07 ▶️ Kacamata

533 70 5
                                    

.
.
.
.
.

"Ini bagus," ucap Ray sambil nunjukin salah satu kacamata

"Ih apaan sih, gua butuh kacamata yang minus bukan buat fashion." ucap Yuju tidak suka

"Oh iya, yaudah gue cariin yang gak cupu-cupu banget deh tapi mata lo bisa liat, nggak kayak kacamata sebelumnya bulet norak tau."

"Eh iya kacamata gua yang itu mana? Itu pemberian almarhumah Ibu gua." ucap Yuju

"Hah? Nyokap lu udah meninggal?" tanya Ray kaget

"Hm, itu kenangan dari dia dan gua gak mau beli kacamata baru, ganti kacanya ajah."

"Ini," Ray mengeluarkan kacamata Yuju yang retak dari saku celananya

"Untung masih ada, ini satu-satunya kenangan dari dia."

"Jadi lo yakin masih mau pake kacamata itu?" tanya Ray

"Hm."

"Eum, gini ajah deh kacamata itu kacanya diganti, terus lu tetap gue beliin kacamata baru dan lo pake yang baru, dan pemberian nyokap lu itu lebih baik disimpan ajah biar ga rusak gimana?" ucap Ray panjang lebar

Yuju memikirkannya sejenak. Dan ia pun akhirnya setuju. "Hm, yaudah ini disimpan ajah."

"Good. Lo mau gak kacamata yang ini?" tanya Ray sambil menunjukkan kacamata bewarna putih bening namun ellegant

"Gua coba dulu." ucap Yuju sambil menyocokan di matanya

"Gimana?" tanya Ray

"Nyaman sih framenya tapi ini terlalu keren, gua malu pakenya."

"Astaga cupay! Seharusnya lo malu pas pake kacamata bulet lama itu, sedangkan ini keren malah malu." ucap Ray kesal

"Lo ngatain kacamata pemberian Ibu gua?" tanya Yuju kesal

"Gak gitu,"

Hingga Yuju akhirnya membeli kacamata putih bening tersebut pakai uang Ray---Sebenarnya gadis itu masih mampu untuk membelinya, tetapi Ray kekeh agar memakai uangnya saja, dan mereka pun kembali ke sekolah.

Mereka kayaknya balik ke sekolah buat jalanin hukuman doang, waktu pelajaran selesai mereka baru kembali tanpa sepengetahuan guru.

Saat sekolah sudah sepi, Yuju mencari alat bersih-bersih---Ia mulai membersihkan dari kelas 11-1 terebih dahulu. Yuju sebenarnya mencari Ray, karena cowok itu juga kena hukuman. "Apa dia pulang? Huh... Biarin ajah lah,"

Gadis berkacamata itu mengelap kaca kelas dengan teliti---Ketika sedang fokus dirinya dibuat kaget dengan wajah Ray yang tiba-tiba muncul di jendela.

"Astaga!" Yuju memegang dadanya

Ray hanya senyum manis melihat reaksi cewek itu, "Lo gak cabut ajah? Ngapain capek-capek bersihin kelas?" tanya Ray

"Kan ini tanggung jawab kita. Nih lu pel lantainya!" ucap Yuju sambil ngasih pel-an

Ray cuma natap pel-an itu. Ia coba ngepel tapi tidak sesuai ekspetasi. Yuju malah tertawa melihatnya. "Ih bukan kayak gitu, tapi gini nih." ucap Yuju sambil merebut pel-an dari tangan Ray dan mencotohkan cara mengepel yang benar

"Oh kaya gitu," Ray terpukau

"Coba lagi," ucap Yuju, Ray mencoba mengepel lagi

"Terus ratain sampe bersih." Yuju, Ray pun selesai mengepel. Sekujur tubuhnya sudah dipenuhi air yang mengucur. "Gila susah banget ya ternyata, kalo kayak gini mending gua main basket ajah." ucap Ray ngos-ngosan

Yuju melihat keringat Ray yang bercucuran. Tanpa dia sadari tangannya menyentuh dahi Ray dan mengelap keringat cowok itu---Ray tidak mengelak, biasanya dia gak mau disentuh Yuju secuil pun. Tapi dia malah menatap gadis itu dalam-dalam.

"Woy!" suara tersebut mengagetkan kedua orang yang sedang tatap-tatapan

"Lo ngapain di sini?" tanya Ray

"Ada juga elo yang ngapain di sini? Berduaan tatap-tatapan lagi." ucap Refan

"Ah, jangan salah paham kita lagi bersihin kelas doang kok." ucap Yuju

"Wah parah lu cewek cupay, udah mengkhianati David, kalo dia tau pasti dia marah banget." ucap Refan

"Hah? Marah?" ucap Yuju heran

"Udah deh jangan pura-pura bego." ucap Refan

"Maksud lo apa sih? Gak paham," ujar Yuju

"Ray jelasin lah, udah jelas kalo David suka sama Yuju, masa lo tega ngelakuin ini? Lagian bukannya lo benci Yuju?"

"Apaan sih kagak! Gua kagak suka cewek macem kayak dia." ucap Ray sambil melirik Yuju sinis

"Udah ah gue mau cabut." ucap Refan

"Awas lo kalo bilang yang enggak-enggak ke David!" ancam Ray

"Bodo wleee!" ucap Refan sambil memeletkan lidahnya

"Hish minta ditendang nih anak!" ucap Ray kesal

"Udah. Mendingan kita lanjut bersihin kelas lainnya," ucap Yuju

"Kelas lainnya? Gue males ah, satu kelas ajah udah capek banget." ucap Ray

"Ya terserah lo, tapi itu artinya lo gak bisa bertanggung jawab."

"Jadi orang nyebelin banget ya lu,"

"Eh gua bilang bener, kalo masalah kecil kayak gini lo gak bisa selesain apalagi masalah besar?" jelas Yuju. Ray cuma diam sambil berpikir

"Udah ah gua mao lanjut bersihin kelas lain." ucap Yuju sambil pergi meninggalkan Ray---Ray mau gak mau buntutin Yuju

"Kenapa gak pulang?" tanya Yuju

"Gak, gua mau bersihin semua kelas." ucap Ray yang seketika menjadi gentle, mereka pun rela membersihkan kelas sampai lewatnya jam enam sore

"Mau gua anter pulang?" tanya Ray

"Gak perlu, bisa sendiri kok." jawab Yuju

"Tapi kan ini udah malem bahaya, gua anter ajah udah gak bayar kok."

"Y-yaudah deh," gadis itu pun pulang bareng naik motor ninja milik Ray

"Lu mau berhenti di kafe kemarin lagi?" tanya Ray

"Lu ngomong apa?" Yuju ngomong agak teriak karena tidak kedengeran akibat Ray memakai helm dan suara motor yang berisik itu

"Lu mau berhenti di kafe kemarin?" tanya Ray kedua kalinya

"Oh iya gue udah lama tinggal di situ."

Ray geleng-geleng kepala sampai dia buka kaca helmnya. "LO MAU BERHENTI DI KAFE KEMARIN?"

"Oh, iya di sana." balas Yuju

"Jadi cewek kok budek." ucap Ray pelan

Cewejugamanusiamaz :)

Mereka pun sampai di depan kafe. "Mau mampir dulu?" tawar Yuju

"Boleh, lagian gua males langsung pulang ke rumah gak ngapa-ngapain juga." sahut Ray

Yuju heran melihat keadaan kafe, tidak biasanya gelap dan sepi seperti itu.

"Kok sepi banget di sini?" tanya Ray sambil masuk ke dalam kafe

"Iya, tapi biasanya gak pernah sepi kayak gini. Paling kalo udah mau tutup." sahut Yuju

Mereka pun melihat pemandangan gak enak ketika masuk di dalam sana. Ternyata di dalam ada Mingyu dan pacarnya yang lagi ciuman. Yuju dan Ray sangat terkejut melihatnya.

"Kakak!" Yuju terkejut

Mingyu dan cewek itu pun kompak nengok ke arah Yuju dan Ray---Ray langsung kaget ketika melihat wajah pacar Mingyu. "Jennie?" ucapnya terkejut. Jennie hanya bisa terdiam, di dalam hatinya dia sangat panik.

A Short Time • Choi YujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang