8K 279 5
                                    

Malamnya saat Reyna sedang membantu Hinata membereskan piring bekas makan malam, ponsel Reyna berbunyi. Segera saja Reyna mengambil ponselnya tersebut di dalam saku. Reyna lihat nomor yang masuk tidak memiliki nama, itu berarti ini panggilan dari nomor baru.

"Yeoboseyo," ucap Reyna terlebih dahulu. Tidak ada jawaban dari sebrang sana dan Reyna hanya menunggu untuk beberapa saat. Sampai akhirnya ia berbicara lagi untuk menutup panggilan.

"Yeoboseyo. Jika tidak ada perlu atau hanya iseng, saya akan menutup teleponnya," ucap Reyna to the point. Terkesan tidak sopan, tetapi kenyataannya yang dilakukan penelepon itu sangat jauh tidak sopan.

Ketika Reyna akan mengakhiri panggilannya, suara dari sebrang telepon langsung menghentikan niat Reyna. "Jangan!" Reyna tahu teriakkan siapa disebrang sana. Teman atau mungkin sahabat lama Reyna yang cerewet itu. "Maaf, saya tidak mengenal Anda." Reyna berpura-pura tidak mengenal Yuta.

"Aish, kau jahat sekali huh. Baiklah, aku tahu kau sebal kepada teman tampanmu ini 'kan? Hehe." Reyna hanya mendengkus sebagai jawabannya. "Ada apa meneleponku? Pakai nomor baru segala, kemarin kau menyuruhku menyimpan nomormu itu." Reyna sedikit kesal. Temannya memang aneh.

"Kau tidak tahu saja, ponselku dibanting Hyungku. Ck," gerutu Yuta.

"Sejak kapan kau punya Hyung?"

"Eoh, aku kan anggota boy group. Aku tinggal di dorm sayang ...." Oh Reyna sangat jengkel dengan temannya itu. "Hm, ada apa kau meneleponku?"

"Kau tidak merindukanku? Jahat sekali kau Yuki." Yuta berpura-pura merajuk, tetapi Reyna tahu siasat temannya itu, ah dasar.

"Sudahlah jangan basa-basi, itu sudah basi. Kau mau apa? Merindukanku, 'kan?" Kini giliran Reyna yang percaya dirinya mengatakan temannya itu merindukannya. Ternyata sama saja bukan. "Benar. Aku rindu dengan mochi kesayanganku ini." Bukannya menyangkal ternyata temannya itu berkata benar. Beruntung Yuta temannya, kalau bukan sudah habis oleh Reyna sekarang juga. Tidak, Reyna tidak sejahat itu.

"Ley, ayo kita video call. Aku ingin melihat wajahmu." Teman bucin memang. Wajah Reyna memerah sekarang, wajarlah dia kan perempuan.

"Baiklah." Dengan segera Reyna menutup panggilannya sepihak. Biarkan temannya yang sekarang jadi idol itu terlebih dahulu memulai panggilan. Reyna hanya perlu menerimanya saja.

Tidak lama setelah itu ponsel Reyna pun berdering dan dengan cepat Reyna menerimanya.

"Yuki!"

"Ih berisik sekali kau." Reyna membenahkan ponselnya.

"Hehe maaf. Kau sedang apa?"

"Kau bertanya padaku?"

"Kau bercanda, tentu saja. Hei, kau semakin cantik mochi."

"Kau tidak lihat, sekarang aku sudah seperti model."

"Hehe ... tapi bagiku kau tetap mochiku."

"Aih dasar cerewet. Kau sedang apa?"

"Bersantai. Aku baru saja selesai latihan. Eoh, temanku ingin melihatmu Yuki."

"Wah, mana temanmu?" Layar ponsel bergerak dan menunjukkan wajah laki-laki di sana.

"Dia cantik Hyung."

Reyna tersipu malu mendengar ucapan temannya-Yuta. Aigoo, Reyna banyak berinteraksi dengan idol Korea. Beruntung atau bencana sih?

Dan begitulah Reyna bertelepon ria dengan temannya itu sampai tidak terasa sudah lebih dari satu jam mereka bertelepon. "Yuki-ah. Kau belum tidur?" Shi Kyung menghampiri Reyna. Reyna langsung berdiri tegak dari duduk santainya.

Impossible ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang